Dosen maupun mahasiswa ternyata sangat penting untuk memahami cara menambahkan artikel di Google Scholar. Artinya, perlu memahami tata cara publikasi artikel ilmiah di database yang dikelola oleh Google tersebut.
Sebab, selama ini Google Scholar dikenal bukan hanya tempat untuk mencari referensi ilmiah berkualitas dan terpercaya saja. Melainkan juga bisa dijadikan media publikasi ilmiah yang member akses kepada para pengguna terhadap artikel ilmiah. Namun, sudahkah mengetahui tata caranya?
Sebelum mempelajari cara menambah artikel di Google Scholar, Anda perlu mengenal apa itu Google Scholar. Google Scholar adalah database publikasi ilmiah yang dimiliki dan dikelola oleh Google.
Google Scholar dijadikan destinasi oleh akademisi maupun para peneliti dan masyarakat umum untuk menemukan referensi ilmiah. Misalnya artikel ilmiah, makalah, jurnal ilmiah, buku ilmiah, dan lain sebagainya.
Akses ke database Google Scholar bersifat gratis sehingga kita dapat mengakses ribuan artikel yang dipublikasikan penulisnya secara online. Selain menjadi mesin pencari referensi ilmiah, Google Scholar juga bisa dijadikan media publikasi ilmiah secara online.
Cukup dengan membuat akun maka cara menambah di Google Scholar tidak lagi sulit untuk dilakukan. Ada pilihan melakukan publikasi ilmiah di platform lain sampai terindeks di Google Scholar.
Namun, Anda dapat mengunggah artikel di Google Scholar secara langsung. Apa saja karya tulis yang bisa diterima oleh mesin pencari ilmiah ini? Jawabannya banyak, karena setiap jenis tulisan nyaris bisa diterima disini.
Berbeda dengan database seperti Scopus atau bahkan DOAJ, yang hanya mengindeks jurnal ilmiah internasional. Disini, Anda bisa mempublikasikan karya tulis jenis seperti artikel ilmiah, buku, makalah, dan salah satu bab dari skripsi.
Cara menambah artikel di Google Scholar dapat dilakukan dengan dua cara yang tentu masing-masing memiliki prosedur tersendiri. Pertama adalah melakukan publikasi di platform lain.
Sebagai contoh adalah publikasi buku melalui Google Play Books, setelah berhasil dan ada orang yang melakukan sitasi setidaknya dua kali. Maka otomatis akan terindeks di Google Scholar, sehingga buku tersebut otomatis masuk ke akun Google Scholar yang dimiliki.
Cara menambah artikel di Google Scholar yang kedua adalah dengan menambah secara manual atau mandiri, yaitu dengan mempublikasikan artikel maupun jenis karya tulis lain secara langsung di Google Scholar. Berikut detail cara menambahkan artikel di Google Scholar:
Berhasil menambahkan artikel di Google Scholar? Jangan berhenti disitu! Naikkan sitasi publikasi Anda dengan cara berikut:
Dengan menerapkan cara menambahkan artikel di Google Scholar yang sudah dijelaskan. Maka secara otomatis artikel tersebut akan terindeks di Google Scholar. Kelebihan artikel Anda ada di Google Scholar meliputi:
Jika melakukan publikasi artikel di Google Scholar, artikel otomatis akan terindeks di dalamnya. Hal ini bisa memberikan akses lebih mudah kepada target pembaca untuk mengetahui dan menemukan artikel ilmiah tersebut.
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, pada saat menerapkan cara menambah artikel di Google Scholar. Dengan menambahkan artikel di Google Scholar, Anda meningkatkan peluang artikel tersebut ditemukan dan dibaca lebih banyak orang.
Apalagi, jumlah pengguna database ilmiah milik Google ini cukup banyak. Jika semakin banyak yang mengetahui karya tulis tersebut. Maka otomatis akan mendorong adanya langkah sitasi, yakni dijadikan referensi dan dikutip.
Bagi dosen maupun mahasiswa, adanya sitasi tentu menjadi kabar baik. Sebab menunjukan bahwa karya yang dibuat bermanfaat bagi pembaca. Sekaligus meningkatkan reputasi publikasi ilmiah yang dimiliki.
Kelebihan menambahkan artikel di Google Scholar lainnya adalah terdapat fitur H Indeks. H Indeks adalah fitur yang menampilkan jumlah sitasi dari publikasi ilmiah yang dihasilkan. Misalnya satu artikel ilmiah dikutip dua orang, maka H Indeks akan bertambah.
Dosen bisa mengetahui seberapa besar manfaat dari publikasi ilmiah yang dilakukan melalui H-Indeks ini. Sehingga bisa memberi motivasi untuk produktif menulis. Sebaliknya, jika sitasi masih rendah maka akan dilakukan upaya-upaya agar bisa naik dan berkembang.
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, Google Scholar menerima semua jenis tulisan. Hal tersebut membantu dosen untuk mempublikasikan semua jenis karya tulis yang dibuat.
Tentunya dengan tetap memperhatikan beberapa hal, misalnya karya tulis tersebut original. Kemudian untuk publikasi berbentuk buku oleh Google Scholar wajib memiliki ISBN, sehingga sudah diterbitkan secara resmi sebelumnya.
Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mempublikasikan artikel Anda di Google Scholar karena bersifat gratis.
Meskipun gratis, artikel bisa diakses banyak pengguna dan mendorong pertambahan sitasi. Apalagi jika mengusung topik terkini, sedang trend, punya urgensi tinggi, artikel Anda akan dapat ditemukan dan dirujuk banyak orang.
Publikasi ilmiah yang dilakukan di Google Scholar bersifat open access. Artinya, publikasi tersebut terbuka untuk umum sehingga pembaca tidak perlu membayar atau berlangganan untuk menjadikannya referensi.
Jika melakukan publikasi artikel ilmiah di jurnal, baik nasional maupun internasional tentunya berbayar. Namun, tidak di Google Scholar. Meskipun begitu, publikasi di Google Scholar tidak mendapat ISBN.
Sehingga, dosen disarankan melakukan publikasi artikel ilmiah yang tidak ingin dimasukan ke LKD maupun ikut PAK. Jika sebaliknya, maka publikasi artikel ilmiah sebaiknya dilakukan di jurnal ilmiah saja.
Dosen di Indonesia diwajibkan untuk memiliki akun Google Scholar yang dihubungkan ke akun SINTA. Sehingga seluruh publikasi yang terindeks di Google Scholar akan masuk ke SINTA. Hal tersebut dapat menjadi bagian dari portofolio online dosen yang membantu mendapatkan kesempatan lolos dalam program pendanaan. Seperti program hibah penelitian atau program lainnya, yang memang sering melakukan penilaian lewat akun SINTA dosen.
Itulah penjelasan mengenai cara menambahkan artikel di Google Scholar, yang tentunya mudah untuk dipraktekkan langsung. Publikasi artikel di database ini sendiri seperti yang dijelaskan adalah gratis. Sehingga bisa dimaksimalkan untuk mendukung publikasi seluruh karya tulis yang dimiliki.
Baca Juga:
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…