Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, seorang dosen wajib mengetahui cara mencari research gap. Research gap membantu dosen melakukan penelitian lanjutan agar menemukan hasil penelitian yang lebih baik atau menyempurnakan temuan sebelumnya.
Penelitian semacam ini yang diharapkan bisa dilakukan oleh kalangan akademisi seperti dosen. Sehingga temuan baru yang lebih baik dan lebih sempurna akan mengembangkan IPTEK di tanah air dan bahkan dunia.
Namun, menemukan research gap ternyata tidak selalu mudah untuk dilakukan. Tidak sedikit dosen yang mengalami kesulitan dalam hal ini. Lalu, adakah solusi agar lebih mudah dalam menemukan research gap?
Sebelum mengetahui cara mencari research gap. Maka pahami dulu apa itu research gap. Research gap adalah celah atau kesenjangan atau inkonsistensi dalam penelitian terdahulu yang memunculkan kemungkinan penelitian tersebut bisa dikembangkan.
Dalam kegiatan penelitian, ada proses mencari atau menganalisis masalah. Masalah yang sudah ditemukan kemudian dianalisis kembali dengan metode ilmiah untuk ditemukan solusinya.
Dalam proses tersebut, ada beberapa faktor yang membuat solusi yang menjadi hasil akhir penelitian masih belum sempurna. Hal ini karena memang ada beberapa hal yang membuat penelitian tidak berjalan sesuai dengan harapan dan hal ini adalah normal.
Hasil penelitian yang belum sempurna diharapkan bisa diteliti lebih lanjut untuk menyempurnakannya. Supaya penelitian lanjutan bisa dilakukan maka peneliti wajib memahami cara mencari research gap.
Jika research gap ditemukan maka akan mengetahui suatu celah yang menyebabkan temuan di penelitian sebelumnya masih belum sempurna. Celah ini yang akan menjadi fokus utama untuk kemudian diperbaiki agar temuan berikutnya bisa lebih baik.
Bagi dosen dan peneliti non dosen, berhasil menemukan research gap sangatlah penting. Jika dilihat dari kacamata seorang dosen, research gap dalam penelitian yang dilakukan memiliki arti penting sebagai berikut:
Research gap bagi seorang dosen akan memberi kesempatan untuk melakukan penelitian lanjutan. Sehingga bisa mengangkat tema yang sama akan tetapi bisa mendapatkan hasil penelitian yang berbeda.
Research gap yang ditemukan oleh seorang dosen dapat membantu menemukan novelty atau kebaruan. Penelitian yang dilaksanakan dosen memang diharapkan memiliki novelty. Maka paham cara mencari research gap membantu memiliki novelty tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan seorang dosen juga diharapkan bisa menjadi penemuan yang lebih baik. Sehingga penemuan ini dapat memajukan IPTEK. Research gap membantu dosen mendapatkan penemuan lebih baik dan lebih sempurna tersebut.
Saat menyusun penelitian jangka panjang, Anda perlu membuat roadmap penelitian agar penelitian Anda tetap pada tujuan. Ketahui cara membuatnya: Cara Membuat Roadmap Penelitian dan Contohnya
Seperti yang disampaikan sekilas di awal, belum semua dosen paham cara mencari research gap. Selain itu, yang perlu digaris bawahi juga adalah proses mencari research gap ini bukan persoalan mudah.
Kadang kala dibutuhkan proses analisis data yang cukup banyak dan studi literatur maupun tambahan media lain untuk menemukannya. Sehingga proses ini memakan waktu yang kadang menjadi tidak sebentar.
Meskipun begitu, research gap bukan persoalan yang mustahil untuk ditemukan. Sejauh ini ada beberapa cara yang bisa diterapkan dosen untuk menemukannya. Berikut pilihan cara mencari research gap tersebut:
Cara pertama untuk mencari research gap adalah dengan mencari adanya fenomena yang belum memiliki teori. Jadi, fenomena atau kejadian dan masalah di lapangan pada dasarnya bisa dijelaskan secara ilmiah.
Misalnya, kenapa ada pelangi di langit setelah turun hujan? Adanya hasil penelitian membantu menjawab penyebabnya secara ilmiah atau logis. Namun, beberapa fenomena yang terjadi di lapangan ternyata belum ada teori yang menjelaskannya.
Artinya, selama ini fenomena tersebut belum diangkat dosen atau peneliti sebagai tema penelitian. Fenomena ini bisa disebut sebagai research gap yang dijadikan tema penelitian. Hanya saja, tantangannya adalah belum ada teori yang membahas sehingga referensi terbatas.
Cara mencari research gap yang kedua adalah mencoba menemukan konsep yang diabaikan penelitian sebelumnya. Dalam melakukan penelitian akan ada beberapa konsep atau teori yang dijadikan landasan.
Namun, ada kalanya suatu penelitian hanya fokus pada dua konsep padahal aslinya ada tiga konsep. Adanya sisa satu konsep yang diabaikan akan mempengaruhi hasil penelitian. Konsep terabaikan ini adalah research gap yang bisa dijadikan fokus utama.
Cara yang ketiga adalah menganalisis atau mencari ada tidaknya celah dari penelitian sebelumnya. Istilah ‘celah’ yang dimaksudkan disini adalah kekurangan atau kelemahan dari penelitian sebelumnya.
Misalnya, suatu penelitian menyebutkan bahwa orang yang mengalami hipertensi disebabkan oleh adanya kondisi diabetes. Namun, aktual di lapangan ternyata ada yang menderita hipertensi tanpa diabetes. Inilah celah yang menjadi research gap.
Cara ketiga adalah memperhatikan ada tidaknya hasil riset yang cenderung kurang jelas. Misalnya dalam menjelaskan hasil penelitian, ternyata peneliti tersebut menjelaskan kekurangan atau batasan yang mempengaruhi hasil penelitian.
Misalnya, penelitian yang dilakukan X menyebutkan bahwa masyarakat 80% mengaku puas dengan kualitas produk dari brand Y. Kemudian dijelaskan bahwa survei diambil di masyarakat daerah A dan B untuk rentan usia 20 tahun ke atas.
Riset ini tentu saja tidak melibatkan pendapat dari masyarakat di daerah lain dan di semua rentan usia. Maka hasil penelitian menjadi kurang jelas karena data yang terbatas. Disinilah research gap akhirnya ditemukan.
Cara mencari research gap juga bisa langsung ke publikasi ilmiah yang membahas hasil penelitian. Anda bisa mencoba membaca jurnal-jurnal ilmiah dengan tema serupa dengan penelitian yang akan dilakukan.
Silahkan baca bagian abstrak, jika belum menemukan research gap bisa lanjut ke bagian saran dan kesimpulan. Disini biasanya peneliti akan menjelaskan kekurangan dari penelitiannya yang tentu merupakan jalan pintas mengetahui research gap dari penelitian tersebut.
Membantu Anda memahami pengertian dan cara mencari research gap, maka berikut adalah contoh research gap untuk membantu mendapatkan gambaran lebih jelas:
Terdapat penelitian dengan tema “Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan”. Peneliti A menemukan bahwa kompensasi tidak memberikan pengaruh pada produktivitas karyawan di sebuah perusahaan.
Semenara peneliti B, justru menemukan adanya pengaruh dari pemberian kompensasi terhadap produktivitas karyawan suatu perusahaan. Penemuan dari dua peneliti ini disebut inkonsistensi dan merupakan contoh research gap.
Terdapat penelitian yang hasilnya menjelaskan bahwa kesulitan dalam memahami pembelajaran speaking bahasa Inggris dialami saat mengikuti pembelajaran daring atau online.
Namun, aktual di lapangan kesulitan untuk speaking ternyata juga terjadi saat pembelajaran offline atau tatap muka. Adanya celah dari hasil penelitian yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan adalah contoh research gap.
Itulah penjelasan mengenai pengertian dan tata cara mencari research gap. Bagi dosen, memiliki research gap di tangan akan memudahkan mendapatkan novelty atau kebaruan. Sehingga melancarkan agenda penelitian yang disusun dan memaksimalkan hasilnya.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…