Setiap dosen tentu perlu paham bagaimana cara mengetahui jurnal predator agar terhindar dari praktek tersebut. Sebab keberadaan jurnal predator sudah tentu akan merugikan para dosen yang berencana melakukan publikasi artikel ilmiah dalam bentuk jurnal ilmiah.
Jurnal predator akan membuat artikel ilmiah yang diurus publikasinya tidak kunjung masuk ke database yang bereputasi. Bahkan seringnya artikel-artikel dalam jurnal ilmiah tersebut tidak benar-benar dipublikasikan. Sehingga hasil kerja keras melakukan penelitian dan menyusun artikel terkait hasil penelitian tidak membuahkan hasil.
Sebab hasil penelitian yang sudah terpublikasi merupakan hasil akhir yang akan dihitung nilainya oleh Ditjen Dikti. Oleh sebab itu, penting bagi kalangan dosen untuk paham apa itu jurnal predator dan bagaimana mengetahuinya agar tidak menjadi korban. Simak info selengkapnya di bawah ini.
Hal pertama yang wajib diketahui sebelum membahas detail mengenai cara mengetahui jurnal predator, adalah terkait definisinya. Jadi, yang disebut dengan jurnal predator adalah jurnal yang menjebak atau penipu para peneliti melakukan melakukan publikasi palsu. Sehingga bisa diartikan secara sederhana sebagai penipuan dengan modus publikasi jurnal.
Jurnal predator umumnya berbentuk situs yang kemudian menawarkan jasa publikasi jurnal ilmiah dengan berbagai penawaran menarik. Sekilas hal ini normal, karena setiap penerbit jurnal juga akan menghadirkan banyak penawaran menarik agar banyak peneliti yang menggunakan jasanya. Sehingga bisa menghasilkan pundi-pundi.
Hanya saja, tidak semua penerbit jurnal adalah penerbit kredibel dan terpercaya. Beberapa diantaranya termasuk ke dalam daftar jurnal predator. Sehingga menawarkan jasa publikasi jurnal ilmiah namun tidak memperhatikan prosedur publikasi dan kualitasnya. Sehingga jurnal yang dipublikasikan punya kualitas di bawah standar.
Hal ini tentu menurunkan kredibilitas dan kualitas peneliti dalam menyusun jurnal ilmiah. Selain itu pada beberapa kasus jurnal predator tidak melayani publikasi secara nyata. Jadi, hanya menawarkan namun tidak benar-benar dilakukan. Padahal peneliti tadi sudah keluar biaya, sehingga sudah ditipu mentah-mentah.
Supaya tidak sakit berkali-kali maka setiap peneliti, dan salah satunya adalah kalangan dosen wajib tahu cara mengetahui jurnal predator. Sehingga saat jurnal ilmiah sudah selesai disusun, memang benar-benar dibantu proses publikasinya sesuai aturan dan prosedur yang ada.
Baca Juga: Cara Cek Plagiarisme untuk Jurnal dan Skripsi Secara Online
Tidak sulit menjumpai situs jurnal predator, karena memang jasa publikasi jurnal sangat dibutuhkan oleh para peneliti. Sulitnya proses publikasi karena prosedur panjang dan syaratnya kompleks. Membuat banyak peneliti mudah terkecoh oleh penawaran super menarik dari situs jurnal predator tersebut.
Sehingga jumlah peneliti yang menjadi korban jurnal predator cukup banyak dan tentu memberi kerugian besar. Inilah alasan kenapa sosialisasi terhadap jurnal predator ini gencar dilakukan. Supaya meminimalkan jumlah peneliti yang menjadi korban praktek ilegal tersebut.
Supaya lebih mudah untuk mengetahui praktek jurnal predator maka setiap peneliti atau dosen wajib tahu juga ciri-cirinya selain mengetahui cara mengetahui jurnal predator. Berikut adalah ciri-ciri yang bisa dipelajari dan dijadikan panduan:
Ciri pertama untuk mengetahui suatu situs berpotensi menjadi jurnal predator adalah lewat editorial board yang ditampilkan. Editorial board sendiri merupakan daftar yang mencantumkan nama-nama editor di dalam situs jurnal tersebut. Editor ini idealnya adalah yang sudah berpengalaman menjadi editor publikasi jurnal ilmiah internasional.
Nama-nama ini kemudian sangat populer karena umumnya berasal dari kalangan ahli dan memang menjadi profesional dalam menjadi editor. Supaya mudah untuk dipastikan maka cek nama-nama di dalam editorial board tersebut di mesin pencari. Ketik saja namanya di browser dan lihat hasilnya.
Jika tidak ada, maka nama tersebut adalah nama abal-abal yang antah berantah alias ciptaan belaka dari pemilik situs jurnal predator. Sebaliknya, jika hasil pencarian ditemukan dan ada namanya di Google Scholar atau mungkin di Research Gate. Maka jangan langsung percaya begitu saja.
Cek kembali dengan menghubungi pihak pemilik nama tersebut, untuk memastikan bahwa memang menjadi editor di salah satu situs jurnal yang ditemukan. Jika benar maka situs tadi bukan jurnal predator, dan begitu juga sebaliknya.
Ciri kedua untuk memahami cara mengetahui jurnal predator adalah melalui biaya submit. Jadi, submit merupakan proses mengirimkan dokumen atau naskah jurnal yang telah disusun. Saat proses ini, normalnya penulis atau peneliti belum dikenai biaya. Sebab belum melakukan apapun dan begitu pula dari pihak penerbit.
Namun, jika menjumpai situs jurnal yang meminta biaya untuk proses submit maka besar kemungkinan situs tersebut adalah situs jurnal predator. Sehingga perlu waspada dan ada baiknya memilih mencari situs alternatif yang lebih terpercaya, sekalipun prosedurnya panjang dan melelahkan.
Selain biaya submit, ciri-ciri jurnal predator berikutnya adalah biaya publikasi yang tidak wajar. Dikatakan tidak wajar karena bisa jadi nilainya sangat kecil dari harga umum dan juga bisa sangat mahal melebihi harga umum tadi.
Jadi, jika menjumpai biaya publikasi yang kelewat murah maka wajib curiga dan begitu juga sebaliknya. Lalu, solusi cara mengetahui jurnal predator bagaimana? Maka mau tidak mau sebagai peneliti harus paham berapa biaya normal untuk proses publikasi jurnal agar terindeks di database bereputasi.
Sehingga biaya umum ini bisa dijadikan acuan. Tidak harus sama persis, minimal biayanya mirip-mirip atau nyaris sama. Entah lebih murah sedikit atau lebih mahal sedikit, namun tergolong biaya publikasi yang wajar. Hal ini akan meminimalkan resiko menjadi korban jurnal predator.
Baca Juga: 10 Situs Jurnal Pendidikan Indonesia Gratis Bereputasi
Ciri berikutnya bisa dilihat dari proses review naskah jurnal yang dikirimkan ke editor jurnal. Proses review ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan terhadap isi jurnal untuk memastikan kualitasnya bagus, hasil penelitiannya tepat atau relevan, dan dipelajari dengan seksama.
Sehingga umumnya untuk proses review sendiri paling cepat adalah 2 sampai 3 bulan, bahkan bisa lebih. Jika mendapati ada situs jurnal yang proses review ini hanya berjalan 1 atau 2 minggu. Maka dipastikan situs tersebut adalah jurnal predator.
Dikatakan demikian, karena cara mengetahui jurnal predator adalah dari proses review yang terlalu cepat. Review bukan hanya sekedar membaca melainkan memahami isinya dan membandingkan atau memeriksa referensi yang digunakan. Prosesnya kemudian lebih lama, dan satu artikel ilmiah saja bisa beberapa bulan.
Bagaimana dengan jurnal ilmiah yang bisa berisi belasan sampai puluhan artikel ilmiah? Sudah tentu waktu review akan lebih lama, dan apabila terlalu singkat maka patut curiga. Sebab sudah termasuk tidak wajar yang tentu perlu segera mencari alternatif lain sebagai solusi yang lebih aman.
Secara umum situs jurnal predator akan memajang beberapa hasil publikasi yang mereka klaim telah dilakukan. Sehingga di situs tersebut bisa dijumpai judul-judul jurnal ilmiah yang sudah terpublikasi. Hal ini bisa di cek secara teliti sebagai cara mengetahui jurnal predator atau tidak.
Normalnya, publikasi jurnal ilmiah akan terindeks tidak hanya di database bereputasi namun juga database lain dimana jurnal ilmiah mudah ditemukan. Jika pada saat di cek ternyata tidak ada satupun jurnal yang dipajang di situs tersebut terindeks. Maka wajib curiga, sebab sudah memenuhi ciri-ciri sebagai jurnal predator.
Jadi, saat melihat ada daftar jurnal yang diklaim merupakan portofolio situs tersebut. Maka wajib di cek dulu kebenarannya untuk memastikan jurnal dengan judul tersebut memang ada dan sudah terpublikasi. Jika masuk database bereputasi maka semakin baik, artinya situs tersebut bukan jurnal predator.
Baca Juga: 8 Tips untuk Mengubah Skripsi Menjadi Jurnal, Mudah Banget!
Pada saat mengecek jurnal portofolio suatu situs jurnal maka silahkan mengecek apakah terindeks atau belum. Juga perlu mengecek isi jurnal tersebut, tidak harus dibaca semua namun beberapa halaman saja secara acak. Jika menjumpai masih banyak kesalahan maka ada kemungkinan situs tersebut jurnal predator.
Penerbit jurnal internasional dijamin akan sangat teliti dalam proses editing atau pemeriksaan naskah. Sehingga meminimalkan adanya kesalahan ketiak jurna sudah dipublikasikan. Hal ini akan mempengaruhi kualitas jurnal tersebut dan kemudian susah masuk database bereputasi.
Sehingga proses editing ini dilakukan oleh beberapa ahli dan profesional, selain itu juga memakan waktu lama. Jadi, salah satu kunci cara mengetahui jurnal predator adalah dengan bersabar. Sebab proses publikasi jurnal tidak bisa sehari dua hari langsung selesai, melainkan sampai beberapa bulan.
Kalau cenderung kurang sabar maka rentan menjadi korban jurnal predator. Jadi, cek terus jurnal-jurnal yang sudah dipublikasikan. Jika banyak kesalahan maka situs tersebut memang belum layak untuk dipilih mempublikasikan jurnal yang sudah disusun dengan penuh perjuangan.
Publikasi yang tidak wajar disini adalah berkaitan dengan issue yakni jangka waktu atau periode publikasi jurnal ilmiah. Jadi, jurnal ilmiah biasanya berisi artikel ilmiah dan publikasi bertahap. Misal ada update 1 artikel ilmiah baru maka akan ada publikasi baru untuk menyesuaikan, dan seterusnya.
Jarak issue ini tentunya sampai beberapa bulan, ada yang per enam bulan ada yang lebih lama. Sehingga dalam kurun waktu satu tahun baru bisa diupdate satu kali saja. Jaraknya berjauhan karena proses publikasi ini sekali lagi lama sampai beberapa bulan.
Jadi, pada saat menjumpai situs jurnal yang menawarkan issue atau terlihat punya issue yang tidak wajar, misal terlalu cepat tadi. Maka perlu sangat curiga karena sudah abnormal dan mengarah ke jurnal predator. Sebaiknya mencari situs yang sudah terpercaya, meskipun lama namun hasilnya diakui.
Baca Juga: Ciri-Ciri Jurnal Predator yang Wajib Dipahami
Ciri berikutnya dari situs jurnal predator yang merupakan bagian dari cara mengetahui jurnal predator adalah tampilan iklan. Situs jurnal normalnya tidak memiliki iklan, sekalinya ada biasanya iklan internal yang menawarkan promo publikasi dan semacamnya.
Jadi, pada saat sudah mengakses halaman utama situs jurnal sudah disambut iklan yang penuh dan berada di banyak titik. Maka sudah mengarah ke tampilan situs jurnal predator. Sebab situs yang profesional akan mengutamakan kenyamanan pengunjung, sehingga meminimalkan space untuk iklan komersial.
Berikutnya mengenai tampilan situs secara keseluruhan, jika mendapati ada beberapa kalimat yang typo dan tampak berantakan. Maka patut curiga, sebab jasa publikasi jurnal yang kredibel dijamin memperhatikan tampilan situsnya. Supaya terkesan profesional, dan jika asal-asalan maka cenderung menjadi jurnal predator.
Ciri terakhir dari situs jurnal predator adalah banyak informasi dan elemen palsu di halaman situs. Misalnya mengenai alamat penerbit yang sifatnya fiktif, sehingga tidak bisa ditemukan alamatnya di Google Map. Begitu juga dengan kontak, jika sulit dihubungi maka wajib curiga dan sebaiknya segera pindah ke situs jurnal lainnya.
Lalu, bagaimana cara mengetahui jurnal predator? Sebab semakin dini diketahui maka semakin mudah untuk menghindari praktek penipuan tersebut. Selain melihat dengan teliti apakah situs jurnal tersebut memenuhi ciri-ciri jurnal predator di atas. Juga bisa dicek dengan beberapa cara dan sifatnya online, berikut detailnya:
Cara pertama untuk mengetahui situs jurnal termasuk predator atau tidak adalah dengan mengecek situs PAK (Pangkalan Angka Kredit) Dikti. Situs tersebut bisa diakses di laman https://pak.ristekdikti.go.id/dummy/ . Umumnya di lama ini akan dijabarkan daftar jurnal yang tidak diakui sebagai angka kredit.
Tentunya jurnal-jurnal tersebut adalah jurnal dengan kualitas buruk sehingga tidak terindeks di database bereputasi. Sehingga ditolak pengajuannya sebagai media untuk meningkatkan angka kredit dosen. Jurnal-jurnal ini kemudian memberi informasi nama penerbitnya.
Jika menjumpai penerbit yang sama, maka wajib waspada sebab bisa jadi akan menjadi korban berikutnya. Jadi, silahkan kunjungi lamannya untuk mengecek apakah suatu situs jurnal masuk daftar jurnal predator atau tidak. Jika tidak, maka bisa menggunakan jasanya atau bertanya lebih detail lagi sebelum deal.
Cara mengetahui jurnal predator yang kedua adalah dengan mengecek online di situs Beall List yakni di laman https://beallslist.net/ Caranya mudah, tinggal masuk ke halaman utama kemudian akan muncul langsung daftar situs jurnal yang berpotensi sebagai jurnal predator.
Opsional lain, adalah mencoba mengetik nama penerbit melalui kolom yang tersedia. Jika tidak ada informasi situs tersebut berpotensi menjadi jurnal predator, maka aman untuk digunakan jasanya. Jika sebaliknya, maka bisa waspada dan kemudian memilih penerbit lainnya. Berikut contoh tampilan jurnal yang terdeteksi predator.
Jika terdeteksi atau berpotensi sebagai jurnal predator, maka tampilan situs akan seperti ini.
Situs Beall List di halaman utama akan menampilkan daftar situs jurnal predator dari update terkini. Namun karena jumlah daftar ini banyak, tentu susah jika di cek satu per satu. Maka bisa mengecek dengan mengetik nama situs yang diketahui atau yang ingin di cek di kolom yang tersedia.
Baca Juga: Update Jurnal Predator 2021, Wajib Hati-Hati Ya!
Cara mengetahui jurnal predator berikutnya adalah dicek online melalui situs Predatory Journal. Situsnya ada di laman berikut Predatory Journals.
Situs satu ini di halaman utama hanya menampilkan daftar situs yang berpotensi menjadi jurnal predator. Namun tersedia susunan alfabet yang bisa memudahkan pencarian berdasarkan huruf pertama situs yang dicurigai. Jadi, silahkan manfaatkan fitur yang memberi kepraktisan tersebut.
Jika situs yang dicurigai ternyata masuk ke dalam daftar situs jurnal predator di situs Predatory Journal, maka wajib waspada. Lebih aman jika memilih mencari situs jurnal lain yang lebih terpercaya. Sehingga tidak perlu berurusan dengan resiko terkena jurnal predator.
Jurnal predator bisa menurunkan kualitas tulisan dan kredibilitas penulis atau peneliti, sehingga wajib dihindari. Jadikan ciri-ciri jurnal predator sebagai acuan untuk menghindari praktek jurnal predator yang meresahkan. Selain itu, wajib di cek juga melalui tiga situs di atas sebagai cara mengetahui jurnal predator yang paling mudah.
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…