Tak lama lagi momentum pembukaan program hibah Dikti akan dibuka. Salah satu persiapan yang perlu dilakukan dosen adalah melakukan pemutakhiran data di SINTA. Dimana ada kebutuhan untuk memahami cara update publikasi di SINTA dan data lainnya.
SINTA menjadi pusat data untuk seluruh riwayat publikasi ilmiah dosen. Baik yang terindeks Scopus, WoS, Google Scholar, Garuda, dan juga daftar publikasi dalam bentuk buku serta HAKI yang dimiliki dosen.
Hanya saja data kinerja akademik dosen di SINTA tidak terupdate secara otomatis. Para dosen pun perlu melakukan update atau pemutakhiran data secara manual. Sehingga perlu memahami tata caranya seperti apa. Berikut penjelasanya.
Portofolio dosen di SINTA mencakup luaran yang dihasilkan dalam menjalankan tri dharma. Hal ini sejalan dengan penjelasan di awal, dimana ada riwayat publikasi ilmiah. Mencakup publikasi di prosiding, jurnal ilmiah, dan penerbitan buku-buku ilmiah.
Selain itu, luaran dalam bentuk HAKI baik itu paten, hak cipta, dan jenis HAKI lainnya juga terekam di SINTA. Oleh sebab itu, dosen perlu paham bagaimana mengupdate data-data tersebut agar peluang menerima hibah, berkolaborasi, dan menjadi reviewer jurnal terbuka lebar.
Dikutip melalui salah satu konten yang dibagikan kanal YouTube Kreatif Berkarya. Berikut adalah tahapan dalam tata cara update publikasi di SINTA:
Proses sinkronisasi yang dilakukan tersebut akan membuat seluruh publikasi yang terindeks di Scopus, WoS, Google Scholar, Garuda, dan publikasi dalam bentuk buku terupdate sesuai aktual publikasi terbaru yang diurus dosen.
Proses sinkronisasi ini tidak bisa dilakukan setiap hari oleh dosen. Sebab sistem di laman SINTA diatur membantu proses sinkronisasi sekali dalam seminggu. Jadi, jika ingin terus mengupdate data di SINTA perlu dilakukan seminggu sekali saja.
Lagipula, kecil kemungkinan dosen memiliki publikasi ilmiah baru setiap minggu. Lebih dianjurkan penerapan cara update publikasi di SINTA saat ada publikasi baru dan terindeks di salah satu database yang tersinkronisasi di SINTA. Sehingga bisa segera masuk ke profil dosen.
Selain rutin melakukan update data di SINTA, ada banyak kiat lain perlu dilakukan dosen untuk memperbesar peluang memenangkan hibah. Terutama hibah Dikti yang menjadi program hibah tahunan dan hibah bergengsi di Indonesia.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah sejumlah kiat yang dianjurkan untuk diterapkan agar memenangkan hibah Dikti:
Kiat yang pertama tentu saja membangun riwayat publikasi ilmiah yang sesuai. Sesuai disini adalah sesuai dengan bidang keilmuan yang ditekuni dan data rumpun ilmu sampai riwayat pendidikan dosen di SISTER maupun database lain.
Membangun riwayat publikasi ilmiah terbantu dengan kebijakan kampus yang mewajibkan mahasiswa tingkat akhir mempublikasikan jurnal sebagai syarat kelulusan. Sehingga sejak kuliah, riwayat publikasi sudah mulai dibangun.
Namun, jangan hanya mengandalkan riwayat publikasi selama menempuh studi. Setelah menjadi dosen dan berhak menerima dana penelitian internal dari PT. Jangan lupa untuk diperjuangkan agar bisa melakukan penelitian dan pengabdian.
Sebab, publikasi ilmiah tidak akan bisa dilakukan dosen jika belum melaksanakan kedua kegiatan akademik tersebut. Jadi, pada tahap awal bisa fokus mendapatkan dana penelitian dan pengabdian dari kampus. Selanjutnya memperjuangkan hibah Dikti.
Kiat yang kedua agar memenangkan hibah Dikti adalah mempelajari dan memenuhi syarat hibah tersebut. Seperti yang dijelaskan di awal, hibah dari Dikti adalah program rutin tahunan. Menjelang akhir tahun, biasanya sudah ada sosialisasi.
Selain itu, Kemendikbudristek juga sudah merilis buku panduan. Tentunya bisa dipelajari karena semua informasi tentang hibah tercantum di buku panduan tersebut. Silahkan cek buku panduan dan persyaratannya. Kemudian berusaha dipenuhi.
Bagaimana jika buku panduan belum dirilis? Maka bisa mengacu pada buku panduan yang terbit di tahun sebelumnya. Sebab umumnya tidak ada perbedaan terlalu jauh. Sehingga syarat menjadi pengusul, baik ketua maupun anggota nyaris sama.
Anda bisa mempelajari syarat-syarat tersebut dan berusaha untuk memenuhinya. Sebab beberapa syarat mungkin tidak bisa dipenuhi dalam semalam. Misalnya memiliki ijazah S3, padahal Anda bisa jadi baru memiliki ijazah S2.
Dikutip melalui website Mariyudi, salah satu kiat untuk memenangkan program hibah dari Dikti adalah membaca buku panduan. Selain mencantumkan syarat menjadi anggota maupun ketua pengusul. Buku panduan menyampaikan informasi kompleks.
Seluruh ketentuan menjadi penerima hibah tercantum di dalamnya. Sehingga buku panduan tidak boleh dipandang sebelah mata. Apalagi setiap tahun ada saja perubahan, meski kadang tidak signifikan.
Jadi, meningkatkan peluang menang hibah DIkti, wajib sekali membaca buku panduan. Sehingga bisa tahu apa saja format yang sudah ditetapkan. Apakah hanya proposal usulan atau ada dokumen lain yang wajib sesuai format.
Kemudian, bisa paham juga bagaimana prosedur pengiriman atau pengajuan proposal usulan. Sehingga tidak salah masuk ke website dan proposal tidak diterima oleh Ditjen Dikti sebagaimana mestinya.
Kiat keempat dalam upaya memenangkan hibah Dikti adalah menyusun proposal usulan yang memenuhi ketentuan. Mulai dari format atau template susunan yang harus sesuai ketentuan Dikti.
Kemudian semua bagian di dalam proposal usulan juga harus sesuai ketentuan. Misalnya dari struktur, kemudian isi RAB sebaiknya bagaimana, dokumen apa saja yang harus dilampirkan, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, luangkan waktu yang cukup dan dipakai khusus untuk menyusun proposal usulan. Harapannya bisa lebih fokus dan memenuhi ketentuan yang ada tanpa terlewat. Peluang lolos seleksi tentunya semakin besar.
Kiat selanjutnya berkaitan dengan topik dan judul yang diajukan dalam proposal usulan. Seperti yang diketahui, Dikti akan menyaring proposal usulan untuk menentukan mana saja yang layak diberi pendanaan.
Terkait topik, umumnya akan ditinjau dari beberapa aspek penilaian. Seperti kesesuaian dengan bidang keilmuan para pengusul, kemudian memiliki urgensi tinggi, menjadi tren atau isu hangat yang diperbincangkan, dan dampak yang luas.
Sementara untuk judul, judul harus sesuai dengan isi proposal yang kemudian dikemas agar lebih menarik. Menarik disini tentunya tidak sama dengan membuat judul buku. Melainkan ada informasi yang menjelaskan suatu novelty dan ciri khas dari penelitian yang diajukan.
Bicara mengenai program hibah Dikti memang kunci utamanya ada pada proposal usulan. Sebab hal yang dinilai disini tentu saja isi dari proposal usulan tersebut. Selain beberapa poin yang sudah dijelaskan, poin mengenai RAB juga sangat diperhatikan.
RAB akan menjelaskan secara rinci kebutuhan biaya penelitian yang diajukan dan ragam post biaya yang terbentuk. RAB perlu disusun secara detail agar semua kebutuhan penelitian masuk di dalamnya dan tidak ada yang terlewat.
Nominal dalam RAB juga harus logis. Selain itu, komponen biaya yang masuk ke RAB sesuai ketentuan hibah. Sebab ada beberapa komponen biaya yang tidak tercover dan harus ditanggung oleh pengusul.
Kiat terakhir untuk memenangkan hibah Dikti adalah berkolaborasi sesuai ketentuan. Hibah dari DIkti biasanya dihadirkan dalam beberapa skema. Skema tertentu tidak ada kolaborasi, sementara skema lain bisa jadi wajib berkolaborasi.
Khusus untuk skema yang bisa berkolaborasi, maka pilih mitra kolaborasi yang memenuhi ketentuan. Sekaligus yang dirasa mampu memberi kontribusi maksimal pada usulan penelitian yang diajukan.
Itulah beberapa kiat tambahan selain memahami tata cara update publikasi di SINTA agar peluang menang hibah Dikti lebih tinggi. Jangan lupa pula untuk banyak berdoa, sehingga mendapat ketenangan hati saat mengurus pengajuan proposal usulan.
Selain itu, jangan berkecil hati jika kalah dalam proses seleksi. Sebab anggaran dalam hibah tidak memungkinkan untuk memfasilitasi semua proposal usulan. Maka lumrah jika tidak menang hibah. Kemudian berusaha lagi di hibah berikutnya.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik cara update publikasi di SINTA. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…