Jurnal

Cara Membuat Jurnal Ilmiah yang Sesuai Ditjen Dikti


Hasil penelitian dan juga pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan dosen wajib untuk dipublikasikan. Bentuk publikasi bisa ke prosiding, jurnal, dan buku. Namun, sudahkah mengetahui cara membuat jurnal ilmiah? 

Membuat jurnal ilmiah disini artinya melakukan publikasi ilmiah ke jurnal, baik itu jurnal nasional maupun jurnal internasional. Publikasi ke jurnal tidak memiliki batasan, sehingga bisa dilakukan dosen kapan saja atau bisa dipublikasikan sepanjang tahun. 

Jenis Jurnal yang Bisa Diterbitkan Dosen + Info Angka Kredit

Publikasi jurnal bukan hanya menunaikan kewajiban, melainkan menjadi bagian dari mendongkrak reputasi dosen dan perguruan tinggi tempatnya bernaung. Tak hanya sampai disitu, publikasi jurnal juga mendukung pengembangan karir akademik dosen. 

Setiap jurnal yang berhasil dipublikasikan dan memenuhi ketentuan akan memberi tambahan KUM atau angka kredit. Sehingga mempercepat dosen dalam memenuhi syarat untuk mengajukan kenaikan jabatan fungsional dosen. 

Lalu, jenis jurnal apa saja yang sebaiknya dipublikasikan dosen agar menambah angka kredit? Sebelum paham cara membuat jurnal, pahami jenis-jenis jurnal yang sebaiknya dipublikasikan dosen secara rutin. Dikutip dari ui.ac.id, berikut rangkumannya: 

1. Jurnal Nasional

Jenis jurnal pertama yang perlu dipublikasikan rutin oleh dosen adalah jurnal nasional. Jurnal nasional adalah jurnal yang memenuhi kriteria berikut: 

  • Karya ilmiah ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah dan etika keilmuan;
  • Memiliki ISSN;
  • Memiliki terbitan versi online;
  • Dikelola secara profesional yang dilihat dari : ketepatan, keberkalaan, ketersediaan petunjuk penulisan, identitas jurnal, dan lain-lain;
  • Ditujukan kepada masyarakat ilmiah/peneliti yang relevan;
  • Diterbitkan Penerbit, Badan Ilmiah, Organisasi Profesi, Organisasi Keilmuan, atau Perguruan Tinggi dengan unit-unitnya;
  • Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dengan abstrak Bahasa Indonesia;
  • Memuat karya Ilmiah penulis minimal yang berasal dari 2 institusi yang berbeda;
  • Memiliki dewan redaksi/editor yang terdiri dari minimal 2 institusi yang berbeda.

Jurnal nasional kemudian terbagi lagi menjadi setidaknya ada dua kategori besar, yakni jurnal nasional dan jurnal nasional terakreditasi. Masing-masing memiliki angka kredit berbeda. Berikut penjelasannya: 

a. Jurnal nasional (belum terakreditasi Arjuna), angka kredit sebesar 10 poin. Jurnal nasional yang belum terakreditasi kemudian dibagi lagi menjadi dua kategori, yakni yang terindeks di DOAJ dan yang tidak. Berikut detailnya:

  1. Jurnal Nasional berbahasa Indonesia terindeks dalam DOAJ, angka kredit 15 poin.
  2. Jurnal Nasional berbahasa Inggris/ bahasa resmi PBB yang terindeks dalam DOAJ, angka kredit 20 poin.

b. Jurnal nasional terakreditasi, angka kredit sebesar 25 poin. 

2. Jurnal Internasional

Jenis jurnal kedua adalah jurnal internasional, yaitu jenis jurnal ilmiah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 

  • Karya ilmiah yang diterbitkan ditulis dengan memenuhi kaidah ilmiah serta etika keilmuan;
  • Memiliki ISSN;
  • Ditulis dengan menggunakan bahasa resmi PBB (Arab, Inggris, Perancis, Rusia Spanyol, dan Tiongkok);
  • Memiliki terbitan versi online;
  • Editorial Board merupakan pakar di bidangnya dan berasal setidaknya dari 4 negara;
  • Kontributor setidaknya berasal dari 4 negara berbeda dalam setiap terbitannya.
  • Terindeks oleh database internasional bereputasi: Web of Science, Scopus, Microsoft Academic Research, dan/atau laman sesuai dengan pertimbangan Dirjen Dikti.

Pada jurnal internasional, angka kredit yang bisa didapatkan antara 10 sampai 40 poin. Setidaknya ada empat jenis jurnal internasional yang bisa diusahakan dosen untuk dipublikasikan rutin. Berikut penjelasannya: 

a. Jurnal Internasional KUM 40 Poin

Publikasi jurnal internasional bisa memberi dosen tambahan KUM sampai 40 poin dan ini adalah poin tertinggi. Yakni jika menerbitkan jurnal internasional bereputasi. Apa itu? 

Jurnal internasional bereputasi adalah jurnal yang memenuhi kriteria Jurnal Internasional dengan kriteria tambahan yaitu mempunyai faktor dampak (Impact Factor) dari ISI, Web of Science (Thompson Reuters) atau Scimago Journal Rank (SJR).

b. Jurnal Internasional KUM 30 Poin

Dosen juga bisa menerbitkan jurnal internasional bereputasi akan tetapi belum memiliki faktor dampak (IF). Jika jurnal jenis ini berhasil dipublikasikan, maka dosen mendapat tambahan KUM sebesar 30 poin. 

c. Jurnal Internasional KUM 20 Poin

Jurnal internasional juga bisa memberi KUM hanya 20 poin, atau separuh dari KUM untuk jurnal internasional bereputasi. Yakni ketika dosen mempublikasikan jurnal yang belum terindeks database bereputasi. 

Namun, untuk mendapatkan KUM sampai 20 poin jurnal tersebut wajib terindeks dalam database internasional seperti DOAJ, CABI, Copernicus, dan atau sesuai pertimbangan Dirjen Dikti dapat dinilai sebagai karya ilmiah.

Baca Juga:

d. Jurnal Internasional KUM 10 Poin

Publikasi jurnal internasional juga bisa hanya memberi KUM 10 poin. Yakni apabila jurnal ilmiah yang ditulis dalam Bahasa Resmi PBB namun tidak memenuhi syarat-syarat sebagai Jurnal ilmiah internasional. Sehingga hanya diberi tambahan KUM sebesar 10 poin saja. 

Langkah-Langkah Membuat Jurnal Ilmiah

Lalu, bagaimana cara membuat jurnal ilmiah yang baik dan diakui oleh Ditjen Dikti sehingga memberi tambahan KUM? Sesuai penjelasan sebelumnya, publikasi jurnal baik nasional maupun internasional sudah ditetapkan kriterianya. Maka kriteria tersebut wajib dipenuhi. 

Adapun langkah-langkah dalam membuat jurnal yang bisa dipublikasikan, diakui Dikti, dan memberi tambahan KUM. Dikutip melalui an-nur.ac.id adalah sebagai berikut: 

1. Melakukan Kegiatan Penelitian

Langkah pertama tentu saja melakukan kegiatan penelitian, khususnya untuk publikasi jurnal dari hasil penelitian. Ada kalanya artikel ilmiah ini dari hasil pengabdian kepada masyarakat dan hasil literatur review. 

2, Menyusun Artikel Ilmiah Berisi Hasil Penelitian

Ketika penelitian sudah selesai dilakukan maka akan didapatkan hasil berupa data pengamatan. Data ini dianalisis untuk ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian dan dituangkan ke dalam naskah artikel ilmiah laporan hasil penelitian. 

3. Submit ke Pengelola Jurnal

Langkah ketiga, setelah artikel ilmiah selesai disusun adalah dikirimkan ke pengelola jurnal. Anda bebas memilih jurnal nasional atau jurnal internasional. Pastikan sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan Dikti sesuai penjelasan sebelumnya. 

Struktur Jurnal Nasional dan Internasional pada Umumnya

Artikel ilmiah yang disusun dosen untuk dipublikasikan ke jurnal juga wajib mengikuti struktur umum. Sebab sudah ditetapkan dan menjadi bagian dari aturan dalam penulisan artikel untuk jurnal ilmiah. 

Dikutip melalui publikasiindonesia.id, berikut adalah struktur umum dari artikel ilmiah untuk jurnal nasional maupun jurnal internasional: 

1. Judul

Bagian pertama dari struktur jurnal secara umum adalah judul dan terletak di halaman pertama. Judul akan mempresentasikan isi artikel ilmiah pada jurnal sehingga bisa menyajikan informasi detail tapi dalam kalimat yang padat. 

2. Abstrak

Berikutnya abstrak yang merupakan ringkasan dari keseluruhan isi artikel pada jurnal ilmiah. Biasanya abstrak dilengkapi dengan kata kunci berbentuk frasa. 

3. Pendahuluan

Berikutnya pendahuluan yang masuk bab pertama. Isinya menjelaskan latar belakang pemilihan topik, tujuan, sampai manfaat dari penelitian yang dilakukan. 

4. Bahan dan Metode

Bahan dan metode menjelaskan proses kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis artikel untuk jurnal ilmiah. 

5. Hasil

Hasil pada artikel ilmiah berisi rangkuman data sekaligus  gambaran umum dalam bentuk teks, tabel, atau gambar.

6. Pembahasan

Berikutnya adalah pembahasan. Pada bagian ini penulis bisa membahas mengenai data dengan lebih rinci, menganalisis pola, dan mengidentifikasi hubungan antar variabel. 

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah bagian penutup yang berisi hasil penelitian dan saran implementasinya. 

8. Daftar Pustaka

Terakhir adalah daftar pustaka yang berisi daftar seluruh referensi ilmiah yang digunakan untuk meneliti dan menguatkan data di artikel laporan hasil penelitian. 

Jika Anda memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik cara membuat jurnal di artikel ini, silahkan menuliskannya di kolom komentar dan membuka diskusi. Klik tombol Share agar informasi di artikel ini diakses juga oleh kolega Anda. Semoga bermanfaat!

Baca Juga:

Pujiati

Saya menyukai kegiatan membaca, menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Saat ini, selain disibukkan dengan agenda seorang ibu rumah tangga, saya aktif menjadi Content Writer untuk situs di Deepublish Group. Sesekali saya juga membuat artikel untuk media Hops ID.

Recent Posts

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

6 hours ago

Kontrak Perkuliahan di Kelas: Urgensi, Fungsi dan Isi

Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…

7 hours ago

Pencangkokan Dosen untuk Memenuhi Indikator Kinerja

Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…

7 hours ago

19 AI untuk Membuat Pertanyaan yang Bisa Diandalkan

Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…

14 hours ago

Isian Data Publikasi untuk Kenaikan Jabatan Fungsional

Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…

14 hours ago

Cara Dosen Menjadi Narasumber untuk Penuhi Indikator Kinerja

Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…

15 hours ago