Dosen yang dikenal sebagai ilmuwan berjasa di bidang pendidikan tertinggi ini kadang memiliki kehidupan unik dan menarik untuk diperbincangkan. Bahkan kebiasaan-kebiasaan dosen sering kali menjadi perhatian para mahasiswanya, baik dalam hal cara mengajar, ataupun joke yang sering dilontarkan dalam selingan di kelas.
Profesi sebagai Dosen atau Guru Besar serta Profesor tidak selalu dijalani orang yang telah lanjut usia. Buktinya mulai banyak dosen yang telah berprestasi dan terampil mengajar di usia muda.
Dari sanalah terdapat perbedaan kontras antara Dosen generasi muda dengan dosen generasi lanjut atau kamu dapat menyebutnya sebagai Guru Besar, diantaranya sebagai berikut :
Hari senin dan kamu harus kuliah pagi, mungkin kamu akan bersantai jika dosen pengajar adalah Guru Besar, lain halnya jika dosen muda yang mengajar. Stamina dan semangat dosen muda untuk mengajar masih tinggi, berbeda dengan guru besar yang sering mengulur waktu lebih banyak.
Sadar ataupun tidak sadar, kadang kebiasaan dosen yang satu ini sudah kamu ketahui lebih dulu sebelum kamu sendiri mengalaminya. Untuk itu kadang dosen muda dikeluhkan oleh para mahasiswanya karena memulai kuliah tepat waktu, bahkan tanpa toleransi.
Jika kasusnya hanya terlambat tanpa sanksi, kamu masih dapat bernafas lega, tapi sebaliknya jika dosen langsung mematenkan aturan kelasnya, maka kehidupan mahasiswa tidak akan aman lagi.
Ontime juga menjadi tuntutan tersendiri bagi mahasiswa, karena sangat terpaku pada aturan dan kurikulum yang berlaku.
Oleh karena semangatnya dalam membangun dan menerapkan sikap disiplin baik secara umum kepada mahasiswanya ataupun secara khusus bagi dirinya sendiri, maka dosen muda sering kali menerapkan aturan-aturan yang merepotkan untuk kelasnya.
Kreatifitasnya dalam mengajar sering kali mendapat apresiasi tersendiri bagi para peserta didiknya. Kreatifitas dosen muda patut dicungi jempol karena ide-ide segar masih mengalir deras dipikirannya.
Membangun suasana kelas senyaman mungkin memang tidaklah mudah, hanya dosen-dosen yang memiliki kreatifitas tinggilah yang dapat menyulap kelas menjadi tempat yang sangat menyenangkan untuk belajar dan berdiskusi. Keahlian inilah yang biasanya hanya diperoleh dari dosen muda.
Kegiatan belajar mengajar dalam kelas tidak terkesan monoton dan boring dengan dosen muda. Karena pada umumnya dosen muda sering kali menyelami kehidupan mahasiswanya, berusaha memposisikan diri sedekat mungkin dengan mahasiswanya.
Sehingga dapat mengetahui bagaimana metode yang paling baik untuk membangun kelas yang menyenangkan bagi peserta didiknya.
Namun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi Guru Besar yang bergelar professor menerapkan metode yang tak kalah kreatifnya dari dosen muda, karena pengalamannya dalam mengajar memang lebih banyak.
Keberhasilannya dalam membangun suasana kelas yang menyenangkan bagi mahasiswanya, waktupun akan terasa lebih cepat berakhir.
Waktu 200 menit yang kadang dirasakan sangat lama jika belajar dengan Guru Besar, maka akan terasa berbeda jika kamu belajar bersama dosen muda. Metode belajar yang kadang diselingi dengan intermezzo dan joke membuat suasana kelas tidak kaku dan monoton.
Dibanyak kasus, dosen muda selalu mendapat perhatian lebih kepada para mahasiswanya karena idenya yang dapat membangkitkan semangat dikelas. Kadang dosen muda dapat menghabiskan waktu dikelas selama 200 menit lamanya tanpa adanya perasaan bosan para mahasiswa.
Pengalaman merupakan guru terbaik dalam hidup. Begitu juga dengan dosen muda yang dalam hal ini berpengalaman dalam memperjuangkan gelarnya didunia pendidikan.
Mengenai pengalamannya yang juga pernah menjadi mahasiswa, mengenai perjuangannya mendapatkan nilai terbaik, perjuangannya dalam meraih gelar yang semua itu masih sangat jelas terekam dalam ingatannya.
Dosen muda sangat mengerti dengan kondisi mahasiswanya dalam menghadapi gempuran tugas. Dari sanalah kadang menjadi hal yang paling membedakan antara strategi mengajar dari dosen muda dengan Guru Besar.
Tugas yang diberikan hanya berupa ulasan dari beberapa hal yang telah disampaikan. Bentuk soal yang digunakan juga masih tidak terpaut jauh dengan contoh soal yang diberikan.
Berbeda halnya dengan guru besar yang selalu menginginkan mahasiswanya dapat menyelesaikan persoalan pengembangan yang ada di lingkungan masyarakat. Guru besar juga selalu menuntut kesempurnaan dalam setiap tugas-tugas yang diberikan.
Ilmu yang semakin tinggi dan terfokus pada pengembangan penelitianya, maka disana peran seorang Guru Besar dalam melahirkan mahasiswa terdidik yang kadang dituntut untuk menjadi sepertinya, seorang ilmuwan merupakan salah satu strateginya dalam mengajar.
Metode mengajarnya yang menerapkan prinsip adaptasi menjadi cirri khas yang selalu ada pada diri seorang dosen muda. Dosen muda selalu berusaha memantaskan diri, mendekatkan dirinya kepada mahasiswa.
Mengakrabkan diri kepada peserta didik menjadi metode tersendiri supaya mendapat tempat di tengah-tengah mahasiswanya. Dengan adanya metode adaptasi ini, mahasiswa menjadi lebih antusias dalam menggali setiap ilmu dari dosen muda.
Bahkan, mahasiswa tidak segan untuk segera bertanya mengenai suatu hal yang belum diketahuinya. Dalam hal ini tentu saja mahasiswa diharuskan tetap berlaku sopan dan hormat kepada dosennya.
Berbeda dengan interaksi mahasiswa dengan Guru Besar, mereka cenderung segan dan takut untuk bertanya. Kesan kaku dan dasar ilmu yang terlalu tinggi membuat mahasiswa berpikir dua kali dalam mengajukan pertanyaan dalam forum diskusi sekalipun.
Bukannya semakin paham, kamu juga kadang dibuat semakin bingung dengan teori-teori yang belum kamu ketahui sebelumnya.
Hal itulah yang menyebabkan kamu akan lebih sering memilih berdiskusi bersama dosen muda. Selain karena jarak usia yang tidak terpaut jauh yang artinya pengalamannya dalam bidang pendidikanpun tidak berbeda jauh denganmu.
Selain karena beberapa ide dan pemikiran yang muncul juga masih sejalan, tidak jauh berkembang dan terlalu rumit. Pembawaannya yang terkesan santai dan easy going membuat dosen muda selalu menjadi favorite dalam dunia pendidikan tinggi.
Perbedaan antara Guru Besar dan dosen muda ini sebenarnya telah kamu sadari dan kadang menjadi perhatian tersendiri bagi para mahasiswanya. Namun demikian perbedaan bukanlah sesuatu hal yang perlu diperdebatkan.
Pada dasarnya seorang dosen memiliki tujuan yang sama, yaitu membentuk insan terdidik yang akan berperan membangun negeri.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…