Masih ingatkah Anda kabar Choirul Anam yang memperoleh Best Paper Award pada 2017 lalu? Dosen Universitas Diponegoro (Undip), Semarang ini kembali mengukuhkan dirinya sebagai dosen berprestasi. Ia berhasil menerima penghargaan Outstanding Reviewer Award 2019. Penasaran dengan kisahnya? Simak berikut ini.
Sebelum menerima penghargaan bergengsi ini, Dr. Choirul Anam, M.Si berhasil mendapatkan Best Paper Award 2017. Dalam pertemuan ilmiah Asosiasi Fisikawan Medis Asia Tenggara atau disingkat SEACOMP yang digelar di Kota Iloilo, Fillipina pada 1-3 Desember 2017, dosen berprestasi ini tampil memukau.
Ia mempresentasikan tentang cara baru menampilkan citra CT secara lebih baik dan lebih cepat. Karya yang dipaparkan olehnya berjudul Development and Potential Application of Multiple Windows for CT Image Representation: A Preliminary Study. Pemaparannya tersebut membawa Choirul sebagai pemenang Best Paper Award.
Pada tahun yang sama, staf pengajar Fisika Undip ini menerima penghargaan berskala internasional yakni The Best Medical Imaging Article in 201 dari Asosiasi Fisikawan Medis Amerika (AAPM). Asosiasi ini merupakan asosiasi ilmiah terbaik di dunia bidang Fisika Medis. Terhimpun lebih 8000 ilmuwan fisikawan medis.
Nah, di tahun 2019, ia meraih perghargaan lagi. Seperti yang telah disebutkan di awal. Ia menerima Outstanding Reviewer Award. Nah, penghargaan ini merupakan penghargaan kedua bagi Choirul sebagai reviewer. Sebelumnya dosen berprestasi ini menerima penghargaan serupa, namun dari jurnal berbeda yakni Physics in Medicine and Biology (PMB). Sekarang, apakah yang dimaksud dengan Outstanding Reviewer Award?
Melalui pers rilis, Universitas Diponegoro mengumumkan kabar membanggakan ini. Tepatnya April 2020, Jurnal Biomedical Physics and Engineering Express (BPEX) yang diterbitkan oleh Instiute of Physics (IOP) menyebutkan sejumlah nama ilmuwan dunia yang mendapatkan perhargaan ini. Pemilihan reviewer terbaik ini berdasarkan performa reviewer dalam berbagai jurnal internasional yang diterbitkan oleh IOP.
BPEX merupakan jurnal internasional bereputasi yang menerbitkan hasil penelitian bidang fisika medis dan teknik biomedis. Pada tahun 2019, BPEX masuk sebagai jurnal dengan kualifikasi Q2 dengan impact faktor 1.10. Paper yang dipublikasikan oleh BPEX direview dengan ketat oleh para ahli bidang masing masing. Kemudian kualitas hasil review dinilai oleh tim ahli dari IOP untuk mendapatkan reviewer award.
Secara detail, penghargaan diberikan kepada Dr. Qingzhi Wu dari Wuhaan University of Technology sebagai Reviewer of the Year dan 18 ilmuwan lain dengan predikat Outstanding Reviewer. Penghargaan Outstanding Reviewer diberikan kepada:
Dr. Choirul Anam, Universitas Diponegoro, Indonesia.
Dr. Kenneth Foster, University of Pennsylvania, United States.
Dr. Chih-Kun Hsiao, I Shou Univ, Taiwan.
Dr. Cheng-Sheng Huang, National Chiao Tung University, Taiwan.
Dr. Julian Liu, Cancer Centre London, United Kingdom.
Dr. Marco Pinto, LMU, Germany.
Dr. Ivan Rosado-Mendez, Universidad Nacional Autonoma de Mexico Instituto de Fisica, Mexico.
Prof. Dr. Vijayavenkataraman Sanjairaj, New York University – Abu Dhabi Campus, United Arab Emirates.
Dr. Helmut Schlattl, Helmholtz Zentrum Muenchen Deutsche Forschungszentrum fuer Gesundheit und Umwelt, Germany.
Dr. Xiaowen Shi, LBNL, United States.
Dr. Nirmal Soni, Philips Healthcare – USA, United States.
Dr. Ramesh Subbiah, Oregon Health & Science University, United States.
Dr. Maria Tanzi, Politecnico di Milano, Italy.
Dr. Citlalli Jessica Trujillo-Romero, ErasNational Institute of Rehabilitation, Mexico.
Dr. Heikki Vaananen, Aalto University, Finland.
Dr. Anita Verma, Kirorimal College, India.
Dr. Zachary Vesoulis, Washington University in Saint Louis School of Medicine, United States.
Choirul Anam merupakan satu satunya dosen Indonesia yang mendapatkan penghargaan. Namanya bersanding dengan dosen-dosen lain dari beragam negara diantaranya Taiwan, Inggris, Uni Emirat Arab, Italia, India, Amerika Serikat, Meksiko, dan Jerman.
Prestasi Choirul ini tentunya membawa kebanggaan tersendiri untuk Universitas Diponegoro. Universitas tempatnya bekerja ini pun semakin mendukung kegiatan dan karya dosen maupun mahasiswa baik di nasional atau internasional.
Apakah kisah Choirul Anam ini menginspirasi Anda? Yuk jadi dosen berprestasi dengan meningkatkan kualitas profesi dosen dengan karya.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…