Bagi para dosen atau peneliti yang rutin menulis artikel ilmiah dijamin paham betul cara melihat nama jurnal. Sebab saat artikel ilmiah yang disusun sudah bisa diterbitkan maka akan familiar dengan proses pemberian nama pada jurnal ilmiah tempat artikel tersebut diterbitkan.
Namun, akan menjadi berbeda bagi siapa saja yang masih terbilang awam mengenai artikel ilmiah dan jurnal ilmiah. Sehingga melihat nama jurnal cenderung mengalami kesulitan. Apalagi jika belum bisa membedakan apa itu artikel ilmiah dan jurnal ilmiah. Berikut informasi lengkapnya.
Sebelum membahas lebih dalam mengenai cara melihat nama jurnal maka bisa memahami dulu pengertian atau definisi dari jurnal ilmiah. Jurnal pada dasarnya merupakan publikasi periodik yang terdiri dari artikel ilmiah yang kemudian diterbitkan dalam kurun waktu tertentu.
Penerbitan jurnal ilmiah kemudian bisa dilakukan dalam waktu beberapa bulan bahkan bisa juga tahunan, disesuaikan dengan kebutuhan. Melalui definisi ini maka bisa diketahui bahwa jurnal ilmiah berbeda pengertiannya dengan artikel ilmiah.
Artikel ilmiah sendiri merupakan karya tulis yang dibuat di dalam jurnal maupun di dalam kumpulan tulisan yang penulisannya disesuaikan pedoman tertentu sebagai acuan struktur penulisan. Artikel kemudian terdiri dari dua jenis, yaitu artikel penelitian atau artikel ilmiah dan artikel non penelitian atau artikel non ilmiah.
Pada jurnal ilmiah, maka bisa dipastikan isinya adalah artikel-artikel ilmiah yang sudah melewati serangkaian proses untuk bisa dipublikasikan. Kemudian bisa diterbitkan dalam satu bundel jurnal ilmiah. Penerbitannya pun melewati jasa penerbitan yang secara khusus melayani penerbitan jurnal.
Sehingga jasa penerbitan untuk jurnal berbeda dengan penerbitan untuk buku maupun karya tulis lainnya. Meskipun ada beberapa perusahaan penerbitan yang juga melayani penerbitan buku dan penerbitan jurnal ilmiah.
Jurnal ilmiah yang berisi kumpulan artikel ilmiah kemudian memiliki struktur yang sama satu sama lain. Selain itu artikel ilmiah dalam satu jurnal dijamin memiliki satu kesamaan, yakni membahas suatu masalah atau bidang keilmuan yang sama. Semua ini kemudian bisa dengan mudah terlihat setelah memahami cara melihat nama jurnal.
Sebab pada nama jurnal inilah bisa langsung diketahui artikel ilmiah dengan tema apa saja dan dari bidang keilmuan apa yang ada di dalamnya. Sebagai contoh adalah nama jurnal “Jurnal Pendidikan Sosiologi”. Maka isi di dalam jurnal tersebut adalah artikel-artikel ilmiah terkait pendidikan Sosiologi.
Artikel ilmiah di dalam jurnal biasanya memaparkan hasil dari suatu penelitian, selain itu bisa juga berisi review dari literatur tertentu. Jurnal yang memaparkan hasil penelitian umumnya memiliki bagian-bagian yang jelas dan antara satu jurnal dengan jurnal lainnya akan sama.
Dimulai dari bagian judul, abstrak, deskripsi pengantar, kajian pustaka, metodologi, hasil analisis, diskusi, dan juga implikasi dari hasil penelitian. Jurnal yang berisi artikel ilmiah juga diketahui terbit secara reguler, seperti yang disampaikan sebelumnya. Yakni setiap beberapa bulan sekali sampai setahun sekali.
Terbitan reguler umumnya antara dua sampai empat kali dalam setahun. Sebab artikel ilmiah tidak serta merta akan diterbitkan ke dalam jurnal yang nama atau judulnya sesuai. Oleh penerbit jurnal nantinya akan diberikan dulu kepada reviewer yang terdiri dari beberapa orang, baru kemudian masuk ke meja editor.
Dari pihak editor, nantinya bisa diketahui artikel ilmiah mana saja yang sudah bisa langsung terbit atau sebaliknya. Naskah artikel ilmiah yang dikembalikan kepada penulis bisa direvisi, baik itu dalam skala minor maupun mayor. Usai direvisi maka baru bisa diterbitkan oleh penerbit jurnal yang bersangkutan.
Dari penjelasan di atas maka bisa diketahui bahwa yang disebut jurnal adalah karya tulis ilmiah yang terdiri dari artikel ilmiah. Satu jurnal bisa terdiri dari belasan sampai puluhan artikel ilmiah yang ditulis banyak orang. Jadi, ketika ada istilah dosen menulis jurnal pada dasarnya untuk menyebut bahwa dosen tersebut sedang menulis artikel ilmiah untuk jurnal.
Sebab tidak mungkin jurnal yang berisi kumpulan artikel ilmiah hanya ditulis oleh satu atau dua dosen saja. Dijamin banyak, dan kemudian disatukan menjadi satu jurnal dengan judul atau nama yang sama. Kemudian diterbitkan, sehingga saat membahas cara melihat nama jurnal maka bisa diartikan pula sebagai cara melihat judul jurnal tersebut.
Baca Juga: 8 Perbedaan Jurnal Hasil Penelitian dan Jurnal Pengabdian Masyarakat
Artikel ilmiah yang disusun oleh dosen atau peneliti sudah tentu perlu dipublikasikan, supaya hasil penelitian yang dipaparkan di dalamnya bisa diakses masyarakat luas. Pada dasarnya jurnal yang sudah dipublikasikan bisa diakses oleh siapa saja. Namun karena isinya adalah kumpulan artikel ilmiah dengan bahasa yang juga ilmiah.
Maka tidak keliru rasanya jika jurnal yang terpublikasi ini memiliki segmen pembaca yang sudah spesifik. Misalnya dari kalangan akademisi baik itu dosen maupun mahasiswa dan para peneliti. Namun, bukan berarti apa yang dipaparkan di dalam jurnal ilmiah susah dipahami masyarakat umum.
Jika sudah paham bagaimana strukturnya maka akan mudah membacanya dan kemudian mudah memahami isinya. Masyarakat awam kemudian memilih membaca bagian abstrak kemudian loncat ke bagian kesimpulan, agar segera paham isi jurnal yang tengah dibaca.
Sama halnya seperti buku, cara melihat nama jurnal maupun identitas lain pada dasarnya bisa diketahui dari sampul jurnal tersebut. Namun sebelum membahas mengenai masalah ini, maka perlu tahu dulu pengelolaan dan proses publikasi jurnal ilmiah.
Artikel ilmiah yang sudah disusun oleh para dosen diwajibkan dan sangat dianjurkan untuk dipublikasikan. Publikasinya tidak dalam bentuk artikel melainkan sudah dalam bentuk jurnal yang dikumpulkan dengan artikel ilmiah lain yang sesuai. Proses penerbitannya melewati jasa penerbitan khusus.
Dosen sebagai penulis jurnal tak hanya perlu paham cara melihat nama jurnal namun juga paham bagaimana memilih penerbit jurnal. Perlu mengutamakan penerbit yang sudah terpercaya untuk menghindari jurnal predator.
Selain itu di pihak penerbit pun perlu teliti pada saat menerima naskah artikel ilmiah. Hal ini untuk memastikan bahwa penerbit tersebut memang hanya menerbitkan artikel ilmiah yang memang layak untuk diterbitkan. Sehingga proses penerbitan jurnal juga melewati serangkaian proses atau tahapan, sama seperti ketika menerbitkan buku.
Dalam proses penerbitan, pihak penerbit jurnal nantinya perlu mengelola jurnal dengan baik dan benar. Sehingga bisa menerbitkan jurnal secara legal yang tentu akan memiliki ISSN sebagai identitas resmi jurnal tersebut. Pihak penerbit dalam proses pengelolaan jurnal akan memperhatikan beberapa hal penting berikut ini:
Hal pertama yang perlu diperhatikan penerbit jurnal dalam menyediakan jasanya adalah sumber pendanaan. Pihak penerbit perlu memastikan proses penerbitan jurnal tidak terbentur dengan masalah pendanaan. Sebab mengurus ISSN dan publikasikan secara nasional maupun internasional sudah tentu memerlukan biaya.
Biaya ini didapatkan dari penulis artikel ilmiah, sehingga setiap dosen yang hendak menerbitkan artikel ilmiahnya tentu akan mengeluarkan dana. Besaran dana untuk proses publikasi berbeda-beda. Tergantung pada kebijakan penerbit dan juga tergantung pada jenis penerbitan.
Jika menerbitkan jurnal dalam bentuk Open Acces maka penulis artikel biasanya dibebankan biaya penerbitan lebih tinggi dibanding saat menerbitkan jurnal berbayar. Dimana jurnal berbayar membebankan biaya kepada pembaca yang ingin membaca jurnal ilmiah tersebut.
Hal penting berikutnya adalah proses menghimpun jurnal, lebih tepatnya menghimpun artikel ilmiah. Jurnal baru bisa diterbitkan ketika sudah terdiri dari beberapa artikel ilmiah. Bisa di bawah 10 artikel ilmiah dan bisa lebih, yang kemudian terus bertambah seiring dengan publikasinya secara reguler.
Pihak penerbit tidak tertutup kemungkinan mengalami kesulitan saat menghimpun artikel ilmiah. Bisa jadi jumlahnya masih kurang sehingga belum memenuhi batas minimal untuk bisa diterbitkan dalam bentuk jurnal. Mengatasinya, penerbit biasanya menggelar seminar atau konferensi ilmiah.
Sehingga dalam acara tersebut setiap peserta akan diminta untuk mengumpulkan makalah atau artikel ilmiah yang sudah disusunnya. Kemudian diproses untuk masuk ke tahap publikasi jurnal, usai diperiksa reviewer dan direvisi oleh penulisnya.
Opsional lain, penerbit akan mengundang beberapa penulis jurnal dengan menggelar Call for Paper. Informasi Call for Paper tersebut akan disampaikan penerbit melalui banyak cara dan media. Misalnya lewat email, edaran, konferensi ilmiah, dan lain sebagainya yang ditujukan kepada kalangan peneliti.
Baca Juga: Belajar Cara Submit Jurnal Ilmiah agar Publikasi Berjalan Lancar
Jika artikel ilmiah sudah didapatkan dan jumlahnya sudah sesuai maka bisa langsung melewati proses penerbitan. Tak berhenti sampai disitu, pihak penerbit kemudian memiliki PR atau tugas baru, yakni mendistribusikan jurnal ilmiah yang sudah berhasil diterbitkan.
Yakni didistribusikan ke berbagai lembaga penelitian, lembaga perpustakaan, dan lembaga pemerintahan yang sesuai. Sehingga setiap jurnal yang sudah dipublikasikan maka biasanya mudah diakses secara online dan offline di berbagai lembaga tersebut. Salah satunya di Perpustakaan Nasional.
Cara melihat nama jurnal kemudian tak hanya perlu diketahui oleh tim di dalam perusahaan penerbitan jurnal. Namun juga dosen atau kalangan peneliti yang menulis artikel ilmiah untuk diterbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah. Proses penyusunan nama jurnal pada dasarnya akan dilakukan oleh pihak penerbit.
Sebab dalam alur penerbitan atau publikasi jurnal baru, tahapan pertama adalah mendefinisikan nama jurnal. Jika nama jurnal sudah didefinisikan dengan baik dan dianggap sudah sesuai maka baru bisa berlanjut ke tahap berikutnya. Seperti tahap menyusun anggota dewan redaksi, menyusun aturan penulisan, mengajukan permohonan ISSN, dan lain-lain.
Baca Juga: Mengenal Hijacked Journal, Ciri-Ciri, dan Bedanya dengan Jurnal Predator
Dari penjelasan di atas, tentunya sudah mulai sedikit paham bagaimana cara melihat nama jurnal. Nama jurnal yang ditentukan oleh pihak penerbit nantinya akan dicetak jelas di sampul jurnal. Bersanding dengan identitas jurnal lain seperti:
Nama jurnal kemudian disebutkan di awal, setiap kali jurnal tersebut diupdate atau terbit secara reguler. Jadi, setiap kali terbit reguler karena ada penambahan artikel ilmiah baru yang sesuai dengan nama jurnal. Maka nama jurnal tidak berubah, kecuali untuk volume dan halaman artikel yang perlu disesuaikan.
Nama jurnal kemudian diletakan di area strategis yang mudah untuk dibaca, yakni di kanan atas. Tujuannya adalah untuk memudahkan pembaca jurnal mengetahui nama atau judul jurnal tersebut. Sehingga sejak membaca sampulnya, maka pembaca sudah mengetahui apakah isi jurnalnya sesuai kebutuhan atau tidak.
Misalnya saja nama jurnal tersebut adalah “Jurnal Bahasa dan Pendidikan”. Maka jurnal dengan nama ini hanya cocok dibaca oleh pencari jurnal bahasa dan juga pendidikan. Jika mencari jurnal sosiologi maka perlu mencari jurnal dengan nama yang sesuai, alias mencari jurnal lain.
Bagi pembaca pun penting untuk memahami cara melihat nama jurnal supaya tidak membuang waktu. Yakni langsung dibaca di bagian kanan atas untuk langsung mengetahui apakah jurnal tersebut sesuai kebutuhan atau tidak.
Paham mengenai nama jurnal tak hanya bermanfaat untuk pembaca, namun juga untuk para dosen atau peneliti yang ingin menerbitkan jurnal. Misalnya untuk memudahkan mereka menemukan penerbit yang sudah mempublikasikan jurnal dengan nama yang sesuai dengan judul artikel ilmiah yang disusun.
Sehingga proses penerbitannya lebih cepat, karena tidak lagi melewati tahapan ketika menerbitkan jurnal baru. Sebab tinggal mengirimkan naskah artikel untuk diperiksa pada reviewer dan melewati tahapan revisi jika memang ada. Selanjutnya, artikel ilmiah sudah bisa dimasukan ke jurnal ilmiah yang sudah pernah terbit beberapa bulan sebelumnya.
Jadi, cara melihat nama jurnal menjadi hal penting bagi setiap peneliti untuk memudahkan proses penerbitan. Apalagi untuk mengejar target mempublikasikan jurnal ilmiah secara internasional, demi mendapat kenaikan angka kredit maupun kenaikan jabatan akademik.
Apalagi untuk penerbit yang sudah berhasil menerbitkan jurnal ke ranah internasional dan kemudian masuk ke database bereputasi. Maka setiap dosen atau peneliti tentu bisa memprioritaskan penerbit tersebut, karena sudah kredibel dan bebas dari resiko terjerat jurnal predator.
Mempublikasikan artikel ilmiah ke dalam bentuk jurnal memang harus teliti supaya diterbitkan oleh penerbit kredibel. Sehingga benar-benar terbit dengan kualitas yang baik, tidak masalah jika harus melewati proses revisi. Namun ketika terbit ada kemungkinan besar bisa masuk database bereputasi, yang tentu menunjukkan kualitas artikel ilmiah tersebut.
Baca Juga: Cara Mengetahui Jurnal Predator, Waspada ya!
Dosen atau peneliti umumnya menyusun artikel ilmiah hasil penelitian, dan kemudian diterbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah. Proses penerbitan ini tentunya panjang, karena untuk melewati tahap review pun bisa sampai beberapa bulan. Sebab dilakukan oleh para ahli dan membantu menemukan kesalahan sekecil apapun.
Sehingga sebelum diterbitkan, artikel ilmiah tersebut sudah dipastikan dulu dalam kondisi sempurna. Hal ini tentu menguntungkan dosen yang bersangkutan agar tidak diberi label menerbitkan jurnal dengan kualitas rendah. Proses penerbitan ini selain lama juga memakan biaya yang lumayan.
Namun, setiap pengorbanan dosen dalam menerbitkan jurnal ilmiah ini tidak akan merugi. Sebab bisa menjadi pembuka jalan kesuksesan berkarir sebagai dosen, selain itu juga memastikan artikel ilmiah yang disusun memberi manfaat secara luas. Apalagi jurnal ilmiah yang terpublikasi memiliki banyak manfaat, seperti:
Jurnal ilmiah yang berisi artikel ilmiah dengan pemaparan hasil suatu penelitian akan menjelaskan berbagai temuan baru. Temuan baru ini sudah tentu memberi dukungan besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Tak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia.
Kebijakan publik yang ditetapkan oleh pemerintah tidak hanya dirumuskan secara asal, butuh pondasi yang kuat. Salah satu pondasinya adalah naskah akademik dan dalam bentuk jurnal ilmiah. Sehingga kebijakan publik yang ditetapkan sifatnya bermanfaat dan menguntungkan untuk semua pihak.
Sekalipun kebijakan publik yang diterapkan kemudian dirasa memberikan efek kurang menguntungkan. Namun dengan pondasi yang jelas, maka kebijakan tersebut adalah kebijakan dengan efek kurang menguntungkan paling kecil dibanding kebijakan lainnya.
Pertanyaan Seputar Jurnal:
Letak judul jurnal terletak di tengah atas halaman. Sedangkan nama jurnal terletak di sampul jurnal dan biasanya juga terletak di setiap halaman jurnal, tepatnya di header atau footer setiap halamannya.
Artikel Seputar Jurnal:
Inilah Daftar Jurnal Terindeks SINTA 2023 dan Cara Mengeceknya
10 Ciri-Ciri Jurnal Terindeks SINTA Ini Wajib Kamu ketahui
Pentingnya Dosen Mempublikasikan Jurnal SINTA
Mengenal Daftar Fitur SINTA Versi 3.0 yang Baru Saja Dirilis Kemendikbud
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…