Sudahkah mengetahui cara agar artikel terindeks Google Scholar? Mengetahui cara ini terbilang penting bagi kalangan dosen. Sebab masuk ke database Google Scholar akan membangun portofolio dosen yang terhubung langsung ke akun SINTA.
Selain itu, dengan jumlah pengguna Google Scholar yang tinggi maka akan meningkatkan jumlah pembaca dan berimbas pada kenaikan jumlah sitasi. Intinya, ada banyak keuntungan bisa didapatkan jika artikel tersebut terindeks di Google Scholar. Namun, bagaimana caranya?
Google Scholar diketahui sebagai salah satu database publikasi ilmiah bersifat gratis dan open access. Disini banyak akademisi seperti dosen dan mahasiswa bisa menemukan referensi ilmiah yang kredibel untuk menunjang penelitian dan penyusunan karya tulis ilmiah.
Khusus bagi dosen, memiliki akun di Google Scholar sangat penting bahkan wajib. Sebab Google Scholar bukan hanya bisa difungsikan sebagai media mendapatkan referensi ilmiah akan tetapi juga menjadi media publikasi ilmiah yang disusun oleh dosen.
Harapannya, artikel ilmiah bisa lebih mudah dan cepat dipublikasikan sekaligus diakses oleh para pembaca yang membutuhkan. Namun, ada kalanya artikel tersebut tidak juga terindeks di Google Scholar.
Rupanya hal ini terjadi karena dosen belum paham tata cara agar artikel terindeks Google Scholar. Sekaligus berikut beberapa hal yang menyebabkan artikel tersebut tidak terindeks Google Scholar, seperti:
Penyebab pertama artikel yang sudah dipublikasikan tidak terindeks di Google Scholar adalah karena jurnal tidak terindeks. Jurnal diketahui sebagai media publikasi artikel ilmiah berkala.
Dosen dalam mempublikasikan hasil penelitian tentu akan memilih jurnal yang kredibel. Kadang kala jurnal yang dipilih ternyata tidak terindeks di Google Scholar. Inilah alasan kenapa artikel yang sudah dipublikasikan ikut tidak terindeks.
Solusi untuk masalah ini tentu sederhana, dosen wajib teliti memilih jurnal. Cek apakah jurnal tersebut sudah terindeks di Google Scholar atau belum. Prioritaskan jurnal yang sudah terindeks, agar artikel Anda juga langsung terindeks Google Scholar.
Penyebab kedua yang membuat cara agar artikel terindeks Google Scholar menjadi tidak efektif adalah format penulisan yang masih keliru. Secara umum Google Scholar akan mengindeks karya tulis ilmiah yang strukturnya baik dan benar.
Misalnya memakai style apa untuk kutipan dan daftar pustaka, isi artikel tidak copy paste alias bukan hasil plagiat, dan lain sebagainya. Jadi, ketika salah satu format tetap ini tidak terpenuhi maka artikel tidak terindeks di Google Scholar.
Oleh sebab itu, untuk memastikan artikel yang sudah disusun dan dipublikasikan lewat jurnal bisa terindeks. Pastikan sudah mengikuti format dengan baik dan benar. Apapun formatnya, gunakan dari halaman pertama sampai akhir alias konsisten.
Penyebab kedua artikel tidak terindeks di Google Scholar adalah karena jumlah sitasi yang masih terbatas. Jadi, sejauh ini pihak Google Scholar akan merekomendasikan artikel ilmiah yang sudah disitasi.
Jika diperhatikan, pengisi hasil pencarian publikasi di halaman pertama memiliki jumlah sitasi yang tinggi. Semakin rendah akan masuk ke halaman rekomendasi selanjutnya dan menjadi tidak strategis. Seperti halaman paling belakang.
Jadi, jika sitasi masih sedikit maka bukan berarti artikel tidak terindeks. Sebenarnya sudah terindeks hanya saja masih di halaman kurang strategis. Maka dosen perlu mempromosikan agar jumlah sitasi naik dan mudah ditemukan pengguna Google Scholar.
Penyebab kedua kenapa artikel tidak terindeks di Google Scholar adalah karena baru saja dipublikasikan. Hal ini berlaku untuk publikasi ke jurnal, sebab Google Scholar juga mengindeks KTI lain seperti buku, makalah, bahkan skripsi.
Khusus untuk Anda yang mempublikasikan artikel lewat jurnal maka ada kemungkinan artikel ini baru naik. Jadi tidak langsung terindeks di Google Scholar. Biasanya ada masa jeda antara 1 sampai 2 minggu.
Jika lebih dari 2 minggu sejak artikel dipublikasikan sebuah jurnal dan masih tidak terindeks di Google Scholar. Maka wajib mencari cara agar artikel terindeks Google Scholar tersebut, salah satunya dengan cara manual yang nanti dijelaskan di bawah.
Baca Juga: Menaikkan Sitasi di Google Scholar dengan Cara Sitasi yang Benar
Mencegah kemungkinan artikel yang dipublikasikan tidak terindeks di database Google Scholar. Maka wajib menghindari beberapa penyebab yang dijelaskan di atas. Sekaligus mempelajari bagaimana cara agar artikel terindeks di Google Scholar.
Jika sudah terindeks maka bisa berlega hati. Sebab harus diakui memang ada banyak keuntungan bisa didapatkan jika artikel tersebut terindeks di Google Scholar. Keuntungan artikel terindeks Google Scholar antara lain:
Keuntungan pertama jika artikel yang dosen publikasikan terindeks di database milik Google ini adalah meningkatkan jumlah pembaca. Kenapa? Sebab Google Scholar dikenal luas oleh masyarakat, khususnya peneliti dan akademisi.
Semakin tinggi jumlah pengguna maka semakin banyak yang berkesempatan menemukan artikel Anda dan menjadikannya sebagai referensi. Hal ini tentu saja akan memaksimalkan manfaat dari penelitian dan hasil penelitian yang dilakukan dosen.
Lebih lanjut, ketika artikel yang dipublikasikan banyak dijadikan referensi dan bahkan dikutip. Maka akan menambah jumlah sitasi dan mendongkrak reputasi publikasi ilmiah yang dimiliki dosen.
Keuntungan kedua jika sudah menerapkan cara agar artikel terindeks Google Scholar dan berhasil adalah membantu membangun portofolio online dosen. Seperti yang diketahui akun Google Scholar dosen terhubung ke akun di SINTA.
Laman SINTA dituju banyak orang untuk mendapatkan referensi ilmiah dan mencari portofolio dosen untuk diajak berkolaborasi. Sehingga seluruh publikasi ilmiah akan terindeks di SINTA.
Jika artikel karya dosen terindeks di Google Scholar maka sama artinya ikut membangun portofolio online dosen yang diakses banyak pihak melalui SINTA. Oleh sebab itu, penting untuk memaksimalkan publikasi terindeks Google Scholar.
Sehingga reputasi publikasi ilmiah yang dimiliki terus berkembang dengan baik. Sehingga dosen bisa mendapatkan lebih banyak kesempatan akademik. Mulai dari program hibah sampai tawaran berkolaborasi dengan dosen atau peneliti lain.
Baca Juga: Google Scholar Berguna untuk Akademisi, 5 Tips Ini Bisa Anda Gunakan!
Artikel karya para dosen yang terindeks di Google Scholar sama artinya ikut meningkatkan reputasi dosen. Dalam dunia akademik, dosen memiliki kewajiban melaksanakan tri dharma.
Mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang luarannya adalah publikasi ilmiah. Misalnya di tugas pendidikan, dosen bisa menerbitkan buku ajar.
Sementara di penelitian bisa buku monograf maupun referensi, sekaligus bisa publikasi dalam bentuk jurnal. Dosen yang memiliki kuantitas publikasi ilmiah yang tinggi akan dikenal sebagai dosen profesional dan bertanggung jawab.
Sebab bagaimanapun juga melakukan publikasi ilmiah bukan persoalan mudah. Apalagi bersumber dari hasil penelitian, maka perlu melakukan penelitian dulu yang memakan waktu panjang dan menelan biaya tidak sedikit.
Keuntungan berikutnya jika artikel karya dosen terindeks di Google Scholar adalah bisa diakses dengan mudah oleh pembaca. Sehingga meningkatkan jumlah pembaca, jumlah sitasi, dan manfaat dari publikasi ilmiah yang dilakukan dosen.
Adapun alasan kenapa mudah diakses oleh pembaca adalah karena Google Scholar bisa diakses siapa saja, karena sifatnya gratis. Pengakses atau pengguna layanan database ini bahkan tidak diwajibkan punya akun di Google Scholar.
Selain itu, seluruh publikasi yang terindeks di Google Scholar bersifat open acces. Kecuali untuk buku ilmiah yang wajib dibeli dulu, biasanya akan menampilkan bagian yang sesuai dengan pencarian para pengguna.
Google Scholar adalah database publikasi ilmiah yang dimiliki dan dikelola oleh Google. Melakukan publikasi di database ini meskipun dikenal gratis, tetap memiliki prosedur ketat. Salah satunya hanya bisa dilakukan pemilik akun Google Scholar.
Memiliki akun di Google Scholar harus memiliki latar belakang yang jelas, sebab akan menggunakan email resmi milik perguruan tinggi atau lembaga penelitian. Sehingga profil pemilik akun harus jelas.
Seluruh publikasi yang terindeks dan direkomendasikan kepada para pengguna kemudian bisa ditelusuri siapa penulisnya. Kebijakan semacam ini menjadikan publikasi terindeks Google Scholar dipastikan kredibel, sehingga dikenal layak dijadikan referensi oleh publik luas.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Google Scholar ID dalam 5 Menit
Mengingat jumlah pengguna Google Scholar sangat tinggi dan menjadi publikasi open acces. Maka bisa melakukan publikasi artikel ilmiah ke database kredibel milik Google satu ini.
Namun, agar dijamin terindeks dan diakses masyarakat luas. Maka Anda perlu mencoba cara agar artikel terindeks di Google Scholar berikut ini:
Cara pertama adalah tentu saja masuk ke akun Google Scholar yang dimiliki. Jika belum memiliki akun maka silakan melakukan registrasi atau pembuatan akun. Gunakan nama lengkap, email resmi dari perguruan tinggi, dan data valid lain yang diminta pihak Google Scholar.
Langkah kedua adalah dengan menambahkan artikel secara manual. Artinya disini Anda harus menginput data artikel yang dipublikasikan ke sebuah jurnal secara manual di Google Scholar. Berikut langkah-langkahnya:
Kini artikel yang Anda publikasikan sudah terindeks di Google Scholar. Jangan lupa untuk mempromosikan link URL artikel tersebut di laman Google Scholar. Sebab sistem di Google Scholar akan menampilkan artikel yang disitasi minimal 2 kali.
Jika belum ada sitasi, maka meskipun sudah terindeks biasanya akan diletakan di halaman kurang strategis dari hasil pencarian. Sehingga pembacanya sedikit dan sitasinya pun tidak begitu banyak. Maka dosen perlu mempromosikannya secara manual.
Itulah salah satu cara agar artikel terindeks Google Scholar yang dilakukan secara manual. Cara ini bisa dipilih jika jarak publikasi sudah mencapai 2 minggu atau lebih dan belum juga terindeks. Selain itu, pastikan sudah mendapat sitasi sebab kebijakan di Google Scholar adalah minimal tersitasi 2 kali baru ditampilkan (dipromosikan) ke penggunanya.
Setelah artikel terindeks Google Scholar, maka Anda dapat membagikan artikel Anda ke pembaca atau rekan dosen dan mahasiswa. Ajak mereka untuk menuliskan daftar pustaka dengan benar dengan memberikan tutorial ini: Cara Membuat Daftar Pustaka dari Google Scholar.
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…