Bu Fatma. Pemilik profesi dosen memiliki ruang lingkup pekerjaan di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tugas dosen sesuai dengan Tri Dharma ini tak hanya mengajar mahasiswa, melainkan juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Di luar itu, dosen masih berhadapan dengan sejumlah tugas tambahan sesuai peraturan yang berlaku.
Dosen kemudian dituntut untuk menjalankan semua tugas pokok dan tambahan tersebut dengan suka cita. Sekaligus dituntut untuk lebih bijak dalam manajemen waktu agar semua tugas yang dimiliki bisa dijalankan dengan baik. Kesibukan dosen kemudian menjadi sangat padat, lalu bagaimana harus menjalankan semua Tri Dharma tersebut?
Adalah Ibu Fatma yang merupakan salah satu dosen PNS di UNS (Universitas Negeri Surakarta) membagikan berbagai tips agar pelaksanaan Tri Dharma tetap berjalan dengan baik.
Bernama lengkap Dr. Fatma Ulfatun Najicha, S.H., M.H., Bu Fatma sendiri lahir dari keluarga yang memang dekat sekali dengan dunia pendidik atau pengajar. Ibu dan ayah beliau sendiri merupakan guru, yang kemudian membuat Bu Fatma akrab dengan aktivitas mengajar dari persiapan sampai pelaksanaannya dari kedua orang tua.
Meskipun lahir dan tumbuh dari keluarga yang berprofesi sebagai tenaga pendidik, Bu Fatma mengaku ingin mencoba profesi lain. Sebab memiliki keinginan untuk mencoba profesi yang berbeda dan di luar dari dunia mengajar. Beliau kemudian memiliki cita-cita untuk menjadi pegawai di lingkungan hukum.
Maka mengambil S1 jurusan hukum untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Selepas lulus, Bu Fatma sudah mencoba beberapa kali untuk mengikuti seleksi penerimaan pegawai di lingkungan hukum. Namun, sepertinya rezeki Bu Fatma tidak di lingkungan tersebut, dan memasuki tahun 2018 beliau kemudian mencoba mengisi formasi dosen pada CPNS 2018.
Proses seleksi CPNS 2018 menurut beliau sudah tersistem dengan baik, hasil seleksi juga sudah transparan dan realtime. Pada masa tersebut, Bu Fatma berhasil lolos seleksi dan resmi menjadi Dosen PNS dengan penugasan perdana di UNS sampai sekarang.
Baca Juga: Luluk Rosida: Dosen Harus Punya Karya Supaya Dikenal Secara Luas
Bu Fatma selama masa perkuliahan dikenal menjadi mahasiswa dengan prestasi akademik yang baik. Hal inilah yang kemudian mengantarkan beliau untuk menjadi Asisten Dosen dan mulai belajar menjadi tenaga pendidik. Hanya saja di masa tersebut cita-cita beliau tetap berkarir di bidang hukum.
Memasuki tahun 2017, beliau mendapat informasi bahwa dibutuhkan dosen di Universitas Terbuka (UT). Beliau kemudian mencoba mendaftar sebagai dosen yang kemudian dinyatakan diterima dan lolos seleksi. Sejak tahun 2017 beliau kemudian aktif mengajar di UT Salatiga selama 2 tahun sembari menyelesaikan kuliah S2.
Setelah lolos CPNS 2018 dan menjadi dosen PNS di UNS, tak lantas membuat beliau melepas kewajibannya menjadi dosen di UT. Beliau kemudian mengajar di UNS dan UT sekaligus. Tak hanya itu saja, beliau juga diberi banyak kepercayaan di lingkungan kampus untuk memangku sejumlah jabatan dan tugas. Salah satunya menjadi Tim PKM.
Baca Juga: Dr. E. Siti Puryandani: Menjadi Dosen Harus Siap Menjadi “Pembelajar”
Keputusan untuk menjadi dosen di tahun 2018, diambil dengan penuh suka cita dan keikhlasan. Sebab beliau menuturkan bahwa sebagai lulusan S2, meraih mimpi bekerja di bidang hukum masih terasa sulit. Pilihan terdekat atau yang dirasa paling mudah saat itu adalah menjadi seorang dosen.
Seiring berjalannya waktu, profesi dosen yang ditekuni oleh Bu Fatma kemudian memberikan banyak sekali hal positif. Beliau kemudian menyadari bahwa profesi dosen adalah profesi yang membahagiakan. Dikatakan demikian, karena dosen akan melakukan kegiatan penelitian dan menemukan banyak hal baru.
Berhasil menemukan hal baru, teknologi baru, dan segala hal baru selama penelitian tersebut mampu memberikan rasa bahagia yang besar pada dosen. Semakin kesini, profesi dosen menjadi profesi yang membuat beliau bisa menikmati dunia pendidikan. Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat kemudian menjadi suatu rutinitas yang dijalankan dengan penuh suka cita.
Bu Fatma termasuk ke dalam daftar dosen muda di UNS, meskipun masih muda dan baru meniti karir selama beberapa tahun. Namun, beliau sudah mendapatkan banyak amanah dan mengisi berbagai jabatan penting di lingkungan kampus. Pengalaman mengajar juga memberikan banyak hal menarik yang membuat beliau semakin mencintai profesi ini.
Kali pertama mengajar di UT Salatiga, Bu Fatma mengajar bapak dan ibu Polisi yang berseragam lengkap. Lewat pengalaman ini, sekalipun tidak menjadi penegak hukum secara langsung beliau banyak mengenal permasalahan yang dihadapi para penegak hukum. Sekaligus bisa belajar proses penegakan hukum di Indonesia.
Selama menjadi dosen di UNS, sebagai dosen muda Bu Fatma berhadapan dengan mahasiswa yang dari segi usia tidak terpaut terlalu jauh. Hal ini termasuk sesuatu yang disyukuri oleh beliau karena bisa menyampaikan materi dengan lebih mudah. Sebab bisa menjadi sahabat bagi mahasiswanya.
Menurut beliau, ketika dosen menjadi sekedar dosen dan bukan sahabat bagi mahasiswa maka akan sulit menjelaskan materi perkuliahan. Mahasiswa masa sekarang cenderung lebih susah menerima nasehat dari orang yang lebih tua. Namun akan sebaliknya ketika nasehat ini diberikan oleh sahabat sendiri.
Bu Fatma juga menjelaskan bahwa memberi kebebasan bagi mahasiswa untuk istirahat di tengah perkuliahan. Sebab akan sia-sia jika beliau menjelaskan materi sangat banyak dan panjang lebar. Namun ternyata mahasiswa di kelas sudah kelelahan sehingga tidak mendengarkan materi dengan seksama.
Baca Juga: Prof. Andayani: Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai Kekuatan bagi Dosen
Dalam ruang lingkup Tri Dharma Perguruan tinggi, seperti yang disampaikan sebelumnya tugas dosen tak hanya mengajar. Dosen juga harus melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu juga ada tugas-tugas lain ketika memegang suatu jabatan di lingkungan kampus maupun di luar kampus.
Segunung pekerjaan yang dimiliki oleh dosen kemudian menuntut dosen tersebut untuk pandai dalam manajemen waktu. Sehingga mampu menyediakan waktu untuk melaksanakan semua isi Tri Dharma tersebut dengan baik.
Selain harus pandai dalam manajemen waktu, dosen pun sebaiknya menyukai apa yang dilakukan. Supaya bisa lebih menikmati dalam menjalankan berbagai tugas dan tanggung jawab sebagai dosen. Jika tidak menyukainya maka akan cenderung sukar meluangkan waktu dan kesulitan untuk melakukan manajemen waktu tadi.
Baca Juga: Dr. I Gusti Bagus Rai: Dosen Harus Beradaptasi dengan Kebutuhan Masyarakat dan Dunia Industri
Tugas lain dari seorang dosen dan bisa disebut kewajiban adalah menulis dan melakukan publikasi. Bu Fatma yang tak hanya mempublikasikan beberapa judul buku dan jurnal ilmiah, juga disibukkan menjadi editor maupun reviewer di sejumlah jurnal baik nasional maupun internasional.
Menulis bukanlah tugas atau pekerjaan yang mudah dan ringan, memahami hal ini Bu Fatma menjelaskan untuk menjadikan kegiatan menulis sebagai kebutuhan bukan kewajiban. Jika menjadi kewajiban maka akan terasa lebih berat, dan akan sebaliknya jika dianggap sebagai kebutuhan.
Beliau kemudian mengutip satu pepatah, yakni “Manusia jika sudah meninggal yang diingat adalah jejak tulisannya”. Artinya, dosen selama menekuni profesi ini sebaiknya terus produktif menulis dan melakukan publikasi. Agar bisa meninggalkan jejak yang baik ketika sudah meninggal nanti.
Penulis: duniadosen.com/Pujiati
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…