Pernahkah mengalami kesulitan dalam cara mencari jurnal open access di Scopus? Scopus menjadi website atau database jurnal yang banyak dituju akademisi dalam mencari referensi ilmiah. Sekaligus dalam mencari jurnal untuk kebutuhan publikasi ilmiah.
Namun, banyak yang mengaku kesulitan untuk menemukan jurnal yang sifatnya open access. Sebab, secara default sistem pencarian di Scopus memang akan menampilkan seluruh isi database sesuai filter pencarian yang digunakan.
Oleh sebab itu, untuk mendapat rekomendasi jurnal-jurnal yang sifatnya open access memang dibutuhkan filter tambahan. Jika Anda masih kesulitan dalam menggunakan filter atau fitur yang sesuai, maka bisa menyimak penjelasan berikut.
Lalu, bagaimana sebenarnya cara mencari jurnal open access di Scopus? Menemukan jurnal yang sifatnya open access bisa dilakukan di website resmi Scopus itu sendiri. Kemudian memanfaatkan fitur filter khusus yang disediakan. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari website resmi Scopus:
Dibanding harus ke website setiap jurnal untuk mengecek open access atau tidak. Mengandalkan website resmi Scopus lebih efektif dan tentunya efisien. Jadi, silahkan menerapkan langkah-langkah di atas agar selalu menemukan jurnal open access di Scopus dengan cepat.
Membantu memudahkan proses pencarian jurnal open access di Scopus. Anda bisa menyimak beberapa tips tambahan berikut pada saat menerapkan cara mencari jurnal open access di Scopus yang dijelaskan di atas:
Tips yang pertama adalah hal paling mendasar, yakni jaringan internet. Scopus bisa diakses dengan mudah dan tanpa kendala ketika jaringan internet mendukung. Yakni yang stabil dan memang berjalan baik.
Jika tidak, maka akan sulit menemukan referensi ilmiah di database ini. Jangankan mendapatkan referensi ilmiah, jaringan yang tidak stabil bisa menyulitkan Anda membuka website resmi Scopus secara penuh.
Memahami bahwa akses ke website resmi Scopus bergantung pada internet. Sekaligus pada perangkat elektronik. Maka penting untuk memastikan keduanya dalam kondisi yang mendukung. Sehingga proses pencarian mudah dan tidak memakan waktu lama.
Tips berikutnya dalam menerapkan tata cara mencari jurnal open access di Scopus adalah memilih kategori pencarian yang sesuai. Seperti penjelasan sebelumnya, Scopus menawarkan 4 kategori pencarian.
Pertama berdasarkan subject area atau bidang keilmuan, kemudian berdasarkan judul jurnal atau judul publikasi ilmiah, disusul berdasarkan ISSN, dan terakhir berdasarkan nama publisher jurnal.
Kategori pencarian ini disediakan dalam banyak pilihan untuk memudahkan pengguna jasa Scopus melakukan pencarian. Namun, agar benar-benar efektif dan efisien perlu memilih kategori yang paling tepat. Semakin tepat kategori, semakin tepat rekomendasi dari Scopus.
Hal ini tentu perlu disesuaikan kondisi masing-masing pengguna jasa. Jika memang sudah tahu jurnal yang dituju, maka mencari berdasarkan judul lebih utama. Jika mencari jurnal berdasarkan nama publisher, maka tinggal dijadikan prioritas. Begitu seterusnya.
Tips berikutnya dalam proses atau cara mencari jurnal open access di Scopus adalah menggunakan fitur filter yang tepat. Seperti penjelasan di awal, Scopus punya keunggulan berupa fitur filter yang beragam.
Bahkan, Scopus yang dibandingkan dengan WoS masih unggul. Sebab filter yang tersedia di WoS lebih terbatas dibanding Scopus. Namun, banyaknya fitur filter bisa membuat pengguna bingung.
Oleh sebab itu, jangan pernah buru-buru dalam mencari referensi ilmiah di Scopus. Tujuannya agar memiliki waktu lebih dalam mempelajari dan mengenal semua fitur yang ditawarkan Scopus.
Setelah dipahami, barulah menentukan fitur filter mana yang akan digunakan. Misalnya, hanya mencari jurnal yang terbit 5 tahun terakhir. Maka memfilter tahun pencarian Scopus lebih dianjurkan dibanding filter jenis lainnya.
Khusus untuk Anda yang memang mencari jurnal dengan kualitas terbaik di Scopus. Maka penting untuk menggunakan filter berdasarkan rangking jurnal. Seperti yang diketahui, Scopus memiliki sistem pemeringkatan pada jurnal di databasenya.
Disebut dengan istilah Quartile yang dimulai dari Quartile 1 atau Q1 sampai Q4. Semakin tinggi angka peringkat Quartile, semakin rendah kualitas jurnal ilmiah tersebut. Misalnya, jurnal Q1 adalah lebih baik dibanding jurnal Q2 atau di bawahnya.
Meskipun begitu, ketatnya Scopus dalam menyaring jurnal yang terindeks. Tentunya jurnal dengan rangking terbawa tetap terjamin kredibel. Hanya saja pemeringkatan ini dinilai dari banyak aspek, salah satunya jumlah kutipan.
Jadi, jika mencari referensi ilmiah yang banyak digunakan akademisi dan peneliti lain. Sehingga terjamin berkualitas dan relevan dengan topik yang dikerjakan. Maka pilih jurnal di peringkat Q1 sampai Q2 saja.
Tips kelima dalam cara mencari jurnal open access di Scopus adalah megecek citescore jurnal yang direkomendasikan Scopus. Citescore sendiri adalah metrik yang digunakan untuk mengukur dampak jurnal berdasarkan jumlah kutipan yang diterima oleh jurnal dalam satu tahun.
Kenapa citescore perlu diperhatikan? Secara sederhana, citescore menunjukan jumlah kutipan. Suatu publikasi ilmiah bisa minim kutipan dan bisa sebaliknya. Semakin banyak yang mengutip, semakin berkualitas publikasi ilmiah tersebut.
Sebagai peneliti dan akademisi, tentunya akan mencari referensi ilmiah yang punya kualitas paling baik. Harapannya karya tulis maupun penelitian yang didasarkan pada publikasi tersebut bisa sama baik kualitasnya.
Oleh sebab itu, memperhatikan citescore suatu jurnal yang direkomendasikan Scopus sangat penting. Sehingga bisa menemukan referensi ilmiah terbaik, punya dampak signifikan, dan tentunya sangat relevan dengan kebutuhan yang dimiliki.
Tips keenam adalah selalu menggunakan fitur filter tahun. Kenapa? Sebab dalam mencari referensi ilmiah, setidaknya ada 3 syarat mendasar wajib dipenuhi. Yakni relevan, mutakhir, dan benar.
Memilih publikasi ilmiah baru atau yang paling mutakhir adalah prioritas. Sebab, penelitian terus dilakukan dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Bahkan sangat pesat. Jika mengandalkan publikasi ilmiah lawas, maka bisa jadi sudah usang.
Anda tentu tidak ingin menyampaikan data yang sudah ketinggalan jaman. Oleh sebab itu, menggunakan filter tahun di Scopus sangat penting. Tujuannya untuk memastikan semua jurnal yang dijadikan referensi adalah jurnal termutakhir.
Semakin mutakhir referensi yang digunakan, semakin relevan informasi yang disajikan dengan kondisi di lapangan. Inilah alasan kenapa dalam menyusun tugas akhir seperti skripsi, selalu ditegaskan wajib memakai referensi terbitan 5 tahun terakhir.
Tips yang terakhir dalam cara mencari jurnal open access di Scopus adalah memakai filter pencarian hanya pada jurnal. Salah satu fitur filter yang sangat tepat untuk digunakan pengguna jasa Scopus adalah filter Source Type atau jenis sumber.
Scopus menawarkan kategori buku, jurnal ilmiah, prosiding, dan jurnal dagang (publikasi perdagangan). Jika menjadikan jurnal sebagai referensi ilmiah yang utama maka pastikan memakai filter ini. Yakni hanya meminta Scopus merekomendasikan jurnal ilmiah.
Tujuannya agar hasil rekomendasi Scopus hanya jurnal dan tidak bercampur dengan bentuk publikasi ilmiah lain. Filter ini akan memberi efisiensi dalam proses pencarian. Apalagi, publikasi dalam bentuk jurnal dipandang punya kasta paling tinggi untuk dijadikan referensi ilmiah.
Selain beberapa tips tersebut, tentunya bisa mencari tips tambahan lain. Sehingga penerapan cara mencari jurnal open access di Scopus lebih mudah. Kemudian bisa mendapatkan referensi ilmiah terbaik dan paling relevan dengan kebutuhan.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…