Informasi

2 Cara Kunci Meningkatkan H-Indeks dengan Cepat


Setiap dosen sepertinya butuh cara meningkatkan h-indeks yang dimiliki. H-indeks didapatkan dari jumlah sitasi dan jumlah publikasi ilmiah dosen tersebut. Semakin tinggi h-indeks maka semakin menunjukan manfaat dari publikasi ilmiahnya. 

Menariknya, nilai h-indeks ini ternyata bisa diupayakan para dosen untuk ditingkatkan. Jadi, ada berbagai upaya bisa dilakukan agar h-indeks menjadi tinggi yang kemudian menjadi salah satu prestasi dosen di ranah penelitian dan publikasi ilmiah. 

Kenapa H-Indeks Penting bagi Dosen/Peneliti?

Jika membahas mengenai tata cara meningkatkan h-indeks, dijamin banyak dosen maupun peneliti mempertanyakan arti pentingnya. H-indeks dikutip dari laman penelitian.ugm.ac.id merupakan ukuran yang digunakan untuk menilai pengaruh hasil penelitian ilmuwan. Pengaruh ini dilihat dari publikasi ilmiah.

Hasil penelitian dosen dan peneliti nantinya akan dipublikasikan ke jurnal, prosiding, maupun buku. Namun, h-indeks ini lebih mengacu pada jumlah sitasi publikasi dalam bentuk jurnal internasional bereputasi. 

Dilihat dari definisi ini, maka bisa dipahami bahwa meriah h-indeks yang tinggi sangat penting dan merupakan prestasi. H-indeks bisa tinggi didapatkan dari jumlah sitasi dan jumlah publikasi ilmiah yang saling melengkapi. 

Intinya, semakin tinggi sitasi pada publikasi ilmiah yang dimiliki maka akan mendongkrak nilai h-indeks. H-indeks kemudian menjadi dasar untuk mengetahui seberapa besar manfaat penelitian dan publikasi terhadap hasil penelitian tersebut. 

H-indeks seringkali menjadi tolak ukur pengaruh suatu penelitian, mengapa demikian? Temukan jawabannya di H-Indeks Sebagai Tolak Ukur Manfaat Penelitian

Perhitungan dan Faktor Penentu Nilai H-Indeks

Sebelum masuk ke pembahasan mengenai cara meningkatkan h-indeks, pahami dulu apa saja faktor yang mempengaruhi nilai akhirnya. Ada dua faktor yang menentukan nilai akhir dari h-indeks, yaitu jumlah publikasi ilmiah dan jumlah sitasi publikasi ilmiah. Berikut penjelasannya.

1. Jumlah Publikasi Ilmiah

Faktor pertama yang mempengaruhi perhitungan h-indeks milik dosen dan peneliti adalah jumlah publikasi ilmiah. Semakin tinggi jumlah publikasi ilmiah maka akan meningkatkan peluang meraih jumlah sitasi yang tinggi juga. 

2. Jumlah Sitasi Publikasi Ilmiah

Faktor kedua yang mempengaruhi perhitungan h-indeks adalah jumlah sitasi. Pada dasarnya, semakin tinggi jumlah sitasi atas publikasi ilmiah yang dimiliki. Maka akan meningkatkan nilai akhir h-indeks. 

Inilah alasan kenapa dosen dan para peneliti diharapkan bisa produktif melakukan penelitian dan publikasi ilmiah. Harapannya bisa ikut meningkatkan h-indeks yang menunjukan reputasi dan kualitas publikasi ilmiah yang dilakukan. 

Sebab, sangat tidak mungkin suatu publikasi dikutip banyak orang jika kualitasnya di bawah rata-rata. Kebanyakan, karya tulis ilmiah dengan kualitas tinggi memiliki jumlah sitasi yang tinggi juga. Maka h-indeks bisa menjadi acuan untuk mengukur kualitas publikasi ilmiah. 

Cara Meningkatkan H-Indeks

Ada banyak cara bisa dilakukan dosen dan peneliti untuk meningkatkan h-indeks. Secara garis besar, ada 2 cara meningkatkan h-indeks yang diketahui sangat efektif, yaitu:

1. Meningkatkan Jumlah Sitasi pada Publikasi Ilmiah

Cara pertama tentu saja dengan meningkatkan jumlah sitasi pada publikasi ilmiah yang sudah dilakukan. Ada beberapa cara yang terbilang sangat efektif untuk meningkatkan jumlah sitasi ini. Berikut beberapa diantaranya: 

a. Publikasi ke Jurnal Bereputasi

Cara pertama untuk meningkatkan jumlah sitasi adalah dengan publikasi ke jurnal yang sudah terindeks ke database bereputasi. H-indeks akan lebih mudah naik ketika publikasi di jurnal internasional bereputasi. Kenapa? 

Sebab jumlah pembaca cukup tinggi untuk jurnal-jurnal kredibel dan banyak yang menjadikannya referensi. Sehingga sitasi terhadap publikasi ini akan lebih tinggi jika dibandingkan ke jurnal tidak bereputasi. 

Meskipun menembus editorial jurnal internasional bereputasi dikenal susah, proses panjang sehingga butuh waktu lama, dan bahkan biayanya juga tinggi. Namun untuk meningkatkan h-indeks bisa dikatakan sangat efektif. 

Selain Scopus, H-indeks juga ada pada Google Scholar. Sehingga Anda tak boleh melewatkan H-Indeks di database ini. Jadi, jangan lewatkan Tips Menaikkan Sitasi di Google Scholar agar H Indeks Maksimal.

b. Publikasi ke Jurnal Open Access

Cara kedua untuk meningkatkan jumlah sitasi adalah publikasi ke jurnal open access. Sebab jurnal jenis ini cenderung menarik minat lebih banyak pembaca sebab tidak ada tambahan biaya untuk membaca seluruh isinya. 

Umumnya, jurnal internasional bereputasi bersifat open access. Sehingga poin ini berhubungan langsung dengan penjelasan di poin sebelumnya. Namun, jika merasa menembus jurnal bereputasi susah. Setidaknya selalu memilih jurnal open access

c. Mempromosikan Publikasi Ilmiah

Cara yang ketiga untuk meningkatkan jumlah sitasi sebagai bagian dari cara meningkatkan h-indeks adalah mempromosikan publikasi ilmiah yang dilakukan. Harus diakui promosi yang efektif memiliki dampak signifikan. 

Pastikan ada lebih banyak orang mengetahui publikasi ilmiah Anda, sehingga meningkatkan jumlah pembaca dan mendorong peningkatan jumlah sitasi. Pertanyaannya, bagaimana cara mempromosikan publikasi ilmiah? 

Anda bisa mulai dengan mempromosikannya di media sosial, entah itu media sosial populer seperti Instagram maupun media sosial khusus di ranah ilmiah. Misalnya di platform ResearchGate. 

Cara lain adalah mempromosikan secara offline, yakni memperkenalkan tulisan Anda kepada mahasiswa. Tidak ada salahnya meminta mereka membaca dan melakukan sitasi, karena ketika relevan dengan kebutuhan mereka maka sah saja dilakukan. 

Mempromosikan publikasi saja tak cukup, Anda juga perlu mengedukasi cara sitasi yang benar agar sitasi terdeteksi. Sehingga sitasi dari orang lain bisa menaikkan h-indeks Anda. Bagikan saja artikel Menaikkan Sitasi di Google Scholar dengan Cara Sitasi yang Benar agar lebih mudah.

d. Melakukan Sitasi pada Publikasi Diri Sendiri

Cara keempat untuk meningkatkan jumlah sitasi adalah melakukan sitasi sendiri pada publikasi ilmiah yang dilakukan. Sangat umum bagi dosen dan peneliti untuk mengutip karyanya sendiri. 

Supaya tidak masuk kategori self plagiarisme, pastikan selalu mengutip dengan cara yang benar, yakni tetap mencantumkan sumber, baik di footnote maupun di daftar pustaka. Hal ini juga efektif menambah jumlah sitasi yang akan mendorong kenaikan h-indeks. 

e. Produktif Menulis dan Melakukan Publikasi

Cara yang terakhir adalah produktif menulis dan melakukan publikasi. Secara logika, ketika Anda memiliki jumlah publikasi yang tinggi. Maka karya Anda akan dibaca lebih banyak orang dan mendorong kenaikan jumlah sitasi.

Jadi, usahakan disiplin atau produktif melaksanakan kegiatan penelitian agar bisa rutin melakukan publikasi ilmiah. Supaya lebih mudah diwujudkan, jangan ragu untuk terus aktif mengikuti seleksi program hibah penelitian.  

2. Melakukan Kolaborasi

Cara meningkatkan h-indeks yang kedua adalah dengan melakukan kolaborasi. Pertama, kolaborasi penelitian. Misalnya ketika Anda seorang dosen, maka bisa berkolaborasi dengan dosen lain maupun peneliti dari lembaga penelitian. 

Kolaborasi dalam penelitian akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari penelitian tersebut. Pada akhirnya akan mempercepat perolehan hasil penelitian dan meningkatkan kualitas hasil penelitian yang dilakukan. 

Kedua, kolaborasi dalam melakukan publikasi ilmiah. Jika diperhatikan ada banyak buku sampai artikel ilmiah di jurnal yang tidak ditulis secara tunggal. Melainkan disusun oleh beberapa dosen dan peneliti. 

Silakan berkolaborasi untuk melakukan publikasi ilmiah agar bisa lebih produktif sehingga jumlah ublikasi meningkat. Selain itu, kolaborasi juga efektif meningkatkan kualitas publikasi ilmiah sehingga mendorong kenaikan jumlah sitasi. 

Itulah pilihan cara meningkatkan h-indeks yang bisa diupayakan oleh para dosen maupun peneliti di tanah air. Sehingga bisa meningkatkan sitasi dan menunjukan bahwa penelitian dan publikasi ilmiah yang dilakukan memiliki manfaat besar serta luas. 

Jika memiliki pertanyaan, opini, maupun berbagi pengalaman berkaitan dengan topik di artikel ini. Silakan menuliskannya di kolom komentar dan membuka diskusi. Jangan lupa klik tombol Share agar kolega Anda juga ikut membaca dan memetik manfaat dari artikel ini. 

Pujiati

Saya menyukai kegiatan membaca, menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Saat ini, selain disibukkan dengan agenda seorang ibu rumah tangga, saya aktif menjadi Content Writer untuk situs di Deepublish Group. Sesekali saya juga membuat artikel untuk media Hops ID.

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

4 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

4 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

5 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

5 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

5 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

6 days ago