Pernah mendengar nama Pietro Boselli? Pria kelahiran 1988 di Inggris ini memang sempat viral karena dikenal sebagai salah satu dosen muda dengan banyak prestasi. Wajahnya semakin familiar ketika menekuni profesi sebagai model. Padahal sebelumnya Pietro merupakan insinyur dan sempat menjadi dosen Matematika di University College London. Jika di Inggris ada Pietro, bagaimana dengan di Indonesia? Ternyata dosen muda di indonesia yang parasnya mempesona dan ditunjang prestasi segudang cukup banyak di tanah air. Berikut beberapa diantaranya.
Baca juga : Mengenal Sistem Penilaian Angka Kredit Dosen
Indonesia ternyata memiliki banyak dosen yang secara fisik terbilang tampan dan cantik sekaligus masih berusia muda. Sosok mereka bahkan semakin sempurna dengan bekal otak yang encer. Siapa saja dosen muda tersebut?
Sosoknya yang sekilas selalu terlihat santai ternyata akan tampak sangat berbeda ketika sudah mengajar mahasiswa di depan kelas. Umar Zaky oleh mahasiswanya dikenal sebagai dosen yang strict.
Dosen muda satu ini sendiri mengajar di bidang ilmu teknologi dan merupakan lulusan S2 dari Universitas Gadjah Mada. Sebelum meraih S2, Umar memang sudah mulai mengajar sejak lulus S1.
Menurutnya kuliah tidak hanya untuk memperoleh ilmu eksakta melainkan juga untuk meraih ilmu bersosialisasi atau membangun karakter. Maka ia selalu berusaha untuk memberikan ilmu kepada mahasiswanya dengan selalu menjunjung tinggi etika.
Umar juga bercerita berbagai pengalaman menarik yang didapatkannya selama mengajar sebagai dosen. Ia mengaku pernah juga digoda oleh mahasiswinya sendiri, bahkan sempat mendapatkan cap bibir di kertas ujian.
Selain itu sering pula banyak mahasiswa yang langsung tegang ketika dosen muda ini menjadi pengawas ujian. Menurutnya hal ini wajar, karena dia sendiri paham teknik mencontek di kalangan mahasiswa. Sehingga sangat mudah baginya mengetahui mahasiswa mana yang mencontek dan yang tidak.
Dosen muda berikutnya adalah Inaya Rakhmani yang mengajar di Departemen Komunikasi Universitas Indonesia (untuk S1 dan S2). Alumni SMA dari SMAN 70 Jakarta ini merupakan lulusan S1 Komunikasi dari Universitas Indonesia.
Selanjutnya ia memutuskan melanjutkan S2 Media Studies di University of Amsterdam, Belanda. Tidak cukup sampai disitu, Inaya kemudian melanjutkan S3 di Asia Research Centre of Murdoch University di Australia.
Sosoknya dikenal sebagai pribadi yang cantik, pintar, aktif, dan sudah mengantongi gelar Doktor. Pantas rasanya jika dosen muda satu ini dikenal luas di kalangan akademisi.
Inaya mengaku tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk mengajar sebagai dosen, hal ini terjadi begitu saja. Saat baru lulus S1 dirinya diminta untuk mengajar dan untuk mahasiswa yang hanya terpaut 2 tahun saja di bawahnya.
Pengalaman tersebut ternyata tidak membuatnya gagap dalam mengajar, diakuinya malah mendapatkan suasana kelas dengan isi kegiatan sharing ilmu dan pengalaman. Dirinya juga mengaku lebih menyukai mahasiswa yang aktif bertanya, jadi jika menjadi salah satunya silahkan speak up di kelas ya!
Teraya merupakan salah satu dosen di Universitas Indonesia yakni untuk S1 Program Studi Inggris. Sekaligus mengajar S2 untuk Program Studi Kajian Wilayah Amerika di universitas yang sama.
Teraya sendiri merupakan alumni dari Prodi Inggris di kampus dimana saat ini dia mengajar. Sedangkan gelar S2 didapatkannya dari San Francisco State University melalui program S2 Asian American Studies.
Berbeda dengan dosen muda Inaya Rakhmani yang mengajar tanpa direncanakan sebelumnya. Teraya mengaku justru sejak masih kuliah sudah memiliki keinginan untuk menjadi dosen.
Penerima beasiswa Fulbright ini mengaku alasan kenapa ingin menjadi dosen adalah karena menyukai interaksi dengan mahasiswa. Alasan yang klise memang, namun alasan ini ternyata membuatnya menjadi dosen profesional.
Satu lagi dosen muda yang dimiliki oleh Universitas Indonesia, yakni Octa Ramayana yang mengajar di Vokasi Penyiaran Universitas Indonesia. Dirinya sendiri merupakan lulusan dari jurusan tersebut, yakni mengambil D3.
Selanjutnya Octa kemudian melanjutkan ekstensi S1 Komunikasi Massa di Universitas Indonesia juga. Sedangkan untuk gelar S2 didapatkannya dari The Hague University, Belanda. Yakni untuk jurusan S2 Master International Communications Management.
Dulunya Octa mengaku tidak ada keinginan untuk menjadi dosen, sampai suatu ketika ia mendengarkan pidato dari Anies Baswedan di acara TEDx. Saat itu Gubernur DKI Jakarta ini membahas tentang Indonesia Mengajar, merasa tersentil kemudian dirinya memutuskan untuk menjadi dosen.
Melihat profil beberapa dosen muda di atas, apakah kamu tertarik untuk menjadi salah satunya? Tidak ada salahnya dicoba, selain sebagai profesi juga bisa dijadikan media untuk mengabdi kepada masyarakat.
Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono
sumber: https://rencanamu.id/post/profil/yuk-kenalan-sama-empat-dosen-kece-ini
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…