Informasi

Tata Cara Membuat Bodynote yang Baik dan Benar


Bodynote. Saat menyusun karya tulis, kamu mungkin perlu menyematkan bodynote atau catatan tubuh sebagai teknik kredit dalam pengambilan kutipan. Catatan tubuh kemudian menjadi hal penting, yang memiliki banyak sekali fungsi maupun manfaat. Baik kepada penulis maupun kepada pembaca. 

Mungkin, saat ini kamu masih belum familiar dengan catatan tubuh sehingga berusaha untuk mengenalnya lebih dalam. Apalagi jika dalam waktu dekat sedang dalam proses menyusun karya tulis, terutama karya tulis ilmiah. 

Penambahan catatan tubuh diiringi dengan kutipan, sehingga memiliki peran penting untuk menghindari plagiarisme. Supaya lebih mudah untuk menerapkan penulisan catatan tubuh pada karya tulis, maka kenali lebih dalam lewat penjelasan di bawah ini. 

Apa Itu Bodynote?

Hal pertama yang kamu perlu pahami dari catatan tubuh adalah pengertiannya. Catatan tubuh atau bodynote merupakan salah satu cara untuk menuliskan sumber informasi atau sumber kutipan di dalam karya tulis ilmiah. Penempatan catatan tubuh diletakan setelah kutipan selesai ditulis. 

Keberadaannya akan membantu pembaca karya tulis untuk mengetahui sumber kutipan tersebut. Sehingga bisa memberi informasi bahwa kutipan yang ditulis di dalam karya tersebut adalah kutipan yang berasal dari sumber atau referensi kredibel. Selain itu, bisa menambah wawasan bagi pembaca. 

Sebab sumber kutipan biasanya dalam bentuk karya tulis entah itu buku, jurnal ilmiah, maupun jenis tulisan lain. Sehingga di kesempatan lain bisa dicari oleh pembaca untuk menambah wawasan mereka terkait topik yang dibahas dalam karya yang kamu susun. 

Penulisan dari bodynote kemudian tidak bisa asal-asalan, ada aturan untuk membuat karya tulis terlihat rapi dan sudah memenuhi standar. Penulisannya akan mencantumkan beberapa poin, seperti: 

Nama Belakang Pengarang 

Pada dasarnya pada penulisan catatan tubuh terdapat tiga poin atau unsur utama, dan yang pertama adalah nama pengarang. Skema penulisannya adalah mengambil nama akhir atau nama belakang pengarang yang karyanya dijadikan referensi. Sekaligus apa yang ditulis dikutip dalam karya yang disusun. 

Bagaimana jika referensi kutipan disusun oleh dua pengarang? Maka biasanya akan ditulis nama belakang pengarang pertama dan kemudian disusul dengan kata dan dan nama belakang pengarang kedua. Sedangkan jika lebih dari dua penulis, maka menuliskan nama belakang pengarang pertama diikuti kata “dkk” atau dan kawan-kawan. 

Tahun Terbit 

Unsur berikutnya dalam penulisan catatan tubuh atau bodynote adalah tahun terbit. Sehingga disebutkan tahun dimana buku atau karya jenis lain yang dijadikan referensi dicetak oleh penerbit. Misalnya suatu buku diterbitkan tahun 2007 maka dalam catatan tubuh setelah nama pengarang ditulis tahun terbitnya. 

Mengapa tahun terbit dicantumkan? Jika muncul pertanyaan ini, maka pada dasarnya jawabannya sederhana. Yakni karena memang sudah aturannya demikian. Sehingga setiap penulis perlu mengikuti aturan ini untuk memastikan proses penulisan catatan tubuh sudah baik dan benar. 

Selain itu, dengan mencantumkan tahun terbit maka bisa menjadi sumber informasi tahun terbit referensi yang digunakan. Hal ini penting untuk memastikan penulis menggunakan referensi terbaru sebagai referensi yang relevan. Mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. 

Menjumpai kutipan yang sumbernya sudah terbit sekian dekade tentu perlu diragukan kualitas referensi tersebut. Bisa jadi sudah tidak lagi relevan. Hanya saja tidak semua referensi lama tidak relevan, referensi lama ini dikatakan tidak relevan ketika sudah ada cetakan terbaru atau terbitan terbaru. 

Selain itu, juga karena ada pengembangan atau mungkin karya tulis yang membantah teori di dalam referensi tersebut. Sehingga ilmu atau informasi di dalamnya sudah tidak bisa lagi dikatakan relevan. Sedangkan untuk referensi yang masih tetap dijadikan acuan meskipun terbitnya sudah 10 tahun lalu, maka masih bisa digunakan. 

Halaman Referensi 

Unsur berikutnya di dalam bodynote adalah halaman kutipan tersebut berada di sumber atau referensi yang digunakan. Misalnya saja mengutip apa yang disampaikan penulis A dalam buku berjudul B. Kutipan tersebut berada di halaman 110. Maka halaman 110 ini perlu dicantumkan saat membuat catatan tubuh. 

Tiga unsur tersebut adalah wajib ada, untuk memastikan catatan tubuh yang dibuat memang sudah mengikuti aturan yang ada. Sumber yang tercantum dengan benar akan memberi informasi secara detail dan jelas kepada pembaca. Jadi, jangan hanya mencantumkan nama pengarang tanpa tahun maupun halaman. Cantumkan ketiganya sekaligus. 

Baca Juga: Perbedaan Bodynote dan Footnote Beserta Contoh Lengkapnya

Fungsi Bodynote yang Perlu Kamu Ketahui

Jika kemudian bertanya mengenai fungsi atau tujuan dari pembuatan catatan tubuh dalam suatu karya tulis. Maka pada dasarnya fungsi yang diberikan adalah sama seperti fungsi dari footnote atau catatan kaki dan endnote. Fungsi tersebut antara lain: 

1. Memperkuat Pendapat Penulis

Fungsi pertama dari catatan kaki dalam mencantumkan referensi yang menguatkan pendapat penulis. Jadi, pada saat penulis ini mengemukakan suatu teori atau pendapat maka tidak bisa asal. Harus ada sumber yang memberi dukungan, sehingga apa yang ditulis bukan karangan semata. 

Adanya catatan tubuh yang mengakhiri kutipan membantu menjelaskan sumber referensi yang menguatkan pendapat tadi. Sehingga pendapat yang disampaikan dalam tulisan memang pernah diteliti dan memang benar. Hal ini penting agar pendapat atau teori yang disampaikan punya landasan kuat dan bisa dipercaya. 

2. Menunjukan Sumber Referensi Terpercaya

Fungsi kedua adalah menunjukan sumber referensi yang terpercaya dan telah digunakan penulis untuk menyusun karya tulis yang sedang dibaca pembaca. Hal ini menjadikan karya tulis tersebut lebih sempurna karena didasari dari referensi yang kredibel. 

Referensi terbaik akan membantu menyusun karya tulis yang terbaik juga. Sehingga menjadi hal penting dalam setiap penyusunan karya ilmiah. Supaya kualitas karya tersebut sama baiknya dengan referensi yang dijadikan acuan. Selain itu tidak ada unsur yang mengada-ngada. 

3. Membantu Memperluas Wawasan Pembaca

Menambahkan bodynote dalam suatu karya tulis juga berfungsi membantu pembaca memperluas wawasannya. Sebab bisa mengetahui referensi yang digunakan. Dimana akan berisi informasi nama pengarang dan tahun terbit, detailnya bisa ditemukan di catatan kaki bila ada atau di daftar pustaka. 

Karya tulis yang menambahkan catatan tubuh pada akhirnya akan membantu pembaca menemukan lebih banyak bacaan menarik dan berkualitas. Sekaligus yang sesuai dengan topik atau bidang keilmuan dari karya tulis yang sudah dibaca tadi. Hal ini akan membantu pembaca mendapat informasi lebih detail. 

Sebab tidak hanya membaca satu referensi dan satu karya tulis, melainkan bisa membaca lebih banyak referensi. Hal ini juga penting untuk siapa saja yang menjadikan karya tulis yang dibaca sebagai referensi. Sehingga bisa menemukan referensi yang menyampaikan informasi lebih detail melalui catatan tubuh tersebut. 

4. Membantu Memudahkan Pembaca Memahami Tulisan

Keberadaan catatan tubuh atau bodynote juga memberi solusi praktis bagi pembaca. Yakni mengetahui sumber kutipan dengan detail, tanpa harus menengok ke bagian margin bawah untuk mengecek catatan kaki atau footnote. Selain itu, tidak perlu juga langsung menuju ke halaman daftar pustaka. 

Sebab apapun yang dikutip dari referensi yang digunakan untuk menulis bisa langsung terbaca. Mengingat di dalam catatan tubuh memang keterangan sitasi langsung dicantumkan di dalamnya. Langkah ini tentu lebih praktis, sekaligus membantu penulis menyajikan kutipan lengkap sesuai dengan kaidah yang ada. 

Baca Juga: 5 Cara Menulis Kutipan dari Berbagai Jenis Referensi

Metode Penulisan Bodynote

Selanjutnya adalah metode penulisan, atau lebih tepatnya bisa disebut dengan teknik penulisan catatan tubuh. Pada dasarnya teknik penulisan ini akan sama persis dengan teknik penulisan kutipan. Sebab kutipan sendiri terdapat bodynote di dalamnya, sebuah kutipan akan menjadi kurang sempurna tanpa adanya catatan tubuh. 

Berikut adalah dua jenis cara untuk menuliskan catatan tubuh di dalam karya tulis: 

1. Semua Unsur Diletakan dalam Tanda Kurung

Metode penulisan yang pertama adalah menuliskan semua unsur catatan tubuh di dalam tanda kurung. Mulai dari nama pengarang, tahun terbit, dan halaman dimana kutipan diambil. Berikut contoh detailnya: 

  1. Menyusun perencanaan menjadi hal penting dalam melaksanakan kegiatan apapun. (Reni, 1993: 14).
  2. Resensi adalah pertimbangan buku, pembicaraan buku, atau ulasan buku dengan bahasa yang agak mentereng, berarti membedah, menganalisa, dan mencari roh atau inti dari buku. (Keraf, 2001: 247).

Dari dua contoh tersebut tentu bisa diketahui bahwa semua unsur catatan tubuh diletakan di dalam tanda kurung. Penulisan dengan teknik ini biasanya dilakukan dalam kutipan langsung sehingga sitasi disebutkan secara detail. Berbeda dengan kutipan tidak langsung yang biasanya sitasi hanya berisi nama dan tahun terbit referensi. 

2. Unsur Selain Nama Diapit Tanda Kurung

Teknik kedua dalam penulisan bodynote adalah meletakan unsur catatan tubuh secara terpisah, yakni nama sebelum tanda kurung dan sisanya (yakni tahun dan halaman) di dalam tanda kurung. Berikut contohnya: 

  1. Sebagaimana yang disampaikan oleh Reni (1993: 14), Menyusun perencanaan menjadi hal penting dalam melaksanakan kegiatan apapun.
  2. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Keraf (2001: 247) yang menjelaskan bahwa Resensi adalah pertimbangan buku, pembicaraan buku, atau ulasan buku dengan bahasa yang agak mentereng, berarti membedah, menganalisa, dan mencari roh atau inti dari buku.

Melalui dua teknik tersebut maka penulis bisa memilih hendak memakai teknik yang mana. Namun bisa juga disesuaikan dengan konteks atau bentuk tulisan, jika memang lebih tepat memakai teknik yang pertama maka bisa diterapkan. Begitu juga jika sebaliknya. Poin kuncinya adalah strukturnya tetap sesuai dengan aturan yang ada. 

Baca Juga: 5 Tujuan dari Penulisan Daftar Pustaka dalam Sebuah Tulisan

Cara Membuat Bodynote di Word dengan Mudah

Sedangkan untuk cara pembuatan bodynote di Microsoft Word, memang terdapat dua pilihan. Pertama adalah dibuat secara manual mulai dari penulisan nama pengarang, tanda kurung, tanda titik, tahun, dan halaman kutipan referensi yang digunakan. Kedua, adalah dengan menggunakan fitur Insert Citation yang tersedia di Microsoft Word tersebut. 

Menggunakan fitur sitasi otomatis di Microsoft Word akan membantu meminimalkan kesalahan. Sehingga sangat tepat untuk kamu yang kebetulan khawatir keliru dalam menyusun catatan tubuh sehingga tanpa sengaja tidak sesuai dengan kaidah yang ada. Adapun langkah-langkah pembuatan catatan tubuh di Word adalah sebagai berikut: 

  1. Silahkan buka dokumen lembar kerja di Word yang sudah dibuat atau akan dibuat.
  2. Tulis kutipan sesuai kebutuhan, dan kemudian letakan kursor di akhir kutipan tersebut.
  3. Masuk ke menu References lalu klik menu Insert Citation. Berikut gambarnya.
  1. Setelah itu, pilih Add New Source.
  1. Maka akan muncul kotak dialog Create Source, dan silahkan isi setiap kolomnya sesuai dengan identitas buku atau literatur lain yang dijadikan referensi. Seperti nama pengarang, judul, tahun terbit, kota terbit, dan nama penerbitnya. Jika tipe referensi bukan buku maka bisa diganti di tombol Type of Source.
  1. Setelah identitas buku diisi di kolom-kolom yang sesuai, klik tombol OK.
  2. Maka di lembar kerja, di tempat dimana kursor diletakan akan muncul catatan tubuh. Seperti gambar di bawah ini.
  1. Jika catatan tubuh tersebut perlu diedit maka tinggal di klik satu kali di dalam tanda kurung. Maka akan muncul kotakan dengan anak panah di bagian kanan, klik panah tersebut. Klik pilihan Edit Source kamu sudah bisa melakukan editing sesuai keperluan, misalnya jika ada kesalahan ketik nama, tahun, dan judul.
  1. Menu edit juga bisa digunakan untuk menambahkan unsur halaman, sebab dari contoh di atas hasil catatan tubuh hanya mencantumkan nama pengarang dan tahun terbit. Silahkan klik panah, lalu pilih Edit Citation.
  1. Isi kolom Page dengan halaman dimana kutipan diambil. Hasilnya akan seperti gambar berikut.

Keuntungan menulis catatan tubuh secara otomatis di Word adalah bisa memudahkan proses edit jika terjadi kesalahan. Sekaligus meminimalkan kesalahan tersebut sebagaimana yang dijelaskan sekilas di awal. 

Selain itu, proses penulisan catatan tubuh dari sumber yang sama juga menjadi praktis. Cukup masuk ke menu References dan Insert Citation kemudian memilih sumber data referensi yang sama atau yang sudah tersedia. Sehingga tidak perlu melakukan pengaturan ulang lagi, dan tidak perlu mengetik dari awal lagi. 

Setelah sitasi dimasukan otomatis maka langkah akhir adalah mengedit halaman kutipan. Khusus untuk kutipan yang diambil dari halaman yang berbeda. Jadi, intinya dengan memakai fitur otomatis ini kamu tinggal bermain dengan kursor tanpa perlu mengetik satu per satu sitasinya. 

Baca Juga: 4 Strategi Mengubah Tesis Menjadi Buku, Langsung Terbit!

Contoh Bodynote

Berhubung teknik atau metode dalam menuliskan bodynote ini ada dua, selain itu sumber referensi juga bisa dari banyak jenis referensi. Maka berikut masing-masing contohnya: 

1. Contoh Bodynote dari Skripsi

Suparno, dkk. (2010: 105) menerangkan kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis dengan margin 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan dan diketik dengan spasi tunggal. 

Atau bisa juga ditulis seperti ini: 

Suparno, dkk (2010: 105) menjelaskan bahwa

Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului, ditulis dengan margin 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan dan diketik dengan spasi tunggal. 

2. Contoh Bodynote dari Jurnal

Menurut Lull (1995: 31-38), di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh masyarakat

atau bisa juga ditulis seperti ini. 

Pada titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh masyarakat (Lull, 1995: 31-38)

Melalui penjelasan di atas tentu bisa dipahami bahwa bodynote merupakan salah satu metode penulisan sumber referensi. Umumnya dicantumkan saat menyusun karya tulis ilmiah baik itu jurnal ilmiah, skripsi, makalah, dan lain sebagainya. 

Sehingga untuk siapa saja yang sedang menyusun karya tulis ilmiah sebaiknya paham betul apa itu catatan tubuh dan tata cara pembacaan maupun penulisan strukturnya seperti apa. Sehingga bisa menampilkan catatan tubuh yang tepat dan sesuai dengan kaidah atau aturan yang berlaku.

Pertanyaan Seputar Bodynote:

Bodynote ditulis dimana?

Bodynote ditulis langsung di akhir kutipan, sehingga tidak diletakan di bagian margin bawah naskah.

Footnote dan Bodynote itu apa?

Footnote (catatan kaki) adalah keterangan yang ditambahkan penulis di bagian margin bawah. Bodynote (catatan tubuh) merupakan sumber informasi atau sumber kutipan di dalam karya tulis ilmiah yang ditambahkan langsung di akhir kutipan.

Apa yang kita cantumkan pada Bodynote?

Saat membuat bodynote, kita perlu mencantumkan nama belakang penerbit, tahun terbit, dan halaman referensi.

Apa perbedaan antara footnote dan endnote?

Footnote (catatan kaki) adalah keterangan yang ditambahkan penulis di bagian margin bawah karya ilmiah. Endnote (catatan akhir) adalah catatan referensi yang diletakkan di akhir suatu karya ilmiah sebelum bagian daftar pustaka.

Baca artikel berikut untuk membantumu menyusun karya ilmiah:

Inilah 5 Cara Mengutip dari Jurnal yang Umum Digunakan

5 Cara Menulis Kutipan dari Berbagai Jenis Referensi

5 Tujuan dari Penulisan Daftar Pustaka dalam Sebuah Tulisan

Salmaa

Long life learner.

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

4 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

4 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

4 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

4 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

4 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

5 days ago