Palembang – Masih dalam bagian dari pengabdian masyarakat tentang Literasi Keuangan yang beberapa waktu lalu diselenggarakan Dosen Manajemen Keuangan Universitas Indo Global Mandiri (UIGM), Palembang, Budi Setiawan, S.E., M.M., ia juga mengadakan free webinar literasi keuangan melalui Zoom video dengan topik “Millennials and Financial Literacy: What They Need to Know” dengan mencakup peserta dalam dan luar negeri.
Budi mengungkapkan, ada beberapa hal yang menjadi latar belakang terselenggaranya webinar literasi keuangan ini. Pertama, rendahnya tingkat literasi keuangan generasi muda Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari hasil survey yang sudah dilakukan oleh Global Financial Literacy Excellence Center (GFLEC) dan kajian ilmiah yang pihaknya lakukan dengan judul “Descriptive Analysis of Financial Literacy: Evidence from Public and Private University Students in Indonesia”.
Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa secara rata-rata hanya 12 persen dari 608 responden yang mampu menjawab pertanyaan literasi keuangan dengan benar, mencakup subjek numerasi, suku bunga majemuk, inflasi dan diversifikasi risiko.
“Kami melihat bahwa kemampuan literasi keuangan memiliki peran penting dan berkorelasi positif terhadap pengambilan keputusan keuangan, baik untuk individu maupun dalam skala yang lebih besar yaitu korporasi,” katanya.
Dosen yang juga sebagai Co-Founder Victory Sriwijaya Education ini mengatakan, tujuannya mengangkat tema “Millennials and Financial Literacy: What They Need to Know” dengan beberapa pertimbangan. Antara lain, masih rendahnya tingkat literasi keuangan generasi milenial di Indonesia.
Budi melanjutkan, anak-anak muda akan menjadi pemimpin masa depan dan kemampuan tentang literasi keuangan akan sangat penting guna memberikan modal bagi mereka agar bisa membuat keputusan keuangan dengan tepat. Baik dalam skala individu maupun korporasi.
“Maka itu, acara ini akan fokus memberikan informasi tentang pengetahuan keuangan dasar. Subjek yang dipilih antara lain numerasi, suku bunga majemuk, inflasi dan diversifikasi risiko. Subjek ini dipilih dengan mengacu pada referensi dari Global Financial Literacy Excellence Center (GFLEC),” jelasnya.
Webinar literasi keuangan ini diselenggarakan oleh Victory Sriwijaya Education (VSE) bekerja sama dengan Teaching Kids to Buy Stock. Dijelaskan Budi, VSE merupakan social enterprise yang bergerak di bidang pendidikan dan berfokus pada peningkatan kemampuan bahasa Inggris dan memberikan konsultasi pendidikan atau beasiswa ke luar negeri.
Sedangkan Teaching Kids to Buy Stock merupakan suatu platfrom yang fokus memberikan edukasi pada masyarakat agar mulai berinvestasi sejak dini. Lokasi VSE berkantor pusat di Palembang dan Teaching Kids to Buy Stock berasal dari California, Amerika Serikat.
Dengan menghadirkan dua pembicara yang expert di bidangnya, yang pertama J.J. Wenrich CFP (Mr. J.J) dia merupakan penulis buku Teacking Kids to Buy Stocks: Stories and Lessons for Grown-Ups. Mr. J.J memiliki perjalanan karir di bidang investasi lebih dari 20 tahun dan sering memberikan seminar tentang pentingnya investasi bagi masyarakat. Anda bisa mendengar seminarnya melalui Podcast atau Youtube.
Pembicara kedua, adalah Budi Setiawan. Seorang dosen manajemen keuangan yang tertarik pada literasi keuangan dan perkembangan pasar modal. Selain itu, sejak 2015 hingga sekarang dia tergabung dalam Member of Association of Indonesias Economistis (ISEI), Chapter Palembang.
Adapun target peserta webinar literasi keuangan ini adalah milenial yang berusia antara 15 sampai 34 tahun, baik yang ada di Indonesia maupun Amerika.
Budi berharap bahwa generasi muda tertarik untuk mulai belajar tentang literasi keuangan. Hal ini akan memberikan manfaat bagi kehidupan mereka di masa depan. Selain itu, kegiatan literasi keuangan ini juga meembantu target pemerintah Indonesia khususnya dalam hal mendorong literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat.
Alasan Budi menggelar webinar atau seminar secara online akan lebih mudah diakses oleh siapapun dari manapun, tanpa harus memikirkan hambatan geografis. Selain itu, pandemi Covid-19 juga menjadi pertimbangan pihak penyelenggara melakukan webinar ini melalui daring.
Menurutnya, sejauh ini belajar dengan menggunakan Zoom video dirasakan cukup efektif. Bahkan ia melihat partisipasi peserta semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari para mahasiswa yang semakin aktif dala mengajukan pertanyaan dan memberikan umpan balik ketika diskusi berlangsung.
“Saya melihat bahwa trend belajar online akan mempercepat perubahan pola belajar masyarakat di Indonesia, dan membuka peluang agar akses pendidikan terbaik bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat di seluruh penjuru negeri. Belajar online mungkin akan menjadi suatu normalitas baru (the new normal) bagi proses belajar mengajar di masa depan,” imbuh Budi. (duniadosen.com/ titisayuw)
Publikasi terhadap hasil penelitian menjadi kebutuhan dan kewajiban para peneliti maupun akademisi. Namun, dalam mengurus…
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikbudristek) diketahui menerbitkan surat edaran baru, yaitu SE Nomor…
Pengumuman hasil klasterisasi perguruan tinggi di tahun 2025 resmi diterbitkan. Daftar perguruan tinggi di masing-masing…
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…