Yogyakarta – Sebagai perguruan tinggi berbasis Islam, UIN Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta merasa memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk menanamkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air kepada generasi muda khususnya mahasiswanya sendiri.
Tanggungjawab UIN Suka dalam melindungi generasi muda dari pengaruh buruk Narkoba, seks bebas, kejahatan sosial media, indoktrinasi kalangan radikalisme untuk tidak mencintai NKRI dan lebih respek pada faham khilafah, yaitu dengan Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara (PSPB) UIN Suka menyelenggarakan kegiatan Lomba Tata Upacara Pengibaran Bendera.
Melalui keterangan release dari humas UIN Suka (16/10/2019) kemarin, lomba tingkat nasional tersebut diadakan dalam rangka memperingati Hari Santri yang ketiga dengan diikuti 35 regu Paskibra pilihan perwakilan MA/SMA/SMK dari provinsi seluruh Indonesia, dengan masing-masing regu berjumlah 22 orang.
PSPB UIN Suka merasa penting untuk terus menerus melakukan kegiatan-kegiatan yang membangkitkan kembali rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan semangat belajar yang membara sebagai implementasi ketaqwaan kepada Allah (Sang Pencipta) yang diperuntukkan untuk generasi muda.
Pelaksanaan Lomba Tata Upacara Bendera dibuka oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., dihadiri para tamu undangan dari Pemda Propinsi DIY, pimpinan perguruan tinggi di wilayah DIY, Pengurus NU dan Muhammadiyah, Polda DIY, Koren 072/Pamungkas, DAN LANUT, DAN LANAL, BPO Dinas Dikpora DIY, PW NU DIY, PW Muhammadiyah.
Turut mengundang pula DR. Hj. Megawati Soekarno Putri selaku Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, yang dijadwalkan hadir untuk membuka acara, tetapi tidak bisa hadir, dan diwakili DPD DIY, Eko Suwanto, dan dari DPP, H. Idam Samawi. Hingga akhirnya kegiatan ini dibuka oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D.
Prof. Yudian dalam sambutannya menyampaikan, UIN Suka merasa bertanggungjawab ikut membina generasi muda (generasi milenial) sebagai penerus masa depan bangsa Indonesia. Undangan untuk membuka kegiatan ini disampaikan kepada Megawati Soekarnoputri adalah sebagai penghormatan karena beliaulah yang menandatangani prasasti perubahan IAIN Sunan Kalijaga menjadi UIN.
“UIN juga menaruh rasa hormat kepada Ibu Mega sebagai simbol ibu bangsa Indonesia, yang memiliki kharisma kekuatan rakyat Indonesia untuk memilih putra-putra terbaik Indonesia menjadi pemimpim di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut Prof. Yudian memaparkan, ajang Lomba Tata Upacara Pengibaran Bendera ini diselenggarakan sebagai penghargaan atas ditetapkannnya Hari Santri oleh Presiden Joko Widodo, yang pada tahun ini sampai pada peringatan Hari Santri yang ketiga. Hari Santri merupakan pengakuan kepahlawanan Santri yang memberikan kontribusi terhadap kemerdekaan NKRI.
Melalui peringatan Hari Santri yang ketiga, demikian kata Prof. Yudian, sebagai peneguhan kembali betapa besar peran santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Hingga saat ini santri masih dituntut perannya untuk terus menjaga NKRI dari rongrongan faham radikalisme-terorisme.
Lebih lanjut Prof. Yudian menjelaskan, kegiatan ini bermaksud menggelorakan kembali kesadaran berbangsa dan bernegara, memperteguh semangat nasionalisme dan patriotisme, semangat persatuan dan kesatuan bangsa, menanamkan sikap tertib, disiplin, kerjasama dan kekompakan, rasa tanggungjawab, serta kemampuan memimpin di kalangan generasi muda (generasi milenial).
“Selain itu menanamkan rasa cinta yang dalam terhadap keutuhan NKRI dan mencegah agar kaum muda tidak terpapar pahan radikalisme-terorisme,” katanya.
Melalui lomba tata upacara pengibaran bendera, Prof. Yudian ingin memberikan pemahaman kepada umat muslim, bahwa hormat bendera dalam tata upacara merupakan simbol persatuan dan penghargaan terhadap NKRI. Penghargaan terhadap NKRI juga merupakan implementasi ketaqwaan umat Muslim yang hidup di Indonesia.
“Jadi umat Muslim di Indonesia tidak perlu canggung melakukan penghormatan bendera merah putih saat upacara bendera. Di kalangan generasi muda harus mensyukuri dan mengoptimalkan kenikmatan, dengan giat belajar, melakukan kegiatan-kegiatan positif dan menghindari kegiatan kegiatan menghasut dan merusak,” tegas Prof. Yudian.
Ketua PSPB UIN Sunan Kalijaga, Dr. Badrun Alaena, M. Si., dalam laporannya saat pembukaan lomba menjelaskan, lomba tata upacara pengibaran bendera tersebut dilaksanakan 16-20/10/2019.
Sementara dewan juri Lomba Tata Upacara Pengibaran Bendera terdiri dari; Sinungwati, SH., M.I.P. (Polda DIY), Edy Wibowo (Korem 072/Pamungkas), Yatim Widodo (LANUT), Sarjito (LANAL), Subarmin (BPO Dinas Dikpora DIY), Nurjamil Dimyati (PW NU DIY), Edy Prajaka, S. Pd., (PW Muhammadiyah DIY), Kartono (DISDIKPORA), Dra. RTM Maharani, MM (UIN Sunan Kalijaga).
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…