Memperhatikan contoh footnote dari suatu karya ilmiah tentu penting bagi dosen maupun mahasiswa. Pasalnya, dalam dunia akademik kegiatan menyusun karya tulis sudah seperti suatu rutinitas dan tentu di dalamnya akan terdapat footnote.
Footnote dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan istilah catatan kaki yang ternyata berbeda jauh dengan daftar pustaka. Jadi, setiap karya tulis ilmiah dijamin memiliki footnote sekaligus daftar pustaka.
Sebelum melihat beberapa contoh footnote, maka penting untuk dibahas dulu mengenai perbedaan footnote tersebut dengan daftar pustaka. Dikutip dari beberapa sumber, berikut adalah beberapa hal yang membedakan keduanya:
Perbedaan yang pertama tentu saja dari segi definisi. Melalui penerbitdeepublish.com, dijelaskan bahwa footnote adalah catatan penjelas dari teks yang dikutip, biasanya diletakkan pada bagian bawah tulisan atau karangan.
Sementara daftar pustaka adalah suatu daftar berisi informasi umum mengenai sumber pustaka yang dijadikan referensi dalam menyusun sebuah tulisan atau karangan.
Perbedaan yang kedua adalah dari segi isi. Isi dari footnote adalah nama pengarang, judul buku, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, dan halaman. Sementara daftar pustaka isinya adalah nama pengarang, judul buku/judul tulisan, tempat atau kota terbit, penerbit, dan tahun terbit.
Perbedaan berikutnya adalah dari tempat dimana dituliskan dalam naskah ilmiah. Footnote biasanya diletakan di bagian paling bawah halaman. Sementara daftar pustaka diletakan di bagian paling belakang naskah.
Perbedaan contoh footnote dengan daftar pustaka selanjutnya adalah dari segi fungsi. Footnote bisa berfungsi sebagai sarana menjelaskan suatu istilah sampai menyebutkan sumber kutipan. Sementara daftar pustaka berfungsi menjelaskan seluruh referensi yang digunakan penulis kepada pembaca.
Perbedaan yang terakhir adalah dar aturan penulisan. Footnote umumnya ditulis dengan huruf lebih kecil dibanding huruf pada naskah ilmiah. Sementara daftar pustaka tidak, karena jenis huruf dan ukuran sama seperti pada naskah ilmiah.
Berikut penjelasan LENGKAP perbedaan bodynote dan footnote. Dari materi itu, Anda bisa mengetahui mana yang lebih baik digunakaN.
Footnote pun memiliki format penulisan yang sifatnya wajib untuk dipahami dan dipatuhi. Format ini akan berlaku untuk seluruh karya tulis ilmiah. Anda akan menyadarinya saat melihat berbagai contoh footnote.
Berikut format penulisan footnote:
Lebih lanjut, untuk format penulisan footnote biasanya akan mengikuti jenis sumber yang digunakan. Format untuk sumber dari buku, buku terjemahan, internet, dan sebagainya berbeda. Namun, secara umum format yang digunakan adalah sebagai berikut:
Nomor Kutipan, Nama Pengarang, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun Penerbitan), Halaman. Nomor Halaman.
Ternyata, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan footnote (catatan kaki). Cek 6 ketentuan penting dalam penulisan catatan kaki.
Supaya lebih memahami lagi mengenai apa itu footnote, apa bedanya dengan daftar pustaka, dan bisa menyusun footnote yang baik dan benar. Maka berikut beberapa contoh penulisan footnote dari berbagai referensi yang digunakan:
Jika kutipan atau istilah ilmiah yang Anda cantumkan ke naskah diambil dari buku yang ditulis oleh satu pengarang. Maka format penulisan footnote adalah:
Nomor Kutipan, Nama Pengarang, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun Penerbitan), Halaman. Nomor Halaman.
Berikut beberapa contoh penulisannya:
Jika buku yang Anda jadikan referensi ditulis oleh 2 sampai 3 penulis, maka format penulisan footnote adalah sebagai berikut:
Nomor Kutipan Nama Pengarang 1 dan 2, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun Penerbitan), Nomor halaman.
Berikut beberapa contoh penulisannya:
Jika buku yang dijadikan referensi ditulis oleh lebih dari 3 penulis, maka format penulisan footnotenya adalah sebagai berikut:
Nomor Kutipan Nama Pengarang 1, keterangan dkk, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun Penerbitan), Nomor halaman.
Berikut beberapa contoh footnote dari buku karya lebih dari tiga penulis:
Jika buku yang Anda referensinya adalah karya terjemahan maka format penulisan footnotenya adalah:
Nomor Kutipan Nama Pengarang, Judul Buku, Terj. Nama Penerjemah (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun Penerbitan), Halaman Buku.
Berikut contoh penulisannya:
1 Muhammad Rab’i, Sejarah Penaklukan Konstantinopel, Terj. Muhammad Hafiluddin dan Mukhtar Rifa’I (Jakarta: Asy-Syariah, 1998), hal, 23.
Berikutnya, jika referensi adalah artikel ilmiah seperti dari jurnal dan makalah. Maka format penulisan footnote adalah sebagai berikut:
Nomor Kutipan Nama Penulis, “Judul Artikel”, Nama Jurnal atau Makalah beserta volume dan nomornya, Tahun Penerbitan, Nomor Halaman.
Berikut contoh footnote dengan format ini:
Sumber dari majalah, maka footnote akan ditulis dengan format berikut:
Nomor Kutipan, Nama Penulis, Judul Sumber (Penerbit, Kota Penerbit, Tahun) Dan Halaman.
Berikut contohnya:
¹Muhammad Adnan, “Peran Serta Orang Tua, Guru dan Lingkungan Dalam Mendidik Moral Anak Studi Kasus Babakan, Yogyakarta” (Paper presented at Seminar Lokakarya Pendidikan MIPA se-Indonesia, Mataram, 2003), Hal. 15.
Jika sumber tulisan dari skripsi, tesis, maupun disertasi maka format penulisan footnote adalah sebagai berikut:
Nomor Kutipan, Nama Penulis, Jenis Karya Tulis Dengan Judul Ditulis Miring. Kemudian, Mencantumkan Kota Terbit, Penerbit, Dan Tahun Tersebut, Serta Halaman Sumber Kutipan.
Berikut contohnya:
¹Muryid Rahman, Skripsi: “Perkembangan Struktur Ekonomi Menengah Kebawah Setelah Mempelajari Kecakapan Teknologi Informasi” (Yogyakarta: UGM, 2005), Hal. 85.
Terakhir, jika sumber dari internet maka format penulisan footnote adalah sebagai berikut:
Nomor Kutipan, Penulis, Judul Artikel, URL Web, Tanggal Akses, Dan Tahun.
Berikut contohnya:
Melalui beberapa contoh footnote dengan sumber yang berbeda-beda tersebut, maka diharapkan lebih paham bagaimana menulisnya dengan baik dan benar. Sebab memang ada aturan yang perlu diikuti agar tidak dianggap keliru.
Apabila Anda perlu menulis bodynote, ikuti panduan tata cara membuat bodynote yang baik dan benar.
Anda memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik pada artikel ini? Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar dan berdiskusi. Klik tombol Share agar informasi di artikel ini juga diakses kolega Anda. Semoga bermanfaat.
Sejalan dengan diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024, maka diterbitkan pula pedoman pelaksanaan berisi standar…
Mau upload publikasi tapi Google Scholar tidak bisa dibuka? Kondisi ini bisa dialami oleh pemilik…
Beberapa dosen memiliki kendala artikel tidak terdeteksi Google Scholar. Artinya, publikasi ilmiah dalam bentuk artikel…
Mau lanjut studi pascasarjana dengan beasiswa tetapi berat karena harus meninggalkan keluarga? Tak perlu khawatir,…
Anda sudah menjadi dosen harus melanjutkan S3? Jika Anda menargetkan beasiswa fully funded dan masih…
Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di luar negeri, semakin mudah dengan berbagai program beasiswa.…