Memasuki awal tahun 2024, tentu banyak yang mencari informasi mengenai peraih skor SINTA tertinggi. Baik untuk dosen maupun institusi perguruan tinggi. Terkait data ini, memang bisa diakses publik secara langsung di portal SINTA.
Diketahui ada banyak perguruan tinggi negeri dan swasta yang meraih nilai skor SINTA yang tinggi. Pada kategori PTN, UGM (Universitas Gadjah Mada) masih menjadi peraih skor SINTA paling tinggi diantara PTN lainnya.
Namun, apa sebenarnya dampak dari meraih skor SINTA yang tinggi tersebut? Pertanyaan ini mungkin Anda dan siapa saja ajukan karena memang meraih skor SINTA yang terbilang tinggi bukan perkara mudah.
Membahas mengenai universitas peraih skor SINTA tertinggi tahun 2024 perlu dimulai dengan membahas apa itu SINTA. SINTA atau portal SINTA memiliki kepanjangan Science and Technology Index DIKTI.
Portal SINTA dikutip melalui kampus.republika.com, dijelaskan merupakan portal yang berisi pengukuran kinerja ilmu pengetahuan dan teknologi yang meliputi kinerja peneliti, penulis, kinerja jurnal, dan kinerja institusi Iptek dioperasikan oleh Kemendikbudristek.
Secara sederhana, portal SINTA adalah portal atau website yang dirilis dan dikelola Kemendikbudristek untuk merangkum kinerja dosen dan perguruan tinggi di Indonesia. Melalui portal ini bisa diketahui riwayat publikasi, pengurusan HaKI, dll dari dosen dan institusi.
Portal SINTA kemudian bisa menjadi destinasi untuk masyarakat melihat reputasi sebuah perguruan tinggi. Selain itu juga bisa dituju untuk mencari dosen dan peneliti yang potensial diajak berkolaborasi dalam penelitian dan kegiatan akademik tertentu.
Membahas mengenai SINTA, maka akan berkaitan erat dengan skor SINTA. Skor SINTA adalah salah satu indikator kinerja publikasi ilmiah di Indonesia yang digunakan oleh Kemendikbudristek. Publikasi ilmiah bisa dalam bentuk prosiding, jurnal ilmiah, dll.
Keberadaan skor SINTA menjadi salah satu bukti bahwa portal SINTA memang merangkum dan menilai kinerja perguruan tinggi maupun dosen di seluruh wilayah Indonesia. Sebab skor ini tentu didapatkan dengan melakukan proses penilaian.
Salah satu aspek utama dalam penilaian skor tersebut adalah kinerja publikasi ilmiah. Misalnya publikasi dalam bentuk jurnal ilmiah, baik jurnal nasional maupun jurnal internasional.
Semakin rutin sebuah perguruan tinggi melakukan publikasi jurnal ilmiah, maka berpeluang meraih skor SINTA yang tinggi. Selain dilihat dari kuantitas publikasi, juga dilihat dari kualitasnya. Salah satunya berdasarkan jumlah sitasi terhadap publikasi tersebut.
Bicara mengenai skor SINTA, memasuki bulan Januari 2024 dikutip melalui portal SINTA diketahui daftar perguruan tinggi yang meraih skor SINTA tertinggi. Berikut adalah 10 besar dalam daftar tersebut:
Sebagai catatan tambahan, daftar ini dikutip melalui portal SINTA pada Januari 2024. Berhubung skor SINTA dipengaruhi kinerja masing-masing perguruan tinggi. Maka daftar ini bisa berubah sewaktu-waktu dan bisa di cek mandiri di portal SINTA.
Lihat ranking dan skor SINTA sejumlah PTN dan PTS berikut: Daftar 20 Besar PTN dan PTS dengan Skor SINTA Tertinggi 2024
Melalui fitur Affiliations di portal SINTA, publik di Indonesia dan dunia bisa mengetahui daftar perguruan tinggi yang meraih skor SINTA tertinggi. Sistem di SINTA akan melakukan pemeringkatan skor dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Sehingga data yang ditampilkan portal akan terus berubah sejalan dengan produktivitas masing-masing perguruan tinggi. Selain itu, dengan memahami ada banyak aspek yang dinilai untuk menghasilkan skor SINTA. Maka ada usaha untuk meraih skor tertinggi.
Kira-kira apa dampak yang ditimbulkan ketika sebuah perguruan tinggi mampu meraih skor SINTA tertinggi? Dampak yang ditimbulkan ternyata cukup kompleks, dikutip melalui berbagai sumber berikut beberapa diantaranya:
Jika bicara mengenai dampak dari skor SINTA apakah tinggi atau rendah, tentu akan berkaitan dengan “wajah” perguruan tinggi. Skor ini merupakan hasil dari penilaian kinerja perguruan tinggi, salah satunya berkaitan publikasi ilmiah.
Publikasi ilmiah bisa terjadi ketika aktivitas tri dharma baik pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat berjalan baik. Tri dharma sifatnya wajib dan ketika perguruan tinggi mampu memenuhi kewajiban tersebut, maka artinya sudah bertanggung jawab.
Perguruan tinggi yang mampu mengoptimalkan tri dharma melalui dukungan penuh ke dosen di bawah naungannya adalah perguruan tinggi yang melakukan pencapaian tinggi. Skor SINTA menjadi gambaran jelas mengenai pencapaian ini.
Harus diakui, kebijakan Kemendikbudristek merilis SINTA dan disusul dengan pemeringkatan dengan tajuk skor SINTA memiliki banyak dampak positif. Salah satunya yang terasa adalah mampu meningkatkan kuantitas penelitian dan publikasi.
Bahkan di SINTA juga ada skor SINTA khusus untuk dosen. Pada akhirnya, dosen dan perguruan tinggi di Indonesia sadar betul bahwa kinerjanya diperhatikan, dihitung, dan diapresiasi oleh pemerintah.
Adanya penetapan skor yang menunjukan kinerja mereka, tentu memotivasi untuk melakukan yang terbaik dan meraih skor tinggi. Sejauh ini, skor SINTA memang efektif mendorong peningkatan kegiatan penelitian dan publikasi ilmiah.
Sekalipun bukan pemeringkatan. Namun dengan menjadi pemilik skor SINTA tertinggi sudah menjadi prestasi dan sumber kebanggaan. Sebab menunjukan tanggung jawab melaksanakan amanah undang-undang melaksanakan tri dharma.
Dampak positif berikutnya dari skor SINTA adalah mendorong peningkatan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah. Sebab seperti yang sudah dijelaskan, skor SINTA tidak sebatas menghitung jumlah publikasi ilmiah. Akan tetapi juga kualitasnya.
Adanya skor SINTA bisa dianggap sebagai bentuk apresiasi pemerintah atas kinerja perguruan tinggi dan dosen yang dinaungi untuk mengoptimalkan kualitas publikasi. Sampai saat ini setiap tahunnya jumlah publikasi ke jurnal internasional bereputasi terus meningkat.
Peringkat Indonesia pun terus merangkak naik dan mulai bersaing ketat dengan negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia. Sehingga adanya penetapan skor SINTA akan memotivasi perguruan tinggi mengoptimalkan kualitas publikasi ilmiah.
Dunia pendidikan tinggi di Indonesia tentu sudah tidak asing dengan klasterisasi. Klasterisasi secara sederhana adalah pengelompokan perguruan tinggi berdasarkan kinerja akademik. Yakni dilihat dari kuantitas HaKI, penelitian, dan publikasi ilmiah.
Klasterisasi meskipun ditegaskan bukan pemeringkatan perguruan tinggi di Indonesia. Namun menjadi gambaran mengenai perguruan tinggi mana saja yang sudah memiliki kinerja baik dalam menjalankan tri dharma.
Sejak tahun 2023, proses penilaian klasterisasi perguruan tinggi sudah berbasis SINTA. Skor SINTA tentu ikut terhubung dengan proses ini, karena kualitas dan kuantitas publikasi juga menjadi acuan penilaian klasterisasi.
Semakin tinggi skor SINTA semakin menunjukan kinerja yang optimal sebuah perguruan tinggi. Sehingga membantu meraih hasil klasterisasi yang memuaskan dan berpotensi masuk ke Klaster Mandiri dan Utama.
Baca juga artikel seputar “klasterisasi pergruuan tinggi” berikut ini:
Dampak positif lain dari kebijakan penetapan skor SINTA tertinggi dan terendah, kemudian bisa diakses oleh publik secara online di portal SINTA. Yakni mampu mendorong produktivitas dosen dalam menjalankan aktivitas tri dharma.
Sebab dosen sendiri juga memiliki skor SINTA untuk dikejar. Semakin tinggi skor SINTA yang diraih semakin mudah mendapatkan hibah penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat.
Semakin mudah pula menerima tawaran kolaborasi dalam aktivitas tri dharma. Sehingga dosen bisa terus produktif dalam melaksanakan tri dharma dan disusul dengan pencapaian jabatan fungsional setinggi mungkin.
Sejalan dengan hal tersebut, maka skor SINTA perguruan tinggi juga ikut terdongkrak naik. Sehingga adanya skor SINTA bisa menjadi sumber motivasi dosen untuk terus menunaikan kewajiban sesuai yang diamanatkan dalam undang-undang.
Memahami dampak positif dari meraih skor SINTA tertinggi yang sudah dijelaskan. Tentu memberi motivasi untuk berusaha meraih skor semaksimal mungkin. Lalu, cara apa saja yang sebaiknya dilakukan perguruan tinggi untuk meraihnya?
Skor SINTA sebuah perguruan tinggi sejalan dengan skor SINTA dosen yang dinaunginya. Maka meraih skor semaksimal mungkin berkaitan erat dengan dukungan penuh perguruan tinggi pada kinerja tri dharma dosen yang dinaungi. Berikut beberapa caranya:
Salah satu aspek yang dinilai dalam penilaian skor SINTA oleh Kemendikbudristek adalah kuantitas atau jumlah publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah sebuah perguruan tinggi secara umum adalah hasil publikasi dosen dan mahasiswa.
Dosen dan mahasiswa yang berada di bawah naungannya tentu membutuhkan dukungan penuh untuk melakukan publikasi secara optimal. Jadi, sangat penting untuk memberi dukungan penuh tersebut dengan menetapkan berbagai program sampai kebijakan.
Jika skor SINTA yang dimiliki tahun ini dan sebelum-sebelumnya masih belum maksimal. Maka ada baiknya melakukan evaluasi pada program dan kebijakan internal. Apakah sudah memberi dukungan pada optimasi kuantitas publikasi dosen dan mahasiswa?
Tak hanya soal kuantitas, kualitas publikasi ilmiah yang dilakukan dosen dan mahasiswa juga menjadi perhatian penting. Sebab aspek lain yang mempengaruhi skor SINTA adalah kualitas publikasi ilmiah. Salah satunya dilihat dari jumlah sitasi.
Aspek lain juga diketahui mempengaruhi penentuan kualitas suatu publikasi ilmiah. Semua aspek ini perlu diperhatikan untuk kemudian menetapkan program dan kebijakan yang mendukung dosen dan mahasiswa.
Jika selama ini skor SINTA yang didapatkan dirasa belum optimal, maka artinya perlu melakukan evaluasi. Silahkan melibatkan dosen maupun mahasiswa untuk mengetahui apa saja program maupun kebijakan yang mereka harapkan tersedia untuk meningkatkan kualitas publikasi ilmiah.
Salah satu upaya untuk meningkatkan SINTA Score adalah dengan menerbitkan buku. Berikut buku-buku perguruan tinggi yang bisa dosen-dosen terbitkan di suatu perguruan tinggi:
Cara ketiga untuk meningkatkan skor SINTA perguruan tinggi adalah dengan mendukung penelitian dosen. Salah satunya dari aspek pendanaan. Seperti yang diketahui, dana penelitian dosen bisa berasal dari dana internal perguruan tinggi.
Bagi PTN, memang akan ada bantuan dana operasional dari pemerintah sehingga sekian persennya bisa dialokasikan ke sektor ini. Sementara bagi PTS memang memiliki PR untuk mencari dana internal yang mendukung penelitian dosen.
Semakin siap sebuah perguruan tinggi mendukung pendanaan penelitian dosen, maka akan mendorong produktivitas penelitian dan publikasi ilmiah. Sehingga bisa mendukung upaya meraih skor SINTA tertinggi.
Cara keempat yang bisa diupayakan sebuah perguruan tinggi untuk mendongkrak skor SINTA adalah menyediakan fasilitas penelitian. Baik penelitian untuk dosen maupun mahasiswa.
Sebab penelitian dari dosen dan mahasiswa pada akhirnya akan menghasilkan publikasi ilmiah yang mencantumkan nama institusi. Semakin banyak publikasi ilmiah dilakukan maka semakin besar peluang meraih skor SINTA tinggi.
Adapun fasilitas disini bisa dengan menyediakan laboratorium, mitra penelitian dengan kolaborasi bersama pihak eksternal, dan lain sebagainya. Jika kesulitan menyediakan fasilitas secara mandiri, maka bisa mencari mitra untuk berkolaborasi.
Salah satu kebijakan perguruan tinggi yang bisa mendorong upaya meraih skor SINTA tertinggi adalah menetapkan publikasi ilmiah sebagai tugas akhir. Kebijakan ini tentu tidak asing, sebab sudah diterapkan banyak perguruan tinggi.
Biasanya kewajiban melakukan publikasi ke jurnal ilmiah untuk mahasiswa pascasarjana (S2 dan S3). Namun, perguruan tinggi juga dibebaskan menetapkan kebijakan serupa untuk jenjang S1 (Sarjana).
Jadi, ada baiknya menetapkan kebijakan tersebut. Sebab sejalan dengan jumlah mahasiswa yang lulus, maka bertambah pula jumlah publikasi ilmiah atas nama institusi. Sehingga bisa mendorong kenaikan skor SINTA institusi.
Upaya lain untuk mendongkrak skor SINTA adalah dengan melakukan kolaborasi. Perguruan tinggi memiliki peluang menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Mulai dari perorangan, perusahaan, organisasi, dan ke perguruan tinggi lain.
Saat ini semakin banyak perguruan tinggi yang mampu berkolaborasi dengan pihak-pihak luar negeri. Baik itu perusahaan, organisasi, maupun perguruan tinggi dan lembaga penelitian dari berbagai negara di dunia.
Kolaborasi yang terbentuk membantu dosen dan mahasiswa yang dinaungi bisa melaksanakan penelitian dan publikasi ilmiah dengan maksimal. Selain kuantitas meningkat, kualitasnya pun demikian sehingga memudahkan meraih skor SINTA yang tinggi.
Perguruan tinggi juga bisa mendorong kegiatan publikasi ilmiah para dosen maupun mahasiswa dengan mendukung kegiatan konferensi. Baik dengan mendukung dosen dan mahasiswa menghadiri konferensi ilmiah untuk publikasi ke prosiding.
Maupun menjadi pihak yang menyelenggarakan konferensi ilmiah tersebut. Baik konferensi berskala nasional maupun internasional. Pada 2023 lalu, pemerintah melalui Kemendikbudristek sempat menyediakan program hibah konferensi ilmiah (Bantuan Konferensi Ilmiah Internasional 2023).
Jika tahun ini kembali digelar, maka perlu dipertimbangkan untuk berpartisipasi dengan mengikuti pendaftaran. Sehingga memberi keringanan biaya karena menggelar konferensi memang menelan dana tidak sedikit.
Publikasi ilmiah yang mendukung kenaikan skor SINTA bukan hanya ke dalam jurnal ilmiah. Melainkan juga dalam bentuk prosiding sampai publikasi dalam bentuk buku. Intinya semua bentuk publikasi ilmiah perlu diupayakan.
Memahami bahwa menyusun karya tulis ilmiah, apalagi dalam bentuk buku bukan perkara mudah. Maka sudah sewajarnya perguruan tinggi menggelar kegiatan yang mendukung dosen mengembangkan keterampilan menulis.
Salah satunya dengan menggelar seminar, webinar, workshop, dan sebagainya yang membahas topik kepenulisan karya tulis ilmiah. Terkait hal ini, perguruan tinggi juga bisa berkolaborasi dengan pihak eksternal.
Melalui beberapa cara tersebut, sebuah perguruan tinggi bisa meningkatkan peluang meraih skor SINTA tertinggi. Sejalan dengan upaya ini, perguruan tinggi juga mendukung penuh tri dharma yang dijalankan dosen di bawah naungannya.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Sejalan dengan diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024, maka diterbitkan pula pedoman pelaksanaan berisi standar…
Mau upload publikasi tapi Google Scholar tidak bisa dibuka? Kondisi ini bisa dialami oleh pemilik…
Beberapa dosen memiliki kendala artikel tidak terdeteksi Google Scholar. Artinya, publikasi ilmiah dalam bentuk artikel…
Mau lanjut studi pascasarjana dengan beasiswa tetapi berat karena harus meninggalkan keluarga? Tak perlu khawatir,…
Anda sudah menjadi dosen harus melanjutkan S3? Jika Anda menargetkan beasiswa fully funded dan masih…
Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di luar negeri, semakin mudah dengan berbagai program beasiswa.…