Setiap dosen di Indonesia memiliki kebutuhan dan kewajiban untuk paham cara menghindari plagiarisme, apapun bentuk dan jenisnya. Sebab plagiarisme sendiri adalah tindakan tercela dan memiliki dampak negatif yang sangat luas.
Sayangnya, belum semua dosen di Indonesia paham kenapa bisa melakukan plagiarisme dan bagaimana menghindarinya. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab seorang dosen bisa melakukan tindakan plagiarisme. Berikut penjelasan lengkapnya.
Supaya lebih mudah menerapkan cara menghindari plagiarisme, maka pahami dulu alasan kenapa tindakan ini bisa dilakukan oleh seorang dosen. Plagiarisme adalah tindakan mencantumkan karya dari orang lain tanpa mencantumkan sumber.
Secara sederhana, plagiarisme ini tindakan menjiplak karya orang lain dan diakui karya sendiri. Baik itu menjiplak sebagian saja, bagian tertentu saja, maupun seluruh bagian dari karya orang lain tersebut.
Ketika masuk ke dunia akademik sebagai mahasiswa, dijamin akan mendapatkan penjelasan mengenai plagiarisme dan kenapa perlu dihindari. Namun, masih banyak dosen yang terkena kasus plagiarisme tersebut. Kira-kira kenapa? Berikut beberapa alasan Anda terkena atau bahkan terindikasi melakukan plagiarisme.
Alasan pertama bisa karena pelaku belum memahami apa itu plagiarisme dengan baik. Sehingga ada beberapa tindakan yang masuk kategori plagiarisme sengaja dilakukan lalu terjerat kasus.
Hal ini ternyata sangat mungkin dialami oleh dosen, mahasiswa, peneliti, dan oleh siapa saja di dunia. Maka poin kunci terpenting dalam menghindari plagiarisme adalah paham betul definisi, jenis, dan bentuk-bentuknya.
Semakin Anda paham apa itu plagiarisme dan bagaimana cara menurunkan plagiarisme tersebut di Turnitin. Maka semakin mudah untuk bebas dari segala bentuk tindakan plagiarisme, sekecil apapun tindakan tersebut.
Alasan kedua yang memicu kasus plagiarisme terus terjadi adalah karena pemahaman topik yang terbilang kurang. Misalnya seorang dosen, meskipun menjadi ahli di suatu bidang tentu tidak semua topik sudah dikuasai dan diketahui.
Apalagi yang namanya ilmu pengetahuan terus berkembang dan penelitian dilakukan oleh semua dosen dan peneliti di dunia. Maka ketika keliru dalam memilih topik resiko melakukan tindakan plagiarisme menjadi tinggi.
Tidak paham tentang suatu topik membuat dosen kesulitan untuk menjabarkan topik tersebut dengan baik dan mendalam. Pada akhirnya muncul godaan untuk melakukan tindakan plagiarisme.
Alasan ketiga yang menyebabkan plagiarisme dilakukan seseorang adalah karena terdesak deadline. Seorang dosen yang studi lanjut S3 misalnya, ada deadline mendesak untuk menyelesaikan disertasi yang dibuat.
Saking mepetnya deadline tersebut, maka memunculkan godaan untuk menjiplak karya tulis orang lain atau mahasiswa S3 lainnya. Jadi, terdesak oleh deadline bisa meningkatkan resiko melakukan tindakan ini. Maka perlu melakukan manajemen waktu dan manajemen pekerjaan.
Beberapa topik penelitian yang dilakukan dosen sangat mungkin memiliki referensi yang terbatas. Bahkan bisa jadi belum ada referensi karena topik tersebut belum pernah diteliti dan dibahas ahli lain di dunia.
Minimnya referensi bisa membuat pemahaman topik kurang maksimal, tidak ada penguat dari argumen dosen sebagai penulis dan peneliti, dan sebagainya. Hal ini bisa meningkatkan resiko melakukan tindakan plagiarisme.
Alasan kelima kenapa rentan melakukan plagiarisme dan butuh cara menurunkan plagiarisme adalah punya beban kerja berlebihan. Dosen misalnya, tidak sedikit yang mengaku dan mengeluh punya beban kerja berlebihan. Terutama secara administrasi.
Beban kerja berlebih memberi kesulitan untuk manajemen waktu sehingga lebih banyak aktivitas akademik terbengkalai. Padahal ada tuntutan untuk produktif melaksanakan tri dharma. Jika terus terjadi maka akan meningkatkan godaan melakukan plagiarisme.
Terakhir yang menjadi alasan kenapa plagiarisme masih rentan dilakukan adalah karena memang punya sifat yang cenderung melakukannya. Misalnya, punya sifat malas sehingga tidak ada keinginan untuk berkarya dari buah pikiran sendiri.
Kemudian malas ini juga bisa membuat manajemen waktu terbengkalai, sehingga minim sekali waktu yang dimiliki untuk membuat karya orisinil. Oleh sebab itu, faktor-faktor internal seperti ini perlu diwaspadai karena akan sulit lepas dari plagiarisme.
Ketahui cara mengecek plagiarisme pada karya Anda: Begini Cara Mengetahui Plagiat Secara Mudah, Cepat, dan Akurat
Dalam dunia akademik, semua dosen di Indonesia bahkan di dunia diwajibkan untuk paham dan mempraktekkan cara menghindari plagiarisme. Berikut pentingnya menghindari plagiarisme:
Arti penting yang pertama kenapa dosen perlu menghindari plagiarisme adalah untuk menjaga kredibilitas dan nama baik. Sekali saja Anda melakukan plagiarisme, ketahuan, dan terbukti. Maka nama baik Anda selamanya akan tercoreng.
Selamanya juga Anda akan mendapat stempel sebagai pelaku plagiarisme. Sehingga tidak memungkinkan lagi untuk berkarir di dunia akademik. Bagaimana jika passion Anda menjadi dosen? Jadi, hindari plagiarisme sampai kapanpun juga agar kredibilitas sebagai dosen terjaga.
Arti penting yang kedua kenapa perlu menerapkan cara menghindari plagiarisme adalah agar lebih kreatif dan inovatif. Dosen sebagai tenaga pendidik ternyata juga berperan sebagai penggerak perubahan.
Bersama seluruh karya dan aktivitas akademik dosen maka ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang. Dibutuhkan kreativitas dan inovasi tiada henti untuk bisa melakukannya. Jika tidak pernah melakukan plagiarisme maka kreativitas ini akan terasah seiring berjalannya waktu.
Arti penting yang ketiga adalah untuk menjaga karir akademik yang selama ini sudah dibangun. Jika dosen melakukan plagiarisme dan terbukti, maka salah satu sanksinya adalah dikeluarkan dari institusi.
Karir akademik setinggi apapun bisa runtuh hanya dalam tempo satu malam. Oleh sebab itu, tindakan plagiarisme tidak bisa diabaikan dan dinormalisasi karena dosen lain juga melakukannya. Anda perlu melindungi karir Anda sendiri dengan menghindari plagiarisme.
Terakhir adalah agar terhindar dari kasus hukum. Tindakan plagiarisme bisa berbuntut pada kasus pidana, baik itu karena melanggar hak cipta maupun pelanggaran hak kekayaan industri seperti paten.
Jadi dibanding harus berhadapan dengan tuntutan hukum dari orang yang karya dan temuannya Anda jiplak. Sebaiknya memilih cara aman, yakni berkarya dan membuat temuan sesuai kemampuan diri sendiri tanpa menjiplak orang lain.
Apabila tidak mengecek plagiarisme dan terindikasi plagiat, apa akibatnya? Inilah 5 Dampak Plagiarisme yang Harus Diwaspadai
Memahami betul bahwa tindakan plagiarisme memberi dampak negatif dan ketika berhasil menghindarinya bisa panen banyak rejeki. Maka sudah sepatutnya dosen selalu menghindari tindakan tercela dan memalukan tersebut.
Pertanyaannya, bagaimana cara menghindari plagiarisme secara efektif sehingga benar-benar bebas dari tindakan ini?
Berikut detail cara menghindari plagiarisme:
Cara pertama untuk bisa menghindari plagiarisme adalah dengan memahami betul apa itu plagiarisme. Banyak dosen tanpa sengaja melakukan tindakan ini karena tidak tahu apa yang dilakukannya termasuk plagiarisme. Jadi, harus paham dulu.
Setelah paham dengan seksama, kemudian bisa mempelajari dampak yang ditimbulkan jika melakukan plagiarisme. Hal ini akan memberi pemahaman bahwa plagiarisme punya dampak besar dan merugikan diri sendiri. Jadi, termotivasi untuk menghindarinya.
Jia tindakan plagiarisme terjadi karena kurang paham topik sehingga memilih jalan pintas copy paste karya orang lain. Maka sudah sepatutnya Anda dan dosen lainnya lebih teliti dalam menentukan topik. Entah itu topik penelitian maupun karya tulis.
Hindari memilih topik yang perfeksionis sehingga belum pernah diteliti dan minim referensi. Langkah ini bisa menjadi bumerang jika tidak memiliki waktu untuk mengerjakan karya tersebut secara mandiri. Jadi, silahkan pilih topik yang memang dikuasai agar lebih mudah menghindari plagiarisme.
Cara menghindari plagiarisme yang ketiga pada dasarnya masih berhubungan dengan penjelasan di poin sebelumnya. Yakni berkaitan dengan topik. Topik yang dipilih idealnya harus dikuasai agar bisa menghindari godaan melakukan plagiat.
Selain memilih topik dengan benar, Anda juga perlu mencari referensi sebanyak mungkin dan dipastikan relevan. Referensi ini bisa dibaca untuk meningkatkan pemahaman terkait topik sehingga pengembangannya lebih mudah.
Salah satu faktor yang menjadi penyebab dilakukannya tindakan plagiarisme adalah memiliki waktu yang minim. Sebagai dosen, Anda mungkin berhadapan dengan agenda kegiatan yang padat dan terlihat tidak memiliki tanda akan segera selesai.
Ketika mengerjakan aktifitas A sudah kena deadline pelaporan BKD, disusul dengan tugas administrasi yang juga sama mendesaknya. Jika kondisi ini dialami maka kuncinya adalah belajar manajemen waktu.
Ada banyak teknik bisa digunakan untuk melakukan manajemen waktu secara efektif, salah satunya pasti sesuai dengan karakter Anda. Manajemen waktu yang baik membantu mengerjakan tugas akademik dengan seksama. Sehingga punya waktu cukup untuk berkarya tanpa menjiplak.
Cara menghindari plagiarisme yang kelima adalah dengan memahami betul bagaimana membuat kutipan dan melakukan sitasi. Membuat kutipan menjadi hal paling sering dilakukan dosen dalam menyusun karya tulis ilmiah.
Kutipan yang baik adalah mengikuti ketentuan, dimana diikuti dengan sitasi atau mencantumkan sumber kutipan tersebut. Sitasi juga diterapkan di catatan kaki dan daftar pustaka mengikuti ketentuan yang ada.
Dalam menyusun kutipan, ada kalanya berbenturan dengan skor cek plagiat di Turnitin. Dimana similarity index terlalu tinggi karena banyak kutipan langsung. Solusi terbaiknya adalah melakukan parafrase. Baik dengan parafrase bebas, memakai sinonim, maupun mengubah struktur kalimat dari referensi.
Cara terakhir untuk menghindari plagiarisme adalah dengan melakukan pengecekan. Misalnya lewat Turnitin. Meskipun Anda yakin tidak menjiplak, akan tetapi karya Anda bisa berkata sebaliknya. Jadi, memastikan saja silahkan melakukan pengecekan.
Setelah berhasil menurunkan plagiarisme pada karya Anda, cek kembali naskah dengan Cek Plagiarisme Online
Membuat karya berkualitas dan bebas dari plagiarisme memang membutuhkan kerja lebih keras dibanding asal menjiplak karya orang lain. Namun, sebanding dengan efeknya yang mampu menjaga kredibilitas dan karir akademik yang sudah dibangun dosen.
Jika selama ini merasa sudah berusaha keras menghindari plagiarisme, lalu terbentur oleh minimnya waktu karena deadline yang mepet. Atau mungkin karena adanya tambahan kesibukan sehingga tak sempat menyusun karya ilmiah dengan baik dan benar.
Silakan mencoba cara menghindari plagiarisme yang paling praktis, yaitu menggunakan jasa parafrase penurunan similarity dari Penerbit Deepublish. Disini, Anda akan dibantu untuk membuat parafrasa pada KTI agar similarity index di Turnitin rendah. Info lebih lanjut bisa mengunjungi Jasa Parafrase Penurunan Similarity. Aman, Bergaransi dan Anda akan terhindari dari plagiasi!
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…