Pada saat menyusun karya tulis ilmiah maka akan ada daftar pustaka yang sifatnya wajib. Pembuatan daftar pustaka mungkin bagi beberapa orang cukup membingungkan dan sulit. Namun ada cara membuat daftar pustaka dari Google Scholar yang membuatnya praktis.
Selama ini, Google Scholar umum digunakan sebagai platform untuk mencari referensi ilmiah. Selain membantu menemukan referensi yang relevan, ternyata fitur tertentu di dalamnya sangat membantu dalam menyusun KTI.
Salah satunya fitur pembuatan daftar pustaka otomatis dalam beberapa style, seperti APA dan MLA Style. Lalu, seperti apa langkah penggunaan fitur ini? Berikut detail penjelasannya.
Sebelum membahas mengenai tata cara membuat daftar pustaka dari Google Scholar, maka pahami dulu apa itu daftar pustaka dan kenapa sangat penting di dalam KTI. Daftar pustaka adalah daftar sumber yang telah digunakan untuk referensi suatu karya tulis ilmiah.
Sehingga lewat referensi tersebut seorang akademisi, penulis, maupun peneliti bisa mendapatkan data maupun informasi yang menguatkan pernyataan. Hal ini tentu penting agar apa yang disampaikan di dalam KTI adalah fakta dan bisa dipertanggung jawabkan.
Jenis referensi yang masuk ke daftar pustaka diharapkan referensi yang kredibel sehingga KTI yang disusun juga dijamin kredibel. Jenis sumber referensi ini bisa dalam bentuk jurnal ilmiah, artikel prosiding, artikel online di situs kredibel, buku ilmiah, hasil wawancara, dll.
Kenapa semua referensi yang digunakan untuk menyusun KTI maupun melakukan penelitian perlu disusun ke dalam daftar pustaka? Hal ini dilakukan dengan berbagai tujuan, seperti:
Sejumlah dosen mengalami kendala artikel tidak bisa terindeks di Google Scholar. Jangan sampai Anda mengalaminya. Inilah Solusi Artikel Tidak Terdeteksi Google Scholar. Tak hanya itu, akun Google Scholar dosen juga tidak bisa dibuka. Cek 6 Solusi saat Google Scholar Tidak Bisa Dibuka.
Sebagaimana yang dijelaskan sekilas di awal, terdapat cara membuat daftar pustaka dari Google Scholar. Cara ini bersifat otomatis karena ada fitur khusus dari Google Scholar yang membantu membuat daftar pustaka.
Mengambil daftar pustaka di Google Scholar dengan benar sangat disarankan agar karya yang Anda jadikan referensi mendapatkan penambahan jumlah sitasi. Untuk itu, bagikan Cara Sitasi yang Benar untuk Menaikkan Sitasi di Google Scholar.
Begini cara membuat daftar pustaka dari Google Scholar:
Buka Google Scholar melalui browser perangkat dengan mengetik “Google Scholar” di kolom pencarian mesin pencari atau langsung membuka laman Google Scholar.
Halaman utama Google Scholar mirip dengan halaman utama mesin pencari Google. Pada kolom pencarian, ketik kata kunci sesuai kebutuhan. Misalnya saat ingin meneliti mengenai penyakit diabetes, maka ketik “penyakit diabetes” lalu tekan tombol enter di keyboard atau klik ikon “Search” dengan gambar kaca pembesar di ujung kolom pencarian.
Tunggu sampai Google Scholar menampilkan seluruh hasil pencarian. Silakan pilih yang dirasa paling sesuai
Kemudian untuk cara membuat daftar pustaka dari Google Scholar bisa klik ikon tanda petik dua “Kutip” di bagian bawah deskripsi hasil pencarian seperti gambar di bawah ini.
Pilih style penulisan daftar pustaka yang dikehendaki dimana ada tiga pilihan yaitu Chicago Style, Vancouver Style, HArvard Style, MLA Style, APA Style, dan ISO 690.
Umumnya daftar pustaka untuk KTI menggunakan APA Style, silahkan klik dan copy paste ke lembar kerja.
Lewat fitur kutip di Google Scholar, maka cara membuat daftar pustaka menjadi lebih praktis. Sehingga tidak perlu dilakukan manual dengan mengetik unsur daftar pustaka satu per satu yang mungkin butuh waktu lebih lama.
Selain itu, cara membuat daftar pustaka dari Google Scholar ini juga dijamin benar sesuai dengan style yang dibutuhkan. Sehingga dijamin tidak akan keliru agar bisa memaksimalkan penulisan daftar pustaka yang membantu mencegah tindakan plagiarisme.
Artikel seputar Google Scholar:
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…