8 Unsur Penting dalam Penulisan Buku Non Fiksi – Beberapa orang secara unik dan menarik lebih tertarik untuk menulis buku non fiksi dibandingkan dengan buku fiksi. Dilihat dari tingkat kesulitan, buku fiksi tentu lebih mudah untuk digarap karena murni menggunakan hasil pemikiran penulis.
Lalu, bagaimana dengan karangan atau tulisan non fiksi? Meskipun dari segi kesulitan, tulisan non fiksi ini memang lebih sulit. Namun, beberapa orang bahkan lebih suka produktif menyusunnya dibanding tulisan fiksi. Alasannya tentu beragam, dan setiap penulis akan memiliki pandangan berbeda-beda.
Tulisan fiksi akan berbeda dengan tulisan non fiksi, bisa dilihat dari segi tema yang diangkat dan proses penyusunan isinya. Pada tulisan fiksi, maka hasil tulisannya seperti yang sudah disinggung di awal murni menggunakan daya imajinasi dan kreativitas penulis.
Berbeda dengan tulisan non fiksi, yang tentunya tidak hanya mengandalkan hasil pemikiran penulis melainkan juga membutuhkan data dan fakta di lapangan. Sebab yang dipaparkan di dalam buku non fiksi adalah fakta dan bukan hasil karangan yang bisa direkayasa dan didramatisir sesuka hati.
Proses penyusunannya bisa memakan waktu lama karena tergantung pada susah tidaknya menemukan referensi, mewawancarai narasumber, dan lain sebagainya. Sehingga dibutuhkan niat dan tujuan yang kuat untuk bisa menyelesaikan paling tidak satu judul tulisan non fiksi ini.
Baca juga : Menulis Buku Referensi Dari Karya Essay Ala Radita Gora
Sebelum mulai menyusun tulisan atau buku non fiksi tidak ada salahnya untuk mengenal jenis tulisan ini dengan detail. Salah satunya mengenai unsur yang menyusun tulisan tersebut, yang tentunya bisa menambah wawasan dan juga pengetahuan.
Secara umum, tulisan non fiksi nantinya akan memiliki beberapa unsur pokok seperti yang disebutkan di bawah ini:
Unsur pertama dalam tulisan non fiksi adalah sampul, dan unsur ini juga ditemukan pada tulisan fiksi. Informasi di dalam sampul sendiri meliputi judul, nama penulis, penerbit, tahun terbit, dan edisinya jika hadir dalam beberapa edisi.
Pokok bab adalah unsur berikutnya, dan bisa dikatakan sebagai bab pembuka. Pada unsur ini terdapat kata pengantar, latar belakang, tujuan penulisan, dan juga manfaat dari tulisan yang telah disusun.
Unsur berikutnya di dalam penyusunan buku non fiksi adalah judul bab, yang biasanya dibuat di bagian atas setiap ada bab baru. Judul ini dibuat dengan huruf kapital secara keseluruhan dan diatur rata tengah.
Unsur selanjutnya adalah sub bab, biasanya terletak di bagian bawah judul bab dan diberi tanda dengan angka romawi maupun dengan angka Arab. Biasanya sub bab ini masih memiliki sub tambahan di bawahnya, dan penomoran akan mengikuti standar yang berlaku.
Unsur paling inti dari buku non fiksi adalah isi dari buku itu sendiri, dan memaparkan inti dari judul buku tersebut. Isi ini biasanya ditulis dengan sistematika yang sesuai standar. Isinya sendiri terdiri dari pendahuluan, paparan utama, dan penutup.
Unsur selanjutnya adalah pada cara penyajian, informasinya disampaikan saat menyusun daftar pustaka. Sehingga pembaca buku bisa mengetahui sumber-sumber atau referensi yang digunakan penulis dalam menyusunnya.
Bahasa penulisan menjadi unsur berikutnya dari penulisan buku non fiksi. Biasanya informasi mengenai bahasa atau istilah penting yang dicantumkan dan dimasukan dalam buku akan dimuat di dalam glosarium.
Sistematika merupakan unsur penting di dalam penyusunan tulisan non fiksi, tujuannya adalah untuk merapikan penulisannya sendiri. Sehingga disampaikan secara urut, runtut, dan membuatnya mudah untuk dipahami pembaca.
Unsur yang dipaparkan di atas akan menjadi panduan sekaligus isi pokok dari tulisan non fiksi. Sehingga semua yang sudah disebutkan merupakan bagian penting yang tidak bisa diganti maupun dihapus dengan sengaja, sebab akan menentukan struktur tulisan secara keseluruhan.
Baca juga : Tips Memilih Penerbit Buku Dosen Yang Berkualitas
Setelah mengetahui bagaimana menyusun buku non fiksi dengan baik, agar semua unsur penting yang sudah dijelaskan dimuat di dalamnya. Maka langkah selanjutnya adalah memulai proses penulisan.
Secara umum, tulisan non fiksi perlu ditulis dengan memperhatikan beberapa hal. Jika ingin membuat hasil tulisan ini ditunggu kehadirannya di pasaran maka bisa melihat kebutuhan pasar, bisa juga dengan memberikan tema yang menarik. Bahkan bisa juga dengan memberikan kemasan yang menarik perhatian.
Sekilas memang akan terlihat dan terasa rumit, mungkin karena memang belum terbiasa. Sebab jika sudah tahu kunci penulisannya harus seperti apa, dijamin akan menikmati proses penulisannya sendiri.
Membantu kamu untuk bisa menulis buku non fiksi dengan baik dan benar, maka bisa memulainya dengan beberapa tips berikut ini:
Tips pertama untuk bisa menyusun tulisan non fiksi yang baik dan benar adalah mencari ide yang tepat. Ide disini dijamin sangat banyak namun belum tentu menarik perhatian kamu, mudah untuk diangkat, atau mungkin belum tentu kamu menguasainya.
Jadi, bagaimana cara menemukan ide yang tepat? Mulailah dengan menyusun daftar keahlian atau bidang yang disukai dan memang banyak tahu di dalamnya. Selain itu bisa juga mencari ide dengan jalan-jalan, menjelajahi tempat menarik, apa yang sedang diminati pasar, dan lain-lain.
Tips berikutnya dalam menyusun buku non fiksi adalah menentukan konsep, dan memang idealnya sudah ditentukan sejak awal. Mulai dari fokus utama yang akan diangkat, poin penyusun buku, menyusun bab, sub bab, dan lain sebagainya.
Bukan tulisan non fiksi namanya jika tidak ada data dan data pendukung, maka untuk menyempurnakan isi dari tulisan non fiksi. Pastikan mengumpulkan data sebanyak dan seakurat mungkin. Bisa dari referensi buku sejenis, narasumber terpercaya, dan lain-lain.
Gaya bahasa juga perlu ditentukan sejak awal agar tulisan yang dibuat bisa mengalir begitu saja dengan mudah. Jenis gaya bahasa bisa disesuaikan dengan tema yang diangkat dan jenis dari buku non fiksi tersebut. Sebab buku untuk reportase akan berbeda gaya penulisannya dengan biografi.
Tips selanjutnya adalah menulis bagian-bagian buku yang nantinya akan dikembangkan. Bisa dikatakan cara ini sebagai proses menyusun kerangka tulisan, sehingga sudah tahu sejak awal nantinya akan menulis apa sampai mana dan butuh referensi apa saja.
Hal penting berikutnya adalah membuat judul, dan sebaiknya tidak asal-asalan. Sebab judul ini akan menentukan apakah seseorang mau atau tertarik membacanya atau tidak. Jadi, silahkan membuat judul sekreatif dan semenarik mungkin.
Lakukan proses editing secara mandiri, dan bisa juga minta bantuan orang terdekat. Minimal untuk melakukan koreksi pada salah pengetikan kata, tanda baca, dan semacamnya.
Jika dirasa sudah siap maka bisa mencoba mengirimkannya ke penerbit untuk dicek oleh editor profesional dan berpengalaman.
Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono
Referensi: bukunesiastore.com
Sejalan dengan diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 44 Tahun 2024, maka diterbitkan pula pedoman pelaksanaan berisi standar…
Mau upload publikasi tapi Google Scholar tidak bisa dibuka? Kondisi ini bisa dialami oleh pemilik…
Beberapa dosen memiliki kendala artikel tidak terdeteksi Google Scholar. Artinya, publikasi ilmiah dalam bentuk artikel…
Mau lanjut studi pascasarjana dengan beasiswa tetapi berat karena harus meninggalkan keluarga? Tak perlu khawatir,…
Anda sudah menjadi dosen harus melanjutkan S3? Jika Anda menargetkan beasiswa fully funded dan masih…
Melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi di luar negeri, semakin mudah dengan berbagai program beasiswa.…