fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Pengertian Data Penelitian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkapnya

data penelitian

Dalam kegiatan penelitian ada banyak hal penting menyertainya, selain topik penelitian dan metodologi ada juga data penelitian. Tanpa adanya data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Maka penelitian tersebut akan stagnan, sebab tidak ada yang bisa diputuskan atau disimpulkan alias penelitian tidak memberi hasil. 

Dalam penelitian, data memiliki sifat krusial karena akan menjadi pembuktian dari landasan teori dan memberi jawaban atas rumusan masalah. Sekaligus menjadi penentu apakah hipotesis yang disusun sesuai atau sebaliknya. 

Data kemudian dihadapkan dengan banyak cara, oleh peneliti juga bisa dilakukan dengan menerapkan lebih dari satu cara. Misalnya pengumpulan data dengan wawancara dipadukan dengan data yang didapatkan dari pengamatan langsung dan literatur yang dijadikan referensi. 

data ini kemudian dicatat, dianalisis, dan kemudian ditarik kesimpulannya untuk didapatkan hasil penelitian. Hal ini kemudian membuat data penelitian memiliki sifat krusial, namun sudahkah kamu memahami pengertian dari data tersebut? 

Memahami pengertiannya ternyata juga penting, apalagi jenis data di dalam kegiatan penelitian juga cukup beragam. Pastikan kamu mengenal semua atau beberapa jenis data yang jamak digunakan untuk mempermudah kegiatan penelitian yang dilakukan. Simak informasinya di bawah ini. 

Pengertian Data Penelitian

Istilah data pada umumnya tidak hanya dijumpai pada kegiatan penelitian saja, namun pada kegiatan lain dari berbagai bidang. Data kemudian menjadi informasi awal yang dikumpulkan dari beberapa fakta di lapangan dan media lain. 

Kumpulan data ini kemudian bisa digunakan untuk menarik informasi utama, dan dalam bidang tertentu dijadikan dasar dalam menentukan keputusan maupun kebijakan. Misalnya saja kebijakan suatu perguruan tinggi dalam menambah kuota mahasiswa baru dari tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkapnya

Pertimbangannya tentu saja dengan adanya data bahwa jumlah peminat atau calon mahasiswa baru di jurusan tertentu memang meningkat tajam. Ketika sudah bisa disediakan fasilitas yang memadai, maka pihak perguruan tinggi kemudian menambah kuota penerimaan mahasiswa baru di jurusan populer tersebut. 

Supaya lebih mudah dalam mengumpulkan dan mengolah data sebagai sumber informasi dan hasil penelitian, maka Anda perlu memahami dulu definisinya. Data penelitian adalah kumpulan dari fakta yang bisa berbentuk angka, simbol, maupun tulisan yang diperoleh melalui proses pengamatan subjek penelitian. 

Data di dalam kegiatan penelitian harus memenuhi syarat tertentu untuk bisa dijadikan sebagai bahan penelitian. Salah satu syaratnya adalah bisa dipercaya, sehingga data tersebut benar adanya atau sesuai fakta dari hasil pengamatan subjek penelitian. 

Data yang dikumpulkan pada dasarnya juga masih bersifat mentah yang tentu oleh penelitian perlu diolah kembali. Pengolahan data ini nantinya akan membantu peneliti mendapatkan informasi tertentu yang menjawab pertanyaan dalam bagian rumusan masalah, seperti yang disampaikan di awal tadi. 

Berikut pengertian data penelitian menurut para ahli:

1. Mills 

Menurut Mills (1984), data merupakan fakta mentah, observasi, atau kejadian dalam bentuk angka atau simbol khusus. Sehingga, data bisa berupa angka dan bisa berupa simbol yang didapatkan dari observasi langsung ke lapangan. 

2. Syafrizal Helmi Situmorang

Menurut Syafrizal Helmi Situmorang, data adalah sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari hasil observasi (pengamatan) suatu objek. Sehingga data hanya didapatkan dari hasil pengamatan objek. 

3. Suharsimi Arikunto 

Menurut Suharsimi Arikunto (2002), data penelitian ialah segala bentuk fakta dan angka yang bisa dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Sehingga, fakta dalam bentuk apapun nantinya bisa dijadikan data untuk penelitian, dan sumbernya sendiri bisa dari sumber manapun yang terpercaya. 

4. Slamet Riyadi 

Menurut Slamet Riyadi, data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari pengamatan dimana data bisa berupa angka-angka atau lambang-lambang. Sehingga, data diperoleh dari suatu pengamatan atau observasi yang bentuknya bisa dalam angka maupun lambang (simbol). 

5. Kristanto 

Kristanto juga mengemukakan definisi dari data. Menurt Kristanto, data merupakan suatu fakta mengenai objek yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan dan kejadian. Sebab, data sendiri bisa menjadi media untuk membuktikan kepastian dari suatu keadaan atau kejadian. 

Baca Juga: Jenis Karya Ilmiah yang Wajib Diketahui agar Tidak Salah Persepsi

6. Menurut KBBI 

Bersumber dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) juga diketahui mengenai salah satu definisi dari data. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian untuk membuat analisis dan kesimpulan.

Dari berbagai pendapat para ahli di atas, tentu tetap bisa disimpulkan bahwa data merupakan kumpulan dari fakta baik dalam bentuk simbol maupun angka yang didapatkan dari hasil observasi suatu objek, tentunya objek penelitian. 

Persyaratan Data Penelitian yang Valid

Dalam kegiatan penelitian, data yang didapatkan dari observasi maupun dari sumber lain yang terpercaya wajib berupa fakta. Yakni yang memang valid, dan kemudian data tertentu yang bisa digunakan dalam penelitian harus memenuhi sejumlah persyaratan. Umumnya ada 4 syarat data penelitian dikatakan valid, yaitu akurasi, presisi, validitas eksternal, dan validitas internal. 

1. Akurasi 

Syarat yang pertama adalah akurasi, jadi data yang didapatkan atau dikumpulkan setidaknya memiliki karakteristik mendekati kondisi yang ada. Baik itu secara empiris maupun teoritis. Jadi semisal dilakukan wawancara untuk mengetahui kepatuhan karyawan dalam melaksanakan K3. 

Secara teoritis karyawan perlu selalu memakai helm, masker, dan APD tertentu sesuai aturan perusahaan dan pihak terkait. Ketika dilakukan pengamatan langsung di lapangan mungkin akan dijumpai beberapa pelanggaran. Namun setidaknya data yang didapat sudah mendekati teoritisnya dan bisa dimasukan atau digunakan. 

2. Presisi 

Syarat kedua adalah presisi, yakni karakteristik data menyatakan konsistensi data adalah sama atau mendekati sumber data yang ada. Sehingga data tersebut sifatnya konsisten, ketika dilakukan pengamatan lagi atau wawancara lagi di waktu berlainan. Maka data yang didapatkan kurang lebih sama. 

Apabila data tersebut kemudian didapatkan hasil yang berlainan maka status tersebut diragukan kevalidannya atau kebenarannya. Sebab logikanya, jika data ini benar maka ketika dilakukan pengumpulan data kembali di subjek dan media yang sama maka akan dijumpai hasil yang sama juga. 

Baca Juga: Inilah Contoh Karya Ilmiah yang Sederhana Namun Benar

3. Validitas Eksternal 

Syarat berikutnya adalah validitas eksternal yakni suatu data yang didapatkan dari suatu atau seorang informan sifatnya sama dengan informasi yang didapat dari masyarakat luas. Informan menyampaikan informasi atau data sekecil apapun, baik sama dengan pendapat mayoritas masyarakat maupun tidak sudah bisa digunakan. 

Jadi, ketika informan ini menyampaikan pendapat yang berbeda dengan pendapat masyarakat luas. Maka data ini justru perlu disimpan karena perlu diteliti lebih mendalam, apakah memang benar atau tidak. 

Misalnya saja penelitian dilakukan untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap pembangunan pabrik A. Mayoritas masyarakat menyatakan menolak, namun pada sesi wawancara didapati ada beberapa orang yang cenderung mendukung. Informasi minoritas ini perlu diteliti dan masuk kategori validitas eksternal. 

4. Validitas Internal 

Syarat lainnya adalah validitas internal atau memenuhi validitas internal, dimana data yang didapat memiliki karakteristik bahwa data tersebut didapatkan dari sumberdaya yang memenuhi standar. Meliputi petugas, alat, dan juga metodologi. 

Syarat yang disebutkan diatas umumnya diterapkan pada penelitian kualitatif, kemudian bagaimana untuk penelitian dengan metode lainnya? Maka perlu memenuhi standar atau beberapa syarat umum berikut ini: 

  • Objektif, artinya data penelitian sudah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 
  • Representatif, artinya data yang dikumpulkan sudah bisa mewakili suatu persoalan yang lebih luas. 
  • Up to date, artinya data di dalam kegiatan penelitian merupakan data terkini atau baru atau bisa dibilang bukan data yang sudah kadaluarsa alias usang. 
  • Relevan, artinya data di dalam penelitian harusnya memiliki hubungan dengan persoalan atau topik dari penelitian yang dilakukan sehingga ada kesesuaian. 
  • Kesalahan baku kecil, jadi data di dalam penelitian mempunyai tingkat kesalahan baku yang terbilang kecil. 

Klasifikasi Data Penelitian

Seperti yang dijelaskan sekilas di awal, bahwa jenis dari data dalam kegiatan penelitian cukup beragam. Sehingga ada banyak sekali klasifikasi data yang tentu perlu dipahami. Penggolongan atau klasifikasi data ini sendiri didasarkan pada sumber, skala pengukuran, dan juga sifat. Lebih detailnya bisa menyimak penjelasan berikut ini: 

1. Klasifikasi Data Penelitian Berdasarkan Cara Memperolehnya 

Klasifikasi yang pertama adalah didasarkan pada cara memperoleh data tersebut, dan kemudian terbagi lagi menjadi dua jenis. Yakni: 

a. Data Primer 

Data primer merupakan jenis data yang didapatkan secara langsung, sehingga pihak yang melakukan penelitian melakukan pengumpulan data langsung di hadapan narasumber atau mungkin objek penelitian. 

Sehingga data tidak didapatkan dari pihak ketiga, melainkan dikumpulkan secara langsung. Adapun contoh didapatkannya data primer ini bisa melalui: 

  1. Data yang didapatkan langsung dari hasil wawancara dengan narasumber. 
  2. Data yang didapatkan dari hasil pengisian angket oleh subjek penelitian. 
  3. Data yang didapatkan peneliti dari kegiatan survei langsung ke lapangan. 

b. Data Sekunder 

Jenis kedua dari klasifikasi data berdasarkan cara memperolehnya adalah data sekunder. Berkebalikan dengan data primer, dimana data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak lain dan data ini sifatnya sudah tersedia. Jadi, peneliti tidak perlu mencari dan mengumpulkannya sendiri. 

Data sekunder ini bisa bersumber dari hasil penelitian sebelumnya, dan biasanya data diterima dalam bentuk jadi. Misalnya data dalam bentuk tabel, diagram, dan lain sebagainya yang bisa langsung diolah peneliti sesuai kebutuhan. Contoh data sekunder ini adalah: 

  1. Data sensus penduduk yang dilakukan oleh pihak BPS. 
  2. Data jumlah pasien penyakit kanker yang dihimpun oleh WHO. 
  3. Data perusahaan startup di suatu negara yang dihimpun oleh kementerian komunikasi di negara tersebut. Jika di Indonesia adalah Kementerian Komunikasi dan Informasi. 

Baca Juga: 3 Kiat Menemukan Masalah Penelitian agar Tesis Cepat Selesai

2. Klasifikasi Data Penelitian Berdasarkan Sifatnya

Data penelitian kemudian juga diklasifikasikan berdasarkan sifat, dan kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis. Yaitu: 

a. Data Kualitatif 

Berdasarkan sifat data nantinya akan dijumpai data kualitatif yakni jenis data yang berbentuk selain angka sehingga bentuknya ada yang berupa verbal, simbol, dan juga gambar. Data jenis ini bisa diperoleh dari berbagai sumber termasuk kegiatan wawancara, pengisian kuesioner, observasi, dan lain-lain. 

Berhubung data kualitatif ini bentuknya tidak berupa angka maka sifatnya subjektif. Artinya siapa yang melihat data tersebut memiliki kemungkinan akan memberikan penafsiran yang berbeda. Contohnya adalah: 

  1. Hasil kuesioner para pasien dalam menilai kualitas pelayanan rumah sakit tempatnya dirawat. 
  2. Wawancara mengenai kualitas pelayanan dari sebuah hotel. 

b. Data Kuantitatif 

Jenis kedua berdasarkan sifat data adalah data kuantitatif yang merupakan data dalam bentuk angka, sehingga merupakan data selain dari data kualitatif. Sifatnya sendiri adalah objektif, sehingga siapa saja yang membaca data berupa angka ini akan memiliki penafsiran yang sama. Contohnya: 

  1. Data mengenai usia terkini dari Pak Rudi. 
  2. Data tinggi badan rata-rata siswa di kelas XII IPA 1. 
  3. Data untuk mengetahui suhu di kota Surabaya pada Kamis, 2 April 2021. 

3. Klasifikasi Data Penelitian Berdasarkan Sumbernya 

Dilihat dari sumbernya, maka akan dibagi lagi menjadi dua jenis data. yaitu: 

a. Data Internal 

Berdasarkan sumber, jenis data yang pertama adalah data internal. Yakni suatu data yang didapatkan dari dalam tempat penelitian, bisa dari perusahaan, organisasi, maupun tempat penelitian lain yang sudah ditentukan sejak awal. 

Sifat data ini kemudian internal, yang tentu hanya diketahui oleh pihak-pihak di dalam organisasi maupun perusahaan. Contoh jenis data internal ini antara lain: 

  1. Data yang menyatakan jumlah karyawan di perusahaan X. 
  2. Data yang menyebutkan kebutuhan karyawan baru di perusahaan Y. 
  3. Data yang menunjukan tingkat kepuasan karyawan yang bekerja di perusahan Z. 

b. Data Eksternal 

Berikutnya adalah data eksternal, dan berkebalikan dengan data internet di mana data berasal dari luar ruang lingkup tempat penelitian dilakukan. Jadi, data jenis ini digunakan peneliti sebagai pembanding untuk mengetahui data tambahan dari pihak luar. Contoh data dari jenis ini adalah: 

  1. Data karyawan yang berasal dari perusahaan lain namun bergerak di bidang yang sama, atau menyediakan produk yang sama. 
  2. Data yang menjelaskan tingkat kepuasan karyawan terhadap kebijakan perusahaan A dengan perusahaan B. 
  3. Data jumlah karyawan di perusahaan A dan perusahaan B. 
  4. Data jumlah siswa di sekolah C dengan sekolah E. 

Baca Juga: Tips Menulis Buku Hasil Penelitian

4. Klasifikasi Data Penelitian Berdasarkan Waktu Pengumpulan 

Data penelitian yang dikumpulkan di waktu-waktu tertentu kemudian menyediakan bentuk data yang berbeda. Sehingga klasifikasi data didasarkan pada waktu pengumpulannya, kemudian membagi jenis data menjadi dua macam. Yaitu: 

a. Data Cross Section 

Jenis yang pertama adalah data cross section yakni jenis data yang didapatkan peneliti melalui survei atau pengumpulan data dalam periode waktu tertentu. Sehingga jika dibutuhkan pendataan ulang maka perlu menunggu periode waktu berikutnya. Adapun contohnya adalah: 

  1. Data penjualan periode Januari – Maret 2021 di perusahaan A. 
  2. Data pekerjaan masyarakat di desa X dalam periode Januari – Juni 2021. 
  3. Data keuangan perusahaan periode tahun 2020. 

b. Data Berkala 

Jenis kedua adalah data berkala yang juga merupakan kebalikan dari data cross section. Data berkala diketahui sebagai jenis data yang didapatkan dengan melakukan pengamatan secara berkala atau kontinyu, sehingga bisa diketahui perkembangan dari suatu objek penelitian. Contohnya adalah: 

  1. Data impor beras negara Indonesia dari tahun 2010 sampai 2020. 
  2. Hasil pertanian setiap bulan sepanjang tahun 2020. 

5. Klasifikasi Data Penelitian Berdasarkan Skala Pengukuran 

Sedangkan jika diklasifikasikan berdasarkan skala pengukuran, maka jenis data penelitian terbagi menjadi empat. Yaitu: 

a. Data Nominal 

Pertama adalah data nominal yang termasuk ke dalam jenis data kualitatif atau berupa angka. Data nominal adalah data dalam ukuran sederhana seperti berupa angka dan tidak menunjukan tingkatan apapun. 

b. Data Ordinal 

Data ordinal adalah data dalam bentuk angka sama seperti data nominal namun pada data ordinal didapatkan suatu tingkatan. Misalnya saja tingkatan data siswa SMA yang tingkat pendidikannya lebih rendah dibanding mahasiswa di jenjang perguruan tinggi. 

c. Data Interval

Merupakan data di dalam kegiatan penelitian yang diukur dalam interval atau dalam suatu skala. Sehingga data dalam bentuk angka ini nantinya memiliki jarak penempatan. 

d. Data Rasio 

Jenis terakhir adalah data rasio yang pengertiannya sama seperti data interval namun di dalamnya terdapat perhitungan dalam bentuk persentase atau persen. 

Penjelasan mengenai data penelitian di atas tentu membantu kamu untuk lebih paham bagaimana mengumpulkan data yang sesuai dengan topik dan bidang penelitian. Sekaligus bisa disesuaikan dengan subjek penelitian, sehingga bisa mengumpulkan data yang valid secara maksimal. 

Di tag :