Memahami cara mengutip dari jurnal tentu penting untuk menghindari resiko plagiat terhadap karya tulis ilmiah yang disusun. Melakukan kutipan atau pengutipan tentu akrab bagi kalangan dosen, mahasiswa, maupun peneliti.
Hal ini lumrah dilakukan untuk menguatkan landasan teori dari karya ilmiah yang disusun. Sebagai contoh adalah untuk menguatkan landasan teori dari laporan hasil penelitian yang dilakukan dosen maupun kalangan peneliti.
Secara umum, karya ilmiah akan mengambil kutipan dari jurnal ilmiah. Mengapa demikian? Lalu, bagaimana cara mengutip dari jurnal dengan benar agar bebas dari plagiat?
Daftar Isi
TogglePentingnya Mengutip Jurnal
Berkutat dengan karya ilmiah membuat seorang dosen, peneliti, maupun mahasiswa sering mengutip dari karya tulis ilmiah orang lain. Hal ini wajar dan sudah dilakukan oleh semua peneliti sejak dulu hingga sekarang.
Mengambil kutipan sendiri memang terbilang penting karena akan menunjang kredibilitas dari karya tulis ilmiah yang disusun. Melakukan kutipan pun pada dasarnya tidak hanya dilakukan saat menyusun karya tulis ilmiah, namun juga karya tulis non ilmiah.
Meskipun lumrah dan juga bisa diterapkan di berbagai jenis karya tulis, namun setiap penulis harus paham bagaimana cara mengutip dari jurnal yang baik dan benar. Supaya bebas dari unsur plagiat sehingga kredibilitas dari apa yang ditulis terjamin.
Ada banyak alasan yang membuat kegiatan mengutip dari jurnal ini penting untuk dilakukan, beberapa diantaranya adalah:
1. Menggunakan Kembali Hasil Penelitian Terdahulu
Alasan pertama yang membuat pengambilan kutipan dari hasil tulisan, data penelitian, dan sebagainya dari penulis lain adalah untuk proses reuse. Yakni menggunakan kembali hasil penelitian terdahulu yang dilakukan penulis.
Data ini akan dijadikan dasar untuk menyusun laporan penelitian, menciptakan kondisi atau perlakuan berbeda maupun sama terhadap objek penelitian, dan untuk tujuan lainnya. Sehingga proses reuse ini sangat penting, agar penelitian tidak terkesan dilakukan secara asal.
2. Bertujuan untuk Transparansi
Memahami tata cara mengutip dari jurnal bertujuan untuk mengedepankan transparansi. Sehingga data yang dijadikan landasan teori berasal dari jurnal yang sudah terpublikasi.
Hal ini akan menjadi bukti bahwa data tersebut bukan hasil Googling maupun pendapat pribadi. Melainkan dari hasil penelitian terdahulu yang sudah terbukti akurat, nyata, dan benar adanya. Data seperti inilah yang sebaiknya dijadikan acuan dalam melakukan penelitian lanjutan.
3. Sebagai Bentuk Penghargaan
Data, hasil penelitian, opini, dan sebagainya dari penulis lain adalah hasil karya dan buah kerja dari penulis tersebut. Jika mengambil begitu saja tanpa mencantumkan kredit atau sumber kutipan dan opini maka sudah termasuk plagiat.
Sekaligus tidak menghargai jerih payah dari penulis saat berusaha mendapatkan hasil penelitian tersebut. Oleh sebab itu, dengan menerapkan cara mengutip dari jurnal yang baik dan benar, maka sama artinya sudah memberikan penghargaan pada peneliti dan penulis sebelumnya.
Baca juga : Merasa Lelah Menyusun Jurnal Ilmiah? Kenali 5 Manfaatnya Disini Agar Lebih Semangat Menyelesaikannya
Cara Mengutip dari Jurnal
Memahami bahwa mengutip opini, hasil penelitian, data, dan sebagainya dari jurnal lain sangat penting untuk menyempurnakan karya tulis yang disusun. Maka sudah sangat tepat jika mencoba mempelajari tata cara mengutip dari jurnal yang baik dan benar.
Mengambil kutipan dari jurnal pada dasarnya bisa dilakukan dengan sejumlah cara. Berikut cara mengutip jurnal:
1. Kutipan Langsung
Cara mengambil kutipan yang pertama adalah secara langsung, yakni mengambil inspirasi dari kutipan orang lain dan disampaikan dengan kalimat sendiri. Namun kuncinya adalah tetap mempertahankan makna kutipan tersebut, sehingga tidak mengubah arti atau definisinya.
Mengutip secara langsung memiliki sejumlah syarat yang tentunya penting untuk diperhatikan, agar tidak keliru. Adapun syarat mengutip jurnal secara langsung adalah:
- Kutipan ditulis apa adanya.
- Kutipan dikaitkan dengan pemaparan dari penulis.
- Penulisan kutipan diatur dengan jarak dua spasi.
- Memberikan tanda kutip (petik dua) pada kalimat kutipan tersebut.
- Sumber kutipan kemudian ditulis secara lengkap meliputi nama, tahun, dan halaman.
- Jika di dalam kutipan ada bagian yang ingin dihilangkan, maka bisa menambahkan titik tiga di awal maupun di akhir sesuai posisi bagian yang dihilangkan tadi.
- Apabila penulis mencoba memberikan tambahan, pendapat, dan sebagainya maka ditulis di dalam tanda kurung.
Contoh:
Menurut Rustandi (2010) memaparkan bahwa: “Nilai-nilai budaya yang luhur harus dijaga…”.
2. Kutipan Tidak Langsung
Jenis atau cara mengutip dari jurnal yang kedua adalah kutipan tidak langsung, dan bisa dikatakan sebagai kebalikan dari kutipan langsung. Kutipan tidak langsung akan mengambil kutipan apa adanya tanpa mengubah struktur kalimat di dalam tulisan peneliti atau penulis sebelumnya.
Sama halnya dengan mengutip secara langsung, cara mengutip jurnal tidak langsung memiliki beberapa syarat, yaitu:
- Penulis sebaiknya menggunakan kalimat yang dipakai oleh penulis sebelumnya tanpa memberikan perubahan apapun.
- Penulis wajib mencantumkan secara lengkap mengenai keterangan dari sumber kutipan tersebut. Yakni dimulai dari nama, halaman, dan juga tahun publikasi jurnal yang menjadi referensi atau sumber.
Contoh:
Menurut Agung Hermanto (2009: 15-16) menyatakan bahwa: Dalam membuat sebuah karya ilmiah jenis penelitian, eksplorasi pustaka merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan kebenaran data yang ingin diteliti.
Melalui kutipan tidak langsung ini maka hal penting yang perlu diperhatikan adalah penulisan kutipan yang utuh. Kemudian diikuti dengan mencantumkan sumber secara lengkap dan jelas.
3. Memasukan Nama Penulis ke Pembahasan
Cara mengutip dari jurnal yang sudah terpublikasi berikutnya adalah dengan memasukan nama penulis ke pembahasan. Jadi, kutipan yang diambil bisa diubah sedikit namun tetap mempertahankan maknanya.
Setelah kalimat kutipan ditulis maka diikuti dengan tanda kurung yang berisi informasi nama penulis dan tahun publikasi jurnalnya. Contohnya adalah sebagai berikut:
Dalam sebuah karya ilmiah jenis penelitian, eksplorasi pustaka merupakan sesuatu yang harus dilakukan (Agung Hermanto, 2009). Sehingga…
4. Mengutip Dua Sumber Berbeda
Ada kalanya kutipan yang dicantumkan dalam karya tulis ilmiah akan mengambil dari dua sumber yang berbeda, namun saling melengkapi atau mungkin datanya sama. Maka cara mengutip dari jurnal semacam ini adalah dengan menuliskan dua nama penulis tersebut yang dipisahkan dengan tanda ampersand (&). Contohnya adalah:
Budaya politik suatu bangsa secara signifikan telah mempengaruhi jalannya pemerintahan. (Rustandi & Rustam, 2010).
Selain dengan tanda ampersand, penulisan dua sumber jurnal ilmiah juga bisa dengan kata “dan”. Sehingga menjadi:
Budaya politik suatu bangsa secara signifikan telah mempengaruhi jalannya pemerintahan. (Rustandi dan Rustam, 2010).
5. Mengutip Tanpa Nama Penulis
Cara mengutip dari jurnal yang terpublikasi juga bisa tanpa mencantumkan nama penulis. Sehingga murni berisi kutipan kalimat secara utuh dan kemudian ditambahkan keterangan di dalam tanda kurung berupa judul jurnal dan tahun publikasi jurnal tersebut. Contohnya:
Budaya politik suatu bangsa secara signifikan telah mempengaruhi jalannya pemerintahan. (Globalisasi dan Dampaknya, 2010).
Melalui penjelasan di atas maka akan memudahkan siapa saja untuk melakukan kutipan dengan baik dan benar. Oleh sebab itu pahami detail penjelasan mengenai cara mengutip dari jurnal tersebut agar bisa bebas dari plagiat.
Baca juga : Pemutakhiran Data Profil Author Dan Jurnal Ilmiah Di Aplikasi SINTA
Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono