fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Choirul Mahfud, Dosen ITS yang Luncurkan Buku di Negeri Jiran

dosen ITS
Dr. H. Choirul Mahfud M.PdI., M.IP saat peluncuran simbolik buku terbarunya. (Sumber Foto: Antara Foto)

Duniadosen.com – Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Dr. Choirul Mahfud meluncurkan buku “Tantangan Global dan Lokal Islam di Indonesia” di taman menara kembar Petronas KLCC di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu, 16 November 2019 lalu.

Penulis buku sekaligus sebagai associate profesor bidang studi Islam di ITS Surabaya menuturkan, acara peluncuran buku di Malaysia sengaja dilakukan untuk mempromosikan Islam di Asia Tenggara termasuk Islam di Malaysia dan Indonesia, yang tengah menghadapi tantangan global dan lokal.

”Tantangan global dan lokal tak bisa dipungkiri terus akan dihadapi dan tidak bisa dihindari,” kata dosen Biologi ITS ini dilansir dari Antara.

Dosen ITS itu melanjutkan, tantangan tersebut akan menjadi peluang yang bagus manakala umat Islam mau dan mampu mengambil peran sebagai problem solver, bukan sebaliknya masih dalam zona part of problem.

Menurut Choirul Mahfud, bukunya sengaja ditulis untuk ikut serta memberikan perspektif baru dalam melihat beberapa tantangan global dan lokal yang dihadapi Islam di Indonesia pada khususnya.

”Bagaimana menjadikan Islam sebagai solusi atau akrab disebut sebagai rahmat bagi seluruh dunia atau Rahmatan Lil ‘Alamin,” jelas Lektor Kepala tersebut.

Choirul mengungkapkan bahwa isu global dan lokal Islam hingga kini masih terus menjadi topik perbincangan banyak kalangan di berbagai penjuru dunia, termasuk di kalangan umat Islam Indonesia.

”Pascatragedi 11 September 2001, masyarakat Islam di dunia digemparkan dengan isu kekerasan dan terorisme global yang bertentangan dengan prinsip perdamaian, kemanusiaan, demokrasi dan Hak Asasi Manusia,”urainya.

Sebelumnya, Choirul Mahfud juga diundang oleh Perbadanan Muzium Malaysia (Perzim) untuk menjadi salah satu invited panel speaker di International Cheng Ho Festival, 13-16 November 2019 lalu di Melaka, Malaysia.

Dosen ITS
Perbadanan Muzium Melaka Malaysia (PERZIM) mengundang Dr. Choirul Mahfud (kedua dari kiri) selaku associate profesor dan dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk menjadi salah satu invited panel speaker di International Cheng Ho Festival, 13-16 November 2019 di Melaka, Malaysia. (Sumber Foto: Metro Times Malaysia)

Dilansir dari Metro Times Malaysia, dosen ITS tersebut menjelaskan agenda konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Perzim sebagai representasi kepedulian kerajaan Malaysia dalam bidang peradaban perlu diapresiasi setinggi-tingginya. “Saya bersyukur Alhamdulillah. Juga mengucapkan terima kasih kepada kerajaan Malaysia, khususnya Perzim yang dipimpin Dr. Mohd Nasruddin bin Rahman yang telah mengundang saya sebagai salah satu pembicara,” ungkapnya.

International Cheng Ho Festival 2019 ini merupaka acara special, karena tidak selalu diselenggarakan setiap tahun. “Menariknya, acara ini menjadi forum bebagi hasil riset dan publikasi seputar peran peradaban maritim Cheng Ho di kawasan Indonesia, Malaysia, Thailand dan sekitarnya,” ungkap Choirul.

Ia melanjutkan, forum ini juga menjadi media untuk meeting sekaligus networking sesama peneliti dan stakeholder internasional tentang peradaban maritim di wilayah Asia Tenggara dan Tiongkok. “Cheng Ho merupalkan sosok inspiratif terhubungnya satu jalur utra pada masa dahuli yang masih terkait dengan masa kini dan mungkin masa depan,” jelas lulusan S3 IAIN Sunan Ampel ini.

Choirul mengungkapkan, insprasi peradaban maritim Cheng Ho memiliki karakter perubahan dan berkelanjutan di sejumlah negara di Asia Tenggara, khususnya di Malaysia dan Indonesia. dan di Indonesia ada berkelanjutan dan perubahan dari inspirasi peradaban maritime Cheng Ho.

Choriul menjelaskan, intinya acara forum konferensi internasional yang diinisiasi Perzim Malaysia merupakan tahapan awal yang perlu dilanjutkan dalam agenda berikutnya setelah konferensi.

“Harapannya, ikhtiar membangun peradaban di kawasan Asia Tenggara terus berjalan sesuai dengan misi bersama dalam kemajuan dan kesejahteraan baik dalam program wisata, character building, edukasi dan riset kolaborasi atau program bermutu lainnya untuk kemanfaatan dan kemuliaan,” imbuhnya.