Informasi

8 Ciri-Ciri Buku Non Fiksi Lengkap dengan Tips Menulisnya


Ciri-ciri buku non fiksi. Suka membaca buku? Maka akan menjumpai dua jenis buku, yakni buku fisik dan non fiksi dimana ciri-ciri buku non fiksi berbeda dengan buku fiksi. Dalam dunia buku atau perbukuan, terdapat dua jenis utama. Pertama adalah buku fiksi, dan yang kedua adalah buku non fiksi yang keduanya punya perbedaan yang signifikan. 

Buku fiksi memang memiliki lebih banyak penggemar. Namun mayoritas buku jenis ini digunakan untuk media hiburan karena memang punya alur cerita yang berasal dari khayalan penulisnya. Namun, bukan berarti tidak memberikan manfaat sebab selama ditulis oleh penulis yang kredibel maka ada banyak ilmu di dalamnya. 

Sebaliknya, buku non fiksi menjadi buku yang seringnya tidak begitu disukai namun sangat dibutuhkan. Sebab isinya membahas mengenai suatu ilmu pengetahuan yang tentu dibutuhkan oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Supaya tidak salah beli, maka perlu paham apa itu buku non fisik serta ciri-cirinya. 

Apa Itu Buku Non Fiksi?

Sebelum mengetahui apa saja ciri-ciri buku non fiksi maka ketahui dulu pengertiannya. Buku non fiksi adalah buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatif. Sehingga isi di dalam buku tersebut adalah fakta karena membahas suatu kejadian atau suatu hal yang benar-benar terjadi di lapangan. 

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata non fiksi memiliki arti tidak bersifat fiksi tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Sehingga buku non fiksi akan menyampaikan sesuatu yang sesuai fakta di lapangan atau sesuai dengan kenyataan. Sifatnya menjadi sangat informatif yang membantu pembaca mendapatkan informasi yang akurat dan detail. 

Secara umum, buku non fiksi selain menyampaikan suatu informasi juga bisa menyampaikan detail lain. Mulai dari menyampaikan peristiwa, tempat, karakter atau suatu tokoh, dan lain sebagainya. Berhubung menyampaikan sesuatu yang nyata maka sumber harus jelas dan umumnya dicantumkan di akhir teks atau di akhir buku. 

Lewat sifat ini pula, ciri-ciri buku non fiksi menjadi khas yang kemudian menjadi dasar bagi penulisnya untuk bisa menyusun buku non fiksi dengan baik dan benar. Apalagi isi buku punya kewajiban untuk bisa dipertanggung jawabkan oleh penulisnya. Maka tidak heran jika penulisan buku ini bisa memakan waktu lama dan memperhatikan banyak hal. 

Namun, bukan berarti proses menulis buku fiksi bisa lebih cepat. Buku fiksi juga memiliki tingkat kesulitan dan tantangan tersendiri dalam proses penulisannya. Berhubung sangat mengandalkan daya imajinasi dan kreativitas. Maka untuk produktif menulis buku fiksi diperlukan momentum yang pas, misalnya punya momentum mendapatkan ide cerita. 

Sebaliknya, penulis buku non fiksi hanya perlu fokus mencari narasumber dan melakukan sejumlah penelitian. Sehingga isi buku yang disusun akan memaparkan semua pengalaman dan semua hasil pengamatan yang didapatkan. Proses menulis ulang ini relatif cepat, hanya saja proses paling lama adalah dari proses pengumpulan data tadi. 

Baca Juga: 

Penulisan Buku Ajar Perguruan Tinggi 

Kiat Dosen Produktif Menulis Buku 

Tips Membaca Buku Bahasa Inggris

Mengenal Pengertian Buku Non Fiksi

Ciri-Ciri Buku Non Fiksi

Melalui penjelasan di atas tentunya sudah memiliki gambaran mengenai ciri-ciri buku non fiksi. Informasi dan penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: 

1. Bersifat Fakta

Ciri yang pertama sekaligus yang utama dari buku fiksi adalah bersifat fakta sebagaimana yang sudah dijelaskan di awal. Sifat fakta ini artinya di dalam buku fiksi akan memaparkan segala hal yang berupa fakta. Penulis akan berani menulis isi buku setelah membuktikan apa yang ditulisnya adalah fakta. 

Yakni benar-benar terjadi di suatu tempat atau mungkin dialami sendiri secara langsung oleh penulis. Fakta yang disampaikan kemudian akan menghasilkan informasi yang tentu bermanfaat bagi banyak orang. Fakta yang disampaikan kemudian bisa juga dibutuhkan oleh orang lain, misalnya dijadikan referensi penelitian. 

Jadi, jika menjumpai buku yang isinya bukan fakta melainkan hasil dari khayalan atau imajinasi penulisnya. Maka dijamin buku tersebut bukan buku non fiksi. Sebab buku baru bisa disebut buku non fiksi jika memaparkan fakta yang benar-benar terjadi, bukan hasil imajinasi yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. 

2. Menggunakan Bahasa Denotatif

Ciri-ciri buku non fiksi yang kedua adalah menggunakan bahasa atau susunan bahasa denotatif. Bahasa denotatif sendiri adalah gaya bahasa yang memaparkan kejadian nyata di lapangan dan menggunakan kata-kata ilmiah. Artinya, bahasa yang digunakan akan mempertegas fakta yang ditulis oleh penulis dalam buku tersebut. 

Tidak ada kata yang mengarah pada hasil imajinasi, seperti menggunakan kata seandainya, andaikan, dan sejenisnya. Selain itu, semua kata yang digunakan juga menyampaikan fakta dengan sangat jelas. Mencegah pembaca mengalami miskomunikasi dan kesulitan untuk memahami apa yang disampaikan penulis. 

3. Menyajikan Informasi Baru atau Penyempurnaan

Buku non fiksi secara umum akan menyajikan informasi baru, misalnya memaparkan sebuah penemuan baru. Penemuan baru ini merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang kemudian sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Sebab dengan pengetahuan baru inilah peradaban manusia bisa berkembang menjadi lebih baik. 

Selain menyajikan sebuah informasi baru atau temuan baru, buku non fiksi juga bisa berisi penyempurnaan atau pengembangan dari ilmu pengetahuan sebelumnya. Jadi, misalnya saja hasil penelitian menemukan teknologi A. Kemudian beberapa tahun berikutnya dilakukan penelitian serupa. 

Ditemukan bahwa teknologi A punya kelebihan B dan bisa dimanfaatkan untuk C. Maka pemaparan kelebihan dan pemanfaatan C ini termasuk penyempurnaan dari penemuan atau ilmu pengetahuan sebelumnya. Maka isinya adalah fakta dan jika ditulis ke dalam buku, buku ini menjadi buku non fiksi. 

4. Ditulis Menggunakan Metode Ilmiah

Buku non fiksi pada dasarnya menyampaikan fakta baru yang terjadi di lapangan atau menyampaikan fakta lama. Penyampaian fakta ini dilakukan secara ilmiah, yakni menggunakan bahasa yang ilmiah sehingga kaya akan wawasan dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca. 

Metode ilmiah kemudian menjadi ciri-ciri buku non fiksi, karena memang isi bukunya ditulis menggunakan metode ilmiah tersebut. Tujuannya agar fakta yang disampaikan bisa dipahami dengan mudah oleh pembaca. Sekaligus mencegah adanya kesalahpahaman dan menghindari resiko salah dalam menyampaikan. 

Meskipun demikian, buku non fiksi memiliki perbedaan struktur dengan artikel ilmiah. Sebab artikel ilmiah diatur ketat dalam hal struktur penulisan yang harus urut dan runtut. Sementara buku dibuat lebih santai, dan dikembangkan dengan lebih leluasa oleh penulisnya agar tidak monoton dan pembaca bisa memiliki gambaran jelas. 

5. Menggunakan Bahasa Baku

Tidak ada buku non fiksi yang menggunakan kata tidak baku seperti kata elo, gue, end, dan sebagainya. Sebab salah satu ciri-ciri buku non fiksi adalah menggunakan bahasa baku. Bahasa yang memang diakui sebagai bahasa yang mudah dipahami dan punya arti. 

Bahasa baku adalah menggunakan kata baku dalam penulisannya, sehingga fakta yang disampaikan sangat jelas dan mudah dipahami. Jika ditulis dengan bahasa tidak baku dan menggunakan kata-kata tidak baku. 

Maka ada kemungkinan buku tersebut hanya dipahami kalangan tertentu saja yang akrab dengan bahasa tidak baku tersebut. Padahal yang namanya fakta tentu perlu dipahami dan diketahui masyarakat luas. Maka digunakan bahasa baku agar siapapun pembacanya bisa paham isi fakta yang dipaparkan penulis. 

6. Isi Buku Bisa Dibuktikan

Buku non fiksi sebagaimana yang sudah disampaikan akan menjelaskan fakta, yakni kejadian yang memang terjadi di lapangan. Sifat ini kemudian membuat isi buku non fiksi bisa dibuktikan. Jika menjelaskan fakta A maka pembaca yang akan mempraktekan kemudian akan mendapatkan fakta A juga. 

Inilah yang kemudian membuat buku non fiksi perlu ditulis dengan isi yang memang benar-benar fakta dan dari data aktual sekaligus kredibel. Sebab isinya harus bisa dipertanggung jawabkan, ketika dibuktikan maka isi buku tersebut memang benar adanya. 

Oleh sebab itu, penulis buku ini bukan orang sembarangan. Berbeda dengan buku fiksi yang bebas ditulis oleh siapa saja karena isinya adalah hasil imajinasi. Selama penulis bisa berimajinasi dan kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan menarik. Maka penulis bisa mencetak bukunya dan memasarkannya secara luas. 

7. Ditulis oleh Penulis Khusus

Berhubung isi dari buku non fiksi adalah fakta dan kemudian ada beban pertanggungjawaban kepada penulisnya. Maka penulis buku non fiksi tidak bisa dilakukan semua orang dan oleh sembarang orang. Hal ini kemudian menjadi ciri-ciri buku non fiksi. 

Mayoritas buku non fiksi ditulis oleh orang-orang yang memang punya ilmu yang cukup atau ilmu yang memadai di suatu bidang. Kebanyakan berasal dari kalangan berpendidikan tinggi, seperti guru, dosen, dokter, dan sebagainya. Mereka menempuh pendidikan dalam kurun waktu yang panjang. 

Sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki terkait suatu bidang bisa dikatakan sudah sangat mendalam. Pemahaman mereka kemudian bisa membantu menyusun buku yang kredibel, dimana isinya adalah ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan juga merupakan fakta. 

8. Memberikan Informasi Keilmuan

Ciri selanjutnya dari buku non fiksi adalah memberikan informasi keilmuan, yang artinya isi buku adalah ilmu pengetahuan. Bukan hanya asal bercerita dan tidak menyampaikan suatu konflik melainkan fakta dari awal sampai akhir. Pembaca buku non fiksi kemudian akan mendapat pengetahuan lebih luas. 

Sekaligus mendapatkan wawasan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam. Pembaca kemudian bisa mendapatkan manfaat setelah membacanya, dan bisa jadi akan membantu mendapatkan hidup yang lebih baik. Sebab tidak ada ilmu yang tidak memberikan manfaat dan tidak ada ilmu yang tidak dapat digunakan atau diterapkan. 

Ini pula alasan kenapa orang yang sudah membaca buku non fiksi dikatakan lebih pintar. Sebab memang bisa memperdalam ilmu pengetahuan yang dimiliki dan kemudian bisa memanfaatkannya dengan baik. 

9. Uraian Tersusun Secara Sistematis

Ciri-ciri buku non ilmiah yang terakhir adalah tersusun secara sistematis yang membuatnya mirip dengan karya tulis ilmiah. Seperti makalah, skripsi, tesis, dan lain sebagainya. Meskipun di awal disampaikan bahwa susunan buku non fiksi berbeda dengan susunan artikel atau tulisan ilmiah. 

Namun karena memang bahan atau tema yang dipaparkan adalah sama, maka struktur penulisannya menjadi mirip. Termasuk juga terkait bahasa yang digunakan dan detail lainnya. Hal ini kemudian menjadi ciri khas, karena dalam buku fiksi tidak ada ketentuan dan kebutuhan untuk disusun secara sistematis. 

Inilah yang kemudian membuat beberapa buku fiksi menampilkan susunan cerita yang diatur menceritakan kisah di masa lalu, kemudian di masa kini, dan kembali lagi ke masa lalu secara acak. Tujuannya tentu saja membuat isi buku lebih menarik, sementara buku non fiksi sebaliknya. Jika alur diputar-putar maka pembaca akan susah memahami isinya. 

Baca Juga:

Pengertian Buku Pengayaan, Jenis, dan Cara Menulisnya 

Strategi Mengubah Tesis Menjadi Buku 

Resensi Buku: Cara Membuat dan Contoh Lengkap

Pengertian Buku Digital, Fungsi, dan Manfaatnya

Tips Menulis Buku Non Fiksi Berkualitas

Buku non fiksi saat ini mulai diminati oleh banyak penulis, karena jenis buku ini tidak hanya buku pendidikan. Bisa berupa buku biografi, autobiografi, dan sebagainya yang masuk kategori non fiksi. Minat penulis masuk ke kategori buku ini tinggi karena bisa memperdalam keterampilan menulis. 

Sekaligus adanya fakta bahwa buku non fiksi dengan segala ciri-ciri buku non fiksi yang dipaparkan di atas. Bisa bertahan lebih lama di rak buku sebuah toko buku. Mengapa? Sebab buk non fiksi akan selalu dicari, mengingat buku jenis ini cocok dijadikan referensi baik untuk menulis buku baru maupun menyusun karya tulis. 

Berhubung buku non fiksi punya ciri khas yang sudah dijelaskan sebelumnya. Maka penulisannya akan butuh persiapan ekstra, ada baiknya mencoba beberapa tips di bawah ini: 

1. Mencari Ide atau Tema Tulisan

Tips pertama adalah mencari ide atau tema tulisan yang memang sesuai dengan kapasitas diri sendiri. Sebab penulis buku non fiksi perlu memiliki pemahaman terkait suatu bidang agar tulisannya dicap kredibel oleh masyarakat luas. 

Caranya, mulailah dengan menyusun daftar keahlian yang dikuasai dan hobi yang sering dilakukan. Sehingga dari sekian keahlian dan sekian hobi ini, bisa ditarik satu untuk dijadikan ide tulisan dan dijadikan buku non fiksi. 

2. Mengumpulkan Data

Buku non fiksi adalah buku yang memaparkan fakta. Setelah ide tulisan ditentukan maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Sehingga tahu betul apa saja yang akan disampaikan di dalam buku dan semuanya bisa dibuktikan sebagai fakta dan nyata. 

3. Menyusun Konsep

Tips selanjutnya adalah menyusun konsep buku non fiksi yang akan ditulis. Mulailah dengan menyusun poin-poin penting yang akan dikembangkan menjadi tulisan. Kemudian tentukan batasan, dari poin-poin tersebut bisa jadi ada yang keluar dari bidang atau hobi yang diangkat sehingga perlu dieliminasi. 

4. Menyertakan Data Pendukung

Salah satu ciri-ciri buku non fiksi adalah menampilkan data pendukung saat memaparkan sesuatu. Misalnya data berbentuk tabel yang merupakan hasil pendataan dari suatu hal di suatu bidang. Data pendukung juga bisa berupa foto, misalnya menyusun biografi maka bisa melampirkan foto tokoh sewaktu masih kecil. 

5. Melakukan Self Editing

Setelah naskah buku non fiksi selesai disusun sampai ke bab paling akhir. Maka jangan buru-buru mengirimkannya ke penerbit. Dianjurkan untuk melakukan editing terlebih dahulu, lebih tepatnya melakukan self editing. Yakni membaca keseluruhan isi buku untuk diedit sesuai kebutuhan dan dilakukan secara mandiri. 

6. Mengirimkan Contoh Tulisan ke Penerbit

Setelah dilakukan self editing, maka isi buku dirasa sudah baik dan benar. Tinggal dikirimkan ke penerbit yang dirasa memang tepat untuk menerbitkan buku tersebut. Setelah dikirim maka tinggal menunggu kabar baik, apakah naskah tersebut diterima langsung, diterima dengan catatan khusus (perlu direvisi minor), atau ditolak. 

Melalui penjelasan di atas maka tidak perlu bingung lagi membedakan buku fiksi dan non fiksi. Sebab ciri-ciri buku non fiksi adalah khas dan berbeda jauh dengan buku fiksi. Jika tertarik, bisa juga menjadi penulis untuk buku-buku non fiksi. 

Sifatnya yang tahan lama dipajang di rak toko buku memberi kesempatan menjual lebih banyak ke masyarakat. Sehingga di masa mendatang bisa mendapatkan royalti yang lebih baik dari sebelumnya. 

Artikel Terkait:

Aturan Terkait Penulisan Kata Ulang

Unsur Identitas Buku 

Ciri-Ciri Buku Pengayaan

Contoh Sinopsis Buku yang Baik dan Benar

Admin Dunia Dosen

Admin Website Dunia Dosen Indonesia.

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

23 hours ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

24 hours ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

1 day ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago