Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi dosen, karena DOI ini diperlukan untuk mengisi sejumlah data. Misalnya data kelengkapan publikasi saat pengajuan kenaikan jabatan fungsional melalui SISTER.
Oleh sebab itu, penting sekali untuk memahami apa itu DOI dan bagaimana cara mengecek atau mendapatkannya. Sehingga saat sewaktu-waktu dibutuhkan, tidak ada kendala dan bisa mempergunakan DOI tersebut sesuai ketentuan.
Namun, tidak semua jurnal memberikan DOI untuk setiap artikel yang diterbitkan. Hal ini tentu menjadi perhatian para dosen maupun mahasiswa. Sebab secara umum, tanpa DOI pun publikasi di suatu jurnal tetap diakui kredibilitasnya. Lalu, seberapa penting punya riwayat publikasi dengan DOI di dalamnya?
Dikutip dari buku berjudul Urus DOI Tanpa Ribet karya Happy Chandraleka (2016), DOI (Digital Object Identifier—Pengenal Objek Digital) adalah alat pengenal permanen yang digunakan pada suatu dokumen elektronik, yang tidak berhubungan dengan lokasi benda tersebut sekarang.
Melalui definisi tersebut, maka bisa dipahami bahwa DOI tidak hanya ditemukan pada artikel ilmiah yang dipublikasikan di sebuah jurnal. Melainkan juga dimiliki oleh publikasi lain dalam format digital, misalnya buku elektronik.
Format umum dari DOI jurnal dan DOI publikasi digital lain adalah sebagai berikut:
10.xxxx/abc12345
Contohnya:
https://doi.org/10.24252/psb.v7i1.24229
DOI bisa dianalogikan seperti nomor identitas di Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Indonesia. Sebab sifatnya unik, yang satu kode DOI hanya dimiliki satu publikasi berbasis digital. Bentuknya sekilas mirip link URL, sebab ketika di klik maka akan langsung membuka tab baru di browser. Tab baru ini akan menampilkan publikasi tersebut.
Namun, tentu keduanya berbeda. DOI bisa disebut sebagai tautan ke tempat publikasi digital yang bersifat permanen. Meskipun publikasi tersebut dipindah ke website lain dengan domain berbeda. Maka ketika di klik tetap akan menampilkan publikasi tersebut.
Berbeda dengan link URL, jika nama domain diubah. Maka otomatis tidak bisa diakses. Begitu pula saat publikasi digital dipindah, dihapus, dan sebagainya. Maka semua orang kehilangan akses di publikasi tersebut.
Keunikan sekaligus kelebihan DOI inilah yang membuatnya menjadi data publikasi yang sering diminta. Seperti data riwayat publikasi yang dimiliki dosen saat pelaporan BKD maupun pengajuan kenaikan jabfung di SISTER. Biasanya wajib mencantumkan DOI jurnal yang sudah dipublikasikan dan ingin masuk ke ajuan atau laporan.
Selain itu, saat menjadikan suatu artikel di jurnal ilmiah sebagai rujukan. Maka ketika masuk ke daftar pustaka, penulis tidak mencantumkan Link URL jurnal. Melainkan mencantumkan DOI dari jurnal tersebut.
Baca Juga: Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan
Hal penting berikutnya adalah mengenai penting tidaknya DOI jurnal. Seperti penjelasan sekilas di awal, tidak semua jurnal memiliki DOI untuk setiap artikel ilmiah yang sudah diterbitkan. Alasannya beragam, diantaranya adalah:
Meskipun tanpa DOI, publikasi ke sebuah jurnal tetap tidak kehilangan kredibilitasnya. Sebab, kredibilitas jurnal itu sendiri yang akan menentukan kualitas dan kredibilitas setiap artikel yang diterbitkan.
Selain itu, DOI jurnal tidak diurus sendiri oleh penulis. Melainkan diurus oleh pihak pengelola jurnal ke lembaga pengelola DOI. Jadi, jika Anda dosen, mahasiswa, atau yang lainnya dan membutuhkan DOI dari publikasi ke jurnal. Wajib memastikan jurnal tersebut mengurus DOI.
Lalu, apakah memang memiliki DOI pada publikasi jurnal tidak penting? Jawabannya adalah tetap penting dan bisa memprioritaskan jurnal yang menyediakan DOI. Berikut adalah beberapa fungsi sampai manfaat yang menunjukan arti penting DOI pada jurnal ilmiah:
Arti penting yang pertama dari DOI jurnal adalah menjadi identitas unik dan permanen. Seperti penjelasan di awal, DOI sifatnya unik dan hanya dimiliki satu publikasi berbentuk digital.
Sifat ini membuat artikel yang dimiliki tidak akan tertukar dengan artikel ilmiah lain. Baik pada jurnal yang sama maupun berlainan. Anda pun bisa memastikan akurasi akses ke tautan DOI tersebut.
Sementara untuk sifatnya yang permanen, DOI bisa disebut sebagai “identitas unik yang abadi”. Sebab akan memberi akses selamanya ke pembaca ke artikel jurnal. Meskipun sudah terbit 5 atau 20 tahun yang lalu, pembaca tetap bisa mengakses artikel dengan mengklik DOI.
Arti penting yang kedua adalah memberi kemudahan akses kepada pembaca artikel ilmiah pada jurnal. Sebab DOI ini bukan ISSN yang dimiliki sebuah jurnal, melainkan dimiliki satu artikel. Jika satu jurnal memiliki 100 artikel, maka di dalamnya ada 100 DOI yang berbeda untuk masing-masing artikel tersebut.
Bermodalkan DOI, maka akses ke artikel yang dimaksud bisa lebih cepat dan tepat. Lain halnya jika hanya diberi link URL ke website resmi jurnal. Maka perlu direpotkan dengan mencari artikel yang sesuai kebutuhan.
Belum lagi dengan resiko tempat artikel tersebut diubah, dimana doain ikut berubah. Meskipun masih dipublikasikan di website yang sama, jika diakses di link URL yang sama. Maka akan gagal membuka artikel ilmiah tersebut.
Arti penting yang ketiga adalah DOI jurnal bisa meningkatkan kredibilitas jurnal itu sendiri. Meskipun DOI tidak wajib dan tidak selalu menunjukan jurnal kredibel atau tidak. Sehingga masih ada jurnal kredibel yang tidak memiliki DOI.
Namun, jika suatu jurnal memiliki DOI untuk semua artikel ilmiah yang dipublikasikan. Maka dipastikan jurnal tersebut kredibel. Secara sederhana, jurnal tanpa DOI masih mungkin merupakan jurnal kredibel. Namun, jurnal dengan DOI pasti jurnal kredibel.
Kepastian ini terjadi karena DOI hanya bisa diurus oleh pengelola jurnal resmi dan paham prosedur. Pihak lembaga pengelola DOI juga akan mengecek reputasi dari jurnal yang melakukan pengajuan. Jadi, jika DOI sudah diterbitkan maka artinya jurnal tersebut kredibel.
Arti penting DOI jurnal berikutnya adalah memudahkan proses pengutipan. Pada saat peneliti ingin menjadikan suatu artikel pada jurnal sebagai referensi. Maka tentu ingin mengakses artikel tersebut.
Keberadaan DOI membantu peneliti ini mengakses artikel yang tepat dan sesuai kebutuhan sejak awal. Sehingga menggunakan rujukan yang tepat dan relevan dengan kebutuhan tanpa resiko tertukar dengan artikel ilmiah lain.
Arti penting berikutnya dari DOI pada jurnal ilmiah adalah memudahkan proses indeksasi di database kredibel. Secara umum, database terkemuka seperti Scopus, WoS, dan bahkan Google Scholar memilih jurnal kredibel. Terutama yang memiliki DOI.
Jadi, jika Anda memilih publikasi ke jurnal yang memberikan DOI pada artikel terbitannya. Maka publikasi Anda lebih mudah terindeks di database bereputasi. Hal ini tentu berdampak baik bagi reputasi publikasi ilmiah Anda.
Arti penting selanjutnya adalah DOI jurnal bisa mendukung peningkatan jumlah pembaca, sitasi, dan dampak publikasi yang dilakukan. Hal ini terjadi karena jurnal yang mengurus DOI dipandang lebih kredibel.
Sehingga ada lebih banyak orang yang tertarik membaca dan menjadikan artikel ilmiah di dalamnya sebagai rujukan. Apalagi jika terindeks database bereputasi, maka sudah tentu jumlah pembaca dan jumlah sitasi menjadi lebih tinggi. Hal ini menunjukan dampak publikasi yang dilakukan sudah optimal.
Arti penting berikutnya dari DOI pada jurnal ilmiah adalah memudahkan verifikasi. Misalnya saat dosen menyusun laporan BKD dan pada laporan publikasi ilmiah diminta mencantumkan DOI di jurnal.
Maka dengan adanya DOI, otomatis proses pemeriksaan dan penilaian oleh asesor lebih lancar. Sebab data lengkap dan ketika DOI di klik, asesor bisa langsung mengakses artikel ilmiah yang dipublikasikan dosen tersebut.
Pahami alur publikasi jurnal dan bisa cepat beralih ke jurnal lain saat jurnal ditolak:
Pada beberapa kondisi dan situasi, seseorang perlu mengecek DOI jurnal. Misalnya seperti dosen yang perlu mengisi data publikasi jurnal ilmiah saat pelaporan BKD maupun pengajuan kenaikan jabatan fungsional.
Menariknya, mengecek DOI dari jurnal tidak susah dan bahkan ada banyak pilihan cara. Berikut beberapa diantaranya:
Jika Anda memiliki DOI suatu jurnal dan ingin mengaksesnya. Maka bisa menggunakan DOI Resolver. DOI Resolver adalah layanan online yang memungkinkan Anda untuk mengakses dokumen atau artikel ilmiah dengan menggunakan DOI.
Cara ini biasanya dilakukan untuk mengecek DOI yang dicantumkan pada metadata publikasi sudah benar atau belum. Jadi, tinggal mengakses website resmi suatu DOI Resolver, misalnya di DOI.org di tautan berikut https://doi.org/. Selanjutnya tinggal masukan DOI di kolom yang disediakan, maka sistem akan mengarahkan ke artikel pemilik DOI tersebut.
Cara kedua untuk mengecek DOI jurnal adalah lewat database jurnal ilmiah. Misalnya Scopus atau bisa juga Google Scholar. Gunakan layanan pencari jurnal yang disediakan, Anda bisa memakai pencarian berdasarkan aspek yang relevan.
Misalnya di Scopus, pencarian bisa berdasarkan judul artikel. Maka silahkan ketik judul artikel di kolom yang disediakan. Maka Scopus akan menampilkan data dari artikel di jurnal ilmiah tersebut. Termasuk tautan ke artikel lewat DOI. Silahkan di klik untuk mengetahui detail DOI-nya.
Cara ketiga adalah mengecek di website resmi jurnal dimana artikel ilmiah diterbitkan. Semua jurnal biasanya sudah memiliki website resmi. Semua artikel yang terbit akan ada di website tersebut.
Misalnya, dosen mempublikasikan artikel di jurnal Kesmas yang dikelola oleh Universitas Indonesia. Maka bisa mengunjungi website resminya di https://scholarhub.ui.ac.id/kesmas/. Kemudian tinggal mencari artikel yang relevan dan membukanya, maka akan tampil DOI artikel ilmiah tersebut.
Cara yang keempat untuk mengecek DOI jurnal adalah menggunakan tools manajemen referensi. Misalnya seperti Mendeley maupun tools lain dengan fungsi sejenis.
Jika Anda tidak memiliki versi aplikasi di desktop, maka bisa mengakses Mendeley. Pada halaman utama, silahkan ketik judul artikel di kolom yang disediakan.
Sistem di Mendeley akan menampilkan data publikasi artikel ilmiah tersebut. Termasuk mencantumkan data DOI-nya. Sehingga DOI sudah didapatkan dan bisa langsung disalin ke tab maupun dokumen lain sesuai kebutuhan.
Cara terakhir untuk mengecek DOI sebuah jurnal adalah lewat browser atau mesin pencari. Misalnya lewat Google. Anda bisa mengetik DOI jika sudah memiliki DOI dari artikel yang ingin dirujuk.
Namun, bisa juga mengetik judul artikel yang akan dirujuk di kolom pencarian. Maka Google akan menampilkan data ke tautan website dimana artikel tersebut berada. Silahkan di klik, maka akan masuk ke website dimana artikel tersebut dipublikasikan. Tinggal mencari informasi mengenai DOI-nya.
Cara melihat DOI jurnal sesuai penjelasan di atas tentunya diketahui sangat mudah. Kuncinya adalah bisa mengakses artikel ilmiah yang ingin dirujuk atau di cek DOI-nya. Anda harus jeli karena posisi DOI antara satu website dengan website lain berbeda. Jadi, silahkan scroll terus ke bawah sampai mendapatkan data DOI yang dibutuhkan.
Selain dari 5 cara di atas, masih ada satu cara lagi untuk melihat atau mengecek DOI jurnal, yaitu melalui Google Scholar. Berikut cara melihat DOI jurnal di Google Scholar:
Jika sudah mencoba beberapa cara di atas dan DOI jurnal tidak ditemukan, maka apa yang harus dilakukan? Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Pertama, jurnal tersebut memang tidak memiliki DOI.
Kedua, ada kesalahan dalam penulisan DOI. Jadi silahkan di cek kembali apakah DOI dan judul artikel yang diketik saat mengecek DOI sudah benar. Silahkan melakukan pengecekan DOI tersebut di website resmi jurnal. Bisa jadi Anda menyalin DOI yang kurang lengkap sehingga tidak ditemukan.
Penyebab ketiga, ada masalah metadata. Misalnya pengelola jurnal belum memasukan data DOI di artikel Anda, sehingga DOI tidak bisa ditemukan. Maka bisa menghubungi pihak pengelola jurnal untuk memastikan. Sekaligus mengajukan permintaan untuk segera melengkapi metadata di artikel ilmiah Anda.
Penyebab keempat, jika Anda mencari DOI melalui DOI Resolver. Maka ada kemungkinan website DOI Resolver bermasalah sehingga tidak bisa menemukan DOI yang diketik atau metadata lain. Selain itu, bisa juga dipengaruhi jaringan internet. Maka wajib memastikan internet dalam kondiis stabil.
Berhubung penyebab DOI tidak ditemukan memang cukup beragam. Maka perlu dipastikan dulu apa yang menjadi penyebabnya. Jadi, jangan sampai dilakukan buru-buru karena justru memperbesar resiko terjadi kesalahan input data DOI.
Mencegah adanya masalah terkait DOI jurnal, seperti tidak bisa ditemukan. Maka penting bagi peneliti dan akademisi untuk teliti dalam memilih jurnal. Utamakan jurnal yang kredibel dan memang mengurus DOI untuk semua artikel yang diterbitkan.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…