Sebagai dosen, tentu saja kamu sering bertemu dengan kolega dosen, bukan? Baik dalam proses perkuliahan, maupun dalam kegiatan-kegiatan lainnya yang masih ada hubungannya dengan kampus. Kadang otak isengmu juga sering membicarakan dan membanding-bandingan dosen satu dengan yang lainnya. Bahkan salah satu dosen di kampusmu bisa saja menjadi tokoh idola atau tokoh dosen inspiratif bagi hidupmu.
Kamu tentu memiliki kriteria dan alasan khusus mengapa seorang dosen bisa menjadi sangat kamu idolakan. Bisa karena mereka sangat pintar, memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, sikapnya ramah, atau bahkan hanya karena masalah penampilan fisik semata.
Tahukah kamu kalau dosen-dosen asal Indonesia ini juga memiliki kriteria khusus yang layak untuk dijadikan dosen idola? Iya, mereka kece. Kece? Kece dalam hal ini maksudnya adalah mereka bukan hanya pintar dalam bidang masing-masing, tapi juga mampu memanfaatkan kecerdasan yang dimiliki untuk hal-hal yang positif.
Gimana nggak kece coba? Mereka bukan hanya pintar mengajar, tetapi juga memberikan kontribusi aktif terhadap banyak kegiatan yang manfaatnya untuk orang banyak. Sudah puluhan buku dihasilkan dari ide dan pemikiran-pemikiran mereka. Barangkali kamu adalah salah satu penikmat dari buku-buku mereka. Dan bagi kamu yang sedang menempuh proses penyusunan skripsi, barangkali tulisan mereka cocok untuk referensi judulmu.
Penasaran siapa saja dosen inspiratif nan kece asal Indonesia? Let’s check it out!
Mendapatkan gelar doktor di usia 37 tahun dengan 3 gelar fellow award dari academic society, membuat sosok ini layak disematkan predikat ‘dosen kece’ Indonesia. Bahkan beliau, yang memiliki panggilan akrab Soetanto, mendapatkan dana untuk melakukan penelitian dari pemerintah Jepang dan Amerika sebesar US$23 juta. Wow, amazing!
Tapi Guys, untuk mencapai prestasi segemilang itu, Soetanto muda juga pernah melewati masa-masa sulit dalam kehidupannya. Mulai dari sekolahnya yang ditutup ketika terjadi konflik politik tahun 1965, sehingga dia hanya bisa menamatkan sekolahnya sampai kelas 1 SMA.
Soetanto juga pernah bekerja di toko elektronik milik kerabatnya. Dari hasil kerja keras yang dikumpulkannya susah payah, dia nekat berangkat ke Jepang untuk mendalami ilmu elektronika.
Baru pada tahun 1977, Soetanto berhasil menjadi mahasiswa fakultas teknik di Universitas Tokyo. Tapi dalam mencapai hingga ke proses itu juga tak mudah. Dia dipandang sebelah mata hanya karena dia berasal di Indonesia. Menurut orang-orang Jepang, orang Indonesia tak bisa apa-apa dan tidak akan mampu belajar di Jepang. Tapi, Soetanto membuktikan bahwa dirinya bisa dan layak.
Kini, Profesor Dr. Ken Soetanto merupakan warga negara Indonesia yang menjadi guru besar di Jepang. Sudah banyak sekali penghargaan yang dia dapatkan. Selain, Outstanding Achievement Award dari PAN Association of Greater Philadelphia, beliau juga meraih predikat professor riset terbaik dan professor mengajar terbaik dari Toin University of Yokohama. He’s great, isn’t he?
Siapa yang tidak kenal dengan sosok dosen inspiratif yang satu ini? Atau, malah kamu adalah salah satu fans berat sosok yang bernama lengkap Anies Rasyid Baswedan ini? Beliau merupakan ketua yayasan Indonesia Mengajar, sebuah program kece yang melibatkan orang-orang berdedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan Indonesia.
Karena berhasil menginspirasi lewat Indonesia Mengajar, membuat Anies dipilih untuk menerima penghargaan The Golden Awards. Selain penghargaan tersebut, sudah banyak penghargaan lain yang diterima atas kontribusinya di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya, antara lain:
Dan, masih banyak lagi penghargaan yang diperolehnya.
Atas kontribusi besarnya di bidang pendidikan, saat ini beliau dipercayakan untuk menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. For your information, Anies Baswedan pernah menjadi rektor termuda Universitas Paramadina. Saat itu, usianya baru 38 tahun.
Sosok dosen inspiratif yang satu ini merupakan dosen terbaik di Fakultas UI loh! Sebelum mengajar, beliau memulai karir sebagai reporter spesialis bidang ekonomi dan bisnis untuk Majalah Promosi Kadin Jaya. Kemudian, beliau juga sempat mencicipi pekerjaan sebagai reporter untuk Kompas Gramedia sebelum berganti pekerjaan lagi sebagai konsultan bisnis di PT Djemat, Samhano dan Partners.
Prof. Rhenald Kasali baru resmi bergabung menjadi dosen ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1983. Beliau juga merupakan ketua Program Magister Manajemen Universitas Indonesia.
Selain sibuk mengajar, beliau juga menulis beberapa buku yang sudah diterbitkan di seluruh Indonesia. Beberapa buku yang ditulis oleh Rhenald Kasali, antara lain: Mutas DNA Powerhouse, Marketing in Crisis, Sembilan Fenomena Bisnis, Change!, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting dan Positioning, Cracking Zone, dan masih ada beberapa yang lainnya.
Oh iya sebelum ketinggalan, Prof. Rhenald Kasali merupakan host untuk acara Wirausaha Muda Mandiri yang tayang di Metro TV. Masih kurang kece apalagi coba?
Familiar dengan istilah MESTAKUNG (Semesta Mendukung) dan pembelajaran GASING (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan)? Nah, inilah sosok dibalik istilah-istilah tersebut. Prof. Yohanis Surya adalah guru besar fisika Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Merupakan pendiri Surya Institute yang sudah bekerja sama dengan pemerintah daerah, World Vision International, dan lembaga Indonesia untuk mempersiapkan siswa-siswa terpilih dari daerah di Papua untuk mengikuti olimpiade sains dan matematika tingkat nasional, bahkan internasional.
Beliau bekerja sama dengan pemda daerah-daerah tertinggal untuk menerapkan pembelajaran matematika dengan metode GASING, sehingga anak-anak di daerah terpencil tersebut mampu belajar matematika dengan mudah. Metode tersebut terbukti efektif karena hanya membutuhkan waktu 6 bulan, anak-anak itu mampu menguasai matematika.
Beliau memiliki mimpi yang sangat mulia, yaitu mendidik anak-anak Indonesia di daerah tertinggal. Dia percaya suatu saat nanti, anak-anak itu bisa menjadi doktor yang tersebar di seluruh negeri. Maka di masa depan, Indonesia akan terbebas dari bencana kebodohan dan bisa menjadi negara maju. Say amin dong, Guys!
Merupakan dosen teknik Geodasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Laki-laki asal Bali ini tercatat telah menghasilkan kurang lebih 200 karya, baik dalam bentuk buku, artikel, jurnal, makalah dan lainnya. Banyak tulisannya yang dimuat dalam media-media kenamaan negeri ini, seperti Kompas, The Jakarta Post, Suara Pembaruan, Suara Merdeka, dan masih banyak lagi yang lain.
Selain memiliki aktifitas mengajar, beliau juga aktif dalam organisasi mulai yang berskala nasional sampai internasional. Beberapa organisasi yang digelutinya adalah Committee member of Indonesian General Election 2009, United Nations – Nippon Foundation Fellowship Alumni Representative, President of Wollongong University Student Association, dan Secretary of the Balinese Community of NSW, Australia.
Beberapa tokoh dosen inspiratif di atas bisa banget kamu jadikan tokoh yang menginspirasi, bukan? Bukan hanya gemilang dalam bidang akademik, tapi juga berkontribusi positif untuk masyarakat Indonesia. Siapa tahu beberapa tahun kedepan Kamu yang jadi inspirasi bagi dosen-dosen yang lain.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…