Informasi

Cara Penulisan Gelar MBA yang Baik dan Benar


Cara penulisan gelar MBA tentunya wajib disesuaikan dengan kaidah yang berlaku, di Indonesia perlu disesuaikan dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan). Mengapa penulisan gelar pendidikan harus tepat? Mungkin pertanyaan ini muncul saat dihadapkan dengan kewajiban untuk menulis gelar seseorang sebaik dan setepat mungkin. 

Jadi, perlu diakui bahwa gelar pendidikan maupun gelar jenis lainnya adalah suatu kebanggaan sekaligus prestasi. Khususnya untuk gelar pendidikan yang tentu tidak bisa diraih dengan mudah, sehingga tidak semua orang memiliki hak untuk menyandang gelar tersebut. 

Sebagai bentuk penghormatan maka penulisan gelar perlu dicantumkan baik di depan maupun belakang nama pemiliknya. Selain itu penulisannya juga harus tepat, termasuk cara penulisan gelar MBA bagi yang sudah menyelesaikan pendidikan S2 di bidang bisnis. Sehingga penulisan yang tepat memberi informasi yang jelas. 

Bahwa pemilik gelar tersebut menyelesaikan pendidikan sampai mana dan di bidang apa. Hal ini tentu menjadi wujud penghargaan terhadap perjuangan pemilik gelar tersebut. Sehingga dalam bahasa Indonesia penulisan gelar kemudian ada dasarnya, ada landasan hukumnya, dan perlu disesuaikan dengan itu semua. 

Apa Itu Gelar MBA?

Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai tata cara penulisan gelar MBA yang baik dan benar. Namun sebelumnya, wajib tahu dulu pengertian dari gelar MBA itu sendiri. Sehingga tidak hanya bisa menuliskan gelarnya sesuai EYD namun juga memahami MBA itu apa dan proses perjuangan seseorang dalam meraihnya. 

MBA kepanjangan dari Master Business Administration yang dalam bahasa Indonesia disingkat MAB (Magister Administrasi Bisnis). MBA kemudian bisa didefinisikan sebagai suatu gelar pendidikan di jenjang Magister atau S2 yang ditempuh oleh para mahasiswa dengan ketertarikan pada bidang bisnis dan keuangan. 

Baca Juga: Cara Penulisan Gelar PhD yang Benar, Jangan Sampai Salah Lagi ya!

Jadi, di dalam jenjang pendidikan MA untuk bidang administrasi bisnis maka akan dikenal gelar MBA tersebut. Mahasiswa kemudian akan fokus mempelajari masalah bisnis dan keuangan. Gelar MBA juga diketahui setara dengan gelar Master lainnya, hanya saja disini mahasiswa akan fokus mempelajari keterampilan bisnis. 

Gelar MBA kemudian memiliki beberapa hal unik sekaligus menarik. Pertama, kamu diwajibkan dulu untuk memiliki pengalaman kerja yang profesional sebelum melamar sebagai mahasiswa MBA. Syarat ini tentunya tidak akan kamu jumpai ketika memilih gelar Master lainnya. 

Kedua, untuk bisa menjadi mahasiswa MBA kamu tidak harus menempuh pendidikan yang linier di jenjang Sarjana. Sehingga memilih jurusan S1 apapun dan di bidang keilmuan apapun, masih berkesempatan untuk masuk jenjang Master satu ini.  

MBA kemudian dikenal selalu mencetak ahli dalam berbisnis, dan lulusannya diketahui memiliki prospek yang cerah. Sebab keterampilan yang dimiliki memang dibutuhkan oleh nyaris semua perusahaan tanpa terkecuali. Sebab perusahaan sendiri bisa tumbuh dengan menjalankan kegiatan bisnis. 

Namun sekali lagi, meskipun prospek di masa depan bagi para pemegang gelar MBA sudah terjamin. Tetap saja kamu wajib memilih MBA ini saat lanjut studi Magister ketika memang tertarik dengan ilmu bisnis dan keuangan. Sehingga setelah lulus kamu pun akan nyaman dengan kegiatan bisnis dan keuangan tersebut. 

Perbedaan Gelar MBA dan Master

Sebelum memahami bagaimana cara penulisan gelar MBA kamu sudah tahu betapa pentingnya gelar tersebut. Maka tidak berlebihan rasanya jika memperjuangkan gelar MBA tersebut, karena dijamin merupakan gelar bergengsi dan membanggakan. Pertama, karena gelar tersebut gelar Master atau di jenjang Magister alias S2. 

Kedua, gelar MBA hanya dimiliki oleh mereka yang lulus di universitas luar negeri dimana status untuk bisa lolos seleksi cukup ketat. Ditambah dengan label bahwa kualitas pendidikan di universitas luar negeri lebih baik, khususnya di negara maju dan di universitas kenamaan. 

Sedangkan untuk lulusan Master atau Magister Bisnis yang berasal dari universitas di dalam negeri nantinya akan memperoleh gelar Master yakni Magister Administrasi Bisnis (M.A.B). Lalu, apakah keduanya berbeda? Selain dilihat dari universitas tempat menempuh pendidikan, ternyata masih ada beberapa aspek lain yang membedakan keduanya. 

Berikut adalah beberapa detail yang membedakan antara MBA dengan Master: 

1. Persyaratan untuk Mengikuti Program

Perbedaan pertama adalah persyaratan untuk masuk ke program pendidikan pasca Sarjana tersebut. Pada MA atau Master, persyaratan adalah sudah lulus S1 dengan jurusan yang boleh linier boleh juga tidak. Hanya saja memilih jurusan Master yang linier dengan S1 akan memberi kemudahan ekstra. 

Sedangkan untuk masuk ke program MBA, ada beberapa syarat khusus selain syarat umum seperti sudah lulus Sarjana. Misalnya sudah harus memiliki pengalaman kerja profesional. Sehingga lulus S1 kamu sudah harus bekerja dulu, dan baru kemudian mencari kesempatan masuk program MBA. 

Pengalaman kerja tersebut minimal selama 2 tahun, dan alasan kenapa persyaratan ini diberlakukan adalah untuk mencetak lulusan yang memiliki kemampuan praktek yang lebih baik. Sehingga calon pemilik gelar MBA sudah harus punya pengalaman praktek kerja langsung selama 2 tahun. 

Baca Juga: Syarat Umum dan Tips Cepat Raih Gelar Ph.D

2. Pilihan Program yang Bisa Diambil

Di dalam program Master maupun MBA terdapat beberapa pilihan program yang tentu bisa diambil masing-masing mahasiswa dengan sangat leluasa. Pada aspek ini juga dijumpai perbedaan mencolok. Pada Master, kamu bisa menemukan pilihan program keuangan, kewirausahaan, teknik, kedokteran, dan mode. 

Sedangkan di MBA, khusus untuk mengasah keterampilan bisnis sehingga meskipun banyak program bisa dipilih namun semuanya berkaitan dengan bisnis. Misalnya MBA Teknologi Informasi, MBA Pemasaran, MBA Bisnis Internasional, dan lain sebagainya. Jadi, pada Master pilihan program mencakup lebih banyak bidang dibanding MBA. 

3. Metode Pembelajaran

Selain dari susunan huruf dalam cara penulisan gelar MBA dan Master, perbedaan berikutnya ada pada metode pembelajaran. Pada Master, metode pembelajaran cenderung umum. DImulai dari pembelajaran di dalam kelas, sesekali melakukan diskusi kelompok dan presentasi, dan mengerjakan tugas kuliah dari dosen. 

Sedangkan pada MBA, sebagian besar kegiatan perkuliahan diisi dengan kegiatan praktek. Sebab sekali lagi, tujuan dari MBA adalah mencetak lulusan yang memiliki kemampuan praktek yang luas di bidang bisnis. Sehingga kebanyakan memakai metode pembelajaran studi kasus langsung di lapangan. 

4. Kurikulum Pembelajaran

Perbedaan lainnya dilihat dari kurikulum pembelajaran yang diterapkan. Pada MBA< kurikulum yang dipakai adalah meningkatkan kemampuan manajemen dan kepemimpinan mahasiswa. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut kurikulum pendidikan yang diterapkan mayoritas dalam bentuk diskusi kelompok. 

Sedangkan pada program Master lebih condong ke arah membentuk pengembangan berpikir analitis dan praktis. Sehingga untuk mencapainya kegiatan belajar di kelas dan mengerjakan tugas kuliah secara mandiri sangat diperlukan. DIlihat dari aspek ini kamu bisa memilih program mana yang sesuai sistem belajar yang kamu punya. 

5. Kesempatan Kerja Pasca Lulus

Perbedaan berikutnya ada pada kesempatan atau prospek kerja setelah lulus. Jadi, pada dasarnya baik Master maupun MBA memiliki peluang kerja yang sama luasnya. Hanya saja ada perbedaan, pada Master karena program yang dipilih lebih spesifik maka peluang kerja di bidang spesifik masing-masing yang dipilih. 

Jadi misal kamu Mengambil Master Teknik, maka berpeluang untuk mengisi posisi Teknik dari berbagai perusahaan. Tidak bisa mengisi posisi untuk lulusan Master Mode maupun Master Ekonomi dan lainnya. 

Sedangkan pada MBA, karena sudah punya pengalaman kerja dan memiliki kemampuan akademis di bidang bisnis dan keuangan. Maka pilihan kerjanya lebih luas, bisa mengisi posisi apapun bahkan mengisi posisi lebih tinggi. Dilihat dari pengalaman kerja yang telah dimiliki sebelumnya. 

Jadi, dari penjelasan di atas apakah kamu sudah memutuskan hendak meraih gelar MBA atau Master? Keduanya tentu sama baiknya dan untuk meraihnya sama-sama butuh perjuangan keras. Oleh sebab itu, dalam menentukan pilihan sebaiknya disesuaikan dengan keinginan, minat, dan bakat supaya bisa menikmati prosesnya. 

Baca Juga: Seberapa Penting Mendapatkan Gelar Doktor?

Alasan Perlu Meraih Gelar MBA

Meraih gelar MBA adalah dari hasil keputusan untuk melanjutkan studi pasca Sarjana, sehingga perlu direncanakan dengan baik. Menariknya, ada banyak alasan yang membuat gelar MBA di jenjang S2 ini perlu diraih atau diperjuangkan. Diantaranya adalah: 

1. Punya Kemampuan Berorganisasi

Alasan pertama adalah kamu bisa mendapatkan bekal ilmu dan keterampilan yang cukup untuk berorganisasi. Maksudnya adalah memberi kesempatan untuk bisa menjalankan organisasi apapun baik organisasi swasta, pemerintah, nirlaba, dan sebagainya. Sebab organisasi apapun membutuhkan kegiatan keuangan dan pemasaran. 

2. Gelar Profesional Bernilai Tinggi

Alasan kedua, kenapa gelar MBA sangat layak untuk diperjuangkan adalah karena termasuk gelar profesional bernilai tinggi. Pertama, karena lulusan MBA dibutuhkan oleh banyak perusahaan di banyak bidang. Kedua, membuka peluang mendapat penghasilan besar, dan ketiga karena kesempatan mengisi jabatan tinggi lebih besar. 

3. Membantu Mendapat Kemampuan Praktis

Mahasiswa MBA akan dibekali berbagai kemampuan praktis yang mendukung profesi maupun bisnis yang dijalankan. Sebab selama kuliah banyak mendapatkan keterampilan untuk mencari masalah dan memecahkannya dalam kegiatan bisnis. Sehingga lebih sering praktek dibanding belajar santai di kelas. 

Sehingga setelah lulus kamu akan memiliki banyak kemampuan praktis yang bisa diaplikasikan di bidang yang ditekuni. Misalnya saja kamu sudah punya bekal untuk menata keuangan bisnis. Maka kamu tidak akan ragu untuk menjalankan bisnis sendiri berbekal keterampilan selama menempuh pendidikan MBA. 

4. Mendapat Keterampilan yang Aplikatif

Semua ilmu di dalam program MBA pada dasarnya adalah ilmu yang aplikatif, yakni ilmu yang bisa digunakan dalam keseharian. Misalnya tentang akuntansi, kamu tidak hanya tahu bagaimana menyusun laporan keuangan suatu perusahaan. Namun juga tahu bagaimana mengelola keuangan pribadi dan menyusun laporannya. 

Setiap ilmu dan keterampilan yang didapatkan kemudian sangat dibutuhkan dalam keseharian diri sendiri. Sehingga ilmu tersebut sangat bermanfaat dan mudah untuk diaplikasikan. 

5. Membantu Meraih Tingkatan Karir Lebih Baik

Sebelum masuk ke program MBA, kamu diwajibkan untuk bekerja dulu selama 2 tahun. Pengalaman kerja ini tidak hanya berupa pengalaman yang tertulis di CV namun juga bisa menjadi bekal setelah meraih gelar MBA. Sebab setelah lulus dijamin kamu akan mendapatkan posisi atau jabatan lebih baik. 

Sebab setelah meraih gelar MBA, kamu statusnya sudah berpengalaman dan sudah memiliki pendidikan sebagai seorang ahli di bidang keuangan dan bisnis. Sehingga pasca gelar MBA diraih kamu bisa mendapatkan karir yang lebih baik dari sebelumnya. 

Baca Juga: Anda Ingin Mendapatkan Gelar Ph.D? Saatnya Terapkan Strategi Ini

Cara Penulisan Gelar MBA Sesuai dengan EYD

Setelah mengenal seluk beluk dari gelar MBA dari penjelasan diatas, maka pembahasan berikutnya adalah mengenai tata cara penulisan gelar MBA. Penulisan gelar pendidikan maupun jenis lain memang tidak wajib. Namun pada beberapa kesempatan penulisannya memang dibutuhkan maupun diinginkan (diminta) oleh pemilik gelar. 

Misalnya ketika mencetak undangan pernikahan, maka sebagian mempelai mencantumkan gelar pendidikan dengan lengkap sekalipun cukup panjang. Bisa juga ketika mencalonkan diri untuk masuk ke panggung politik. Maka berbagai unsur produk kampanye dan menyebutkan nama calon akan diikuti gelar pendidikan. 

Penulisan gelar sendiri ada aturannya, dalam bahasa Indonesia diatur di dalam ketentuan EYD. Berikut detail aturan tersebut: 

  1. Gelar yang diperoleh seseorang ditulis di depan maupun di belakang nama orang tersebut.
  2. Gelar pendidikan ditulis dengan menggunakan tanda titik (.) yang kemudian menghubungkan antara huruf satu dengan huruf lainnya.
  3. Khusus untuk gelar yang ditulis di belakang nama, maka wajib ditambahkan tanda koma (,) setelah nama pemilik gelar selesai ditulis baru disusul gelar pendidikan yang dimaksud.
  4. Jika gelar yang dimiliki seseorang lebih dari satu, maka gelar dipisah dengan tanda koma (,). Sehingga menuliskan nama lengkap pemilik gelar (tanda koma) gelar pertama sesuai EYD (tanda koma) dan gelar berikutnya (tanda titik).

Aturan tersebut juga berlaku di dalam cara penulisan gelar MBA yang baik dan benar. Gelar MBA sendiri adalah gelar Magister untuk lulusan luar negeri, sehingga hanya dimiliki oleh lulusan Magister Bisnis dari universitas luar negeri. Penulisannya kemudian ditempatkan di belakang nama pemilik gelar. 

Umumnya, gelar MBA berada di urutan kedua setelah dicantumkan gelar pendidikan Sarjana dari pemilik gelar tersebut. Kemudian disusul gelar pendidikan Doktor untuk lulusan luar negeri, misalnya Ph.D di belakang gelar MBA tersebut. Namun jika pendidikan doktor diraih di universitas dalam negeri, maka mendapat gelar Dr (Doktor) dan ditulis di depan nama. 

Baca Juga: Ingin Menyiapkan Studi Meraih Gelar Ph.D? Ini Tipsnya!

Berikut adalah detail contoh penulisan gelar MBA yang sesuai dengan EYD dalam beberapa bentuk agar lebih mudah memahami penjelasan di atas: 

  • Respati Putra, S. Kom., M.B.A. (lulusan Sarjana Komunikasi dan Master of Business Administration).
  • Diah Prastuti, M.E., M.B.A. (lulusan S2 Magister Ekonomi dan Master of Business Administration).
  • Dr. Afif Permana, S.A.B., M.B.A. (lulusan Sarjana Administrasi Bisnis, S2 – Master of Business Administration, dan juga S3 – Doktor yang ditulis di depan nama).

Penulisan gelar juga umumnya disesuaikan dengan permintaan pemilik gelar. Jadi ada beberapa orang yang di namanya hanya mencantumkan gelar MBA tanpa perlu mencantumkan gelar Sarjana atau S1 yang telah diraih sebelumnya. Ada pula yang ingin dicantumkan semua secara keseluruhan. 

Sedangkan jika menuliskan alamat dan menuliskan nama lengkap, maka pengirim bisa menuliskan nama lengkap dengan gelar lengkap dari penerima surat tersebut. Sehingga dalam beberapa kondisi kamu bisa menjumpai amplop surat atau dokumen yang alamatnya ditujukan kepada seseorang dengan gelar sangat panjang. 

Baik ditulis sebagian maupun seluruhnya, kunci utama penulisan gelar adalah disesuaikan dengan EYD seperti yang dijelaskan di atas. Berhubung jurusan pendidikan di Indonesia dan di dunia sangat banyak. Maka kamu tidak harus menghafal semuanya, cukup mengingat saja jurusan yang populer dan banyak dimiliki masyarakat luas. 

Jadi dengan penjelasan di atas kamu tidak akan mengalami kesulitan lagi setiap kali menuliskan gelar MBA di nama seseorang. Sebab sudah paham betul bagaimana cara penulisan gelar MBA yang baik dan benar. 

Salmaa

Long life learner.

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

19 hours ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

20 hours ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

20 hours ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago