fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Cetak Prestasi Lagi, Ratusan Publikasi Ilmiah UIN Bandung Telah Terindeks Scopus

publikasi ilmiah
Ratusan publikasi ilmiah UIN Bandung telah teindeks Scopus, salah satu publikasi internasional bereputasi global. (Sumber Foto: dok. Facebook Yudi W Darmalaksana)

Berselang satu bulan dari kabar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung berhasil menempati posisi satu riset terbaik se Indonesia versi Scimago Institutions Rangkings (SIR) 2020 . Kali ini UIN Bandung kembali mencetak prestasi. Ratusan publikasi ilmiah UIN Bandung telah teindeks Scopus, salah satu publikasi internasional bereputasi global. Publikasi ilmiah yang terindeks Scopus ini pastinya memberikan prestise. Kira-kira berapa jumlah publikasi ilmiah milik UIN Bandung?

Jadi, terhitung sekitar 706 publikasi ilmiah yang terindeks Scopus. Jumlah yang besar tentunya. Apalagi Scopus merupakan publikasi internasional yang bergengsi. Pencapaian ini pastinya membanggakan sekaligus mengagumkan. Setelah April lalu, UIN Bandung menempati riset terbaik se Indonesia, yang berarti peringkat 53 di kawasan Asia. Nama UIN Bandung bersanding dengan Kyoto University dan Tianjin University. Mengungguli universitas lain seperti Singapore MIT Alliance University dan University of Malaya.

Tentang Scopus

Scopus  merupakan pusat data artikel jurnal atau litaratur ilmiah milik penerbit Elsevier yang berlokasi di Amsterdam, Belanda. Scopus menjadi salah satu publikasi internasional bereputasi yang cukup terkemuka. Scopus ini didirikan pada tahun 2004 dan bersaing dengan lembaga publikasi lain, diantaranya Web of Science (WOS) milik Thomson Reuters, saat ini menjadi database terbesar di dunia.

Berdasarakan ulasan tentang Scopus yang pernah dibahas di artikel duniadosen.com sebelumnya, terdapat pendapat yang menyebutkan jika Scopus ini lebih banyak diminati ketimbang WOS. Scopusu menyediakan 20 persen lebih banyak jurnal. Hal ini tentu memudahkan dunia pendidikan tinggi. Scopus mempunyai empat fokus bidang ilmiah yakni sains fisik dan teknik, ilmu hayati, ilmu kesehatan, dan ilmu sosial humaniora.

Apresiasi Rektor UIN Bandung

Melalui telepon, Rektor UIN Bandung membenarkan kabar tersebut. Pernyataan ini dikutip dari laman yudidarma.id, blog milik dosen dan Associate Profesor UIN Bandung. Prof. Dr. Mahmud, M.Si selaku Rektor UIN Bandung mengatakan jumlah 706 tersebut merupakan gabungan karya dari tahun 2009 sampai dengan 2020. Secara rinci berikut jumlah per tahunnya:

Tahun Jumlah Dokumen
Tahun 2009 1 dokumen
Tahun 2011 10 dokumen
Tahun 2012 12 dokumen
Tahun 2013 9 dokumen
Tahun 2014 10 dokumen
Tahun 2015 16 dokumen
Tahun 2017 51 dokumen
Tahun 2018 299 dokumen
Tahun 2019 278 dokumen
Tahun 2020 63 dokumen

 

Mahmud tak mampu menutupi rasa senangnya. Ia mengucapkan terima kasih kepada civitas akademika UIN Bandung. Mereka telah berusaha meningkatkan publikasi ilmiah. Menurutnya ini merupakan berkah Ramadan. Apalagi di tengah pandemi COVID 19, civitas akademika UIN Bandung tetap berusaha agar publikasi ilmiah tetap berjalan dengan baik. Terdapat peran dosen dan mahasiswa dalam pencapaian ini karena penelitian dimulai dari kerja sama dosen dan mahasiswa.

“Dosennya berperan sebagai pembimbing penelitian, hasil penelitian diolah menjadi paper untuk dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional dan internasional,” terang Mahmud.

Miliki Riwayat Publikasi Ilmiah Bagus

UIN Bandung memang dikenal sebagai kampus dengan riwayat riset dan publikasi yang bagus. Terbukti, UIN Bandung menempati posisi yang tinggi dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga tertentu. Sebelumnya, UIN Bandung yang terletak di Kota Kembang ini tercatat sebagai 10 tertinggi (Top 10) lembaga dan pendidikan tinggi dengan publikasi skala internasional bereputasi global index Scopus.

Menginspirasi bukan? Maka kabar ini tidak terlalu mencengangkan. Mengingat reputasi UIN Bandung sebagai perguruan tinggi di Indonesia dengan riset/penelitian dan publikasi ilmiah yang baik.

Pencapaian terbaru ini menjadikan UIN Bandung menempati posisi kelima. Posisi pertama masih dipegang oleh Institut Teknologi Bandung dengan 14332 publikasi ilmiah, posisi kedua diperoleh Universitas Padjajaran dengan 4704 publikasi ilmiah, posisi ketiga didapatkan Universitas Pendidikan Indonesia dengan 2910 publikasi ilmiah, dan keempat ditempati oleh Telkom University dengan 2491 publikasi ilmiah.

publikasi ilmiah
Terhitung sekitar 706 karya ilmiah yang terindeks Scopus. (Sumber Foto: dok. Facebook Yudi W Darmalaksana)

Bagaimana dengan kampus Anda? Bagaimana publikasi ilmiahnya? Pencapaian UIN Bandung ini diharapkan bisa memantik kampus-kampus lain untuk meningkatkan publikasi ilmiahnya. Nah, mungkin pertanyaan selanjutnya yang perlu dijawab adalah bagaimana publikasi ilmiah atau jurnal bisa terindeks Scopus? Tenang, Anda bisa membaca tips yang relavan di artikel duniadosen.com yang lain.