Istilah blended learning atau pembelajaran campuran antara online dan offline tentu tidak lagi asing di telinga. Pasalnya metode pembelajaran ini mulai diperkenalkan dan diterapkan di dunia pendidikan Indonesia pasca pandemi Covid-19 yang berawal di tahun 2020.
Metode pembelajaran ini kemudian terus dikembangkan bakan setelah pandemi lewat. Salah satu alasannya karena untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang fleksibel dan relevan dengan segala kondisi dan situasi. Lalu, bagaimana cara menerapkannya?
Supaya lebih mudah menerapkan blended learning maka bisa dipelajari dulu mengenai definisinya. Terkait definisi, sejumlah ahli mengemukakan pendapatnya dan berikut adalah beberapa diantaranya:
Menurut Thorne (2013), metode pembelajaran campuran (blended learning) adalah Sebuah sistem campuran yang memadukan antara dua komponen maupun metode sekaligus. Perpaduan metode tersebut yaitu e-learning serta multimedia.
Disebutkan juga bahwa, untuk pembelajaran yang diterapkan berupa kelas virtual, streaming video, teks animasi online, dan lain-lain. Semua metode tersebut dihadirkan dengan metode pembelajaran tradisional yang terdapat di kelas.
Pendapat kedua disampaikan oleh Graham. Graham diketahui mengemukakan definisi yang lebih sederhana dan menghubungkannya dengan metode pembelajaran tradisional.
Menurut Graham (2005), pembelajaran campuran (blended learning) merupakan sebuah pembelajaran yang memadukan antara pembelajaran online dengan offline atau tradisional. Sehingga, ada kombinasi antara belajar dalam tatap muka dan jarak jauh sekaligus secara bergiliran.
Berikutnya ada pendapat dari Mosa yang dimuat di dalam karya Rusman di tahun 2011. Mosa berpendapat bahwa blended learning adalah perpaduan antara dua unsur utama. Kedua unsur tersebut yaitu belajar di kelas dan online.
Dimana metode pembelajaran online memanfaatkan jaringan internet dan berbasis website. Selain itu, terdapat beberapa teknologi media yang diterapkan. Misalnya email, streaming video, kelas virtual, dan sebagainya.
Selanjutnya, ada definisi yang disampaikan oleh Dwiyogo. Menurut Dwiyogo, pembelajaran campuran adalah pembelajaran yang sifatnya gabungan atau campuran.
Metode pembelajaran ini hadir dengan mencampurkan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran yang berbasis teknologi. Para siswa juga bisa mengakses dan mengikuti pembelajaran tersebut baik secara online atau offline.
Dari pendapat sejumlah ahli tersebut maka bisa disimpulkan bahwa blended learning adalah metode pembelajaran kombinasi atau campuran antara offline dan online. Prinsipnya ada pembagian pembelajaran tatap muka dengan jarak jauh.
Lalu, seperti apa contoh penerapannya? Misalnya, ada pengaturan Senin sampai Rabu dilakukan pembelajaran offline, sisa hari berikutnya adalah online. Sistem ini oleh beberapa institusi pendidikan juga diterapkan dengan metode shifting.
Misalnya, satu kelas terdiri dari 40 mahasiswa. Maka 20 mahasiswa akan masuk ke kampus sisanya mengikuti perkuliahan secara online. Mahasiswa akan bergantian dalam shifting tersebut, sehingga ada kombinasi pembelajaran online dan offline.
Kenali Hybrid Learning dan pahami perbedaannya dengan Blended Learning melalui artikel berikut:
Apa Itu Hybrid Learning? Pahami Kelebihan dan Kekurangannya
5 Persiapan Hybrid Learning dalam Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Sebagaimana contoh penerapan yang disebutkan sebelumnya, pembelajaran campuran memang memiliki jenis yang cukup beragam. Ada 12 jenis metode blended learning, antara lain:
Station rotation blended learning merupakan pembagian waktu dalam pembelajaran tatap muka maupun jarak jauh. Misalnya, dalam satu hari kegiatan pembelajaran ditetapkan sekolah 90 menit.
Maka dari 90 menit tersebut pengajar bisa membaginya menjadi 2 waktu atau 3 waktu. Jika dua waktu maka satu waktu dilakukan online selama 45 menit dan sisanya pembelajaran offline. Jika 3 waktu maka dibagi tiga waktu setiap 30 menit.
Lab rotation blended learning adalah pembelajaran campuran dalam menggunakan ruangan laboratorium. Baik laboratorium biologi, kimia, komputer, maupun yang lainnya.
Contohnya, pendidikan tinggi vokasi untuk jurusan komputer akuntansi maka ada mata kuliah tertentu yang praktek di laboratorium komputer. Dosen bisa membagi separuh mahasiswa masuk dulu selama 30 menit dan sisanya 30 menit berikutnya.
Remote blended learning disebut juga dengan istilah enriched virtual. Remote blended learning adalah pembelajaran campuran antara online dan offline dimana durasi pembelajaran online lebih banyak.
Misalnya mahasiswa kampus X mengikuti perkuliahan online dari Senin sampai Kamis setiap minggunya. Sementara di hari Jumat dilakukan secara offline dengan datang ke kampus, sehingga durasi perkuliahan online lebih banyak.
Flex blended learning adalah pembelajaran campuran antara online dengan offline yang menitikberatkan pada pembelajaran online dan pengaturan jadwal pembelajaran yang fleksibel.
Jenis ini memperbanyak kegiatan pembelajaran online sambil sesekali offline. Selain itu, jadwal juga dibuat fleksibel dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kesibukan, baik pendidik maupun peserta didik. Intinya ada kebebasan.
Flipped classroom blended learning adalah metode pembelajaran campuran dengan pengaturan pembelajaran secara teori dilakukan online, sedangkan untuk praktek dan ujian tertulis maupun mengerjakan latihan soal dilakukan offline.
Misalnya, mahasiswa di kampus A mengikuti pembelajaran online yang dilakukan dari rumah maupun dari cape atau perpustakaan. Saat menghadapi latihan soal, ujian, dan sejenisnya maka datang langsung ke kampus.
Individual rotation blended learning adalah pembelajaran campuran dengan sistem yang diatur secara individual atau personal. Misalnya, mahasiswa di kampus A yang beberapa memutuskan untuk ikut kelas offline dan sisanya online.
Kemudian besoknya akan berubah lagi, mahasiswa memiliki kebebasan menentukan kapan dirinya online dan offline dalam mengikuti perkuliahan. Pihak kampus hanya menetapkan jumlah hari maksimal, misalnya satu mahasiswa maksimal online 3 hari maka sisanya datang langsung ke kampus mengikuti perkuliahan.
Project based blended learning adalah pembelajaran campuran antara online dan offline yang berbasis pada proyek. Sehingga peserta didik bebas mengikuti pembelajaran online maupun offline hanya saja akhir pembelajaran ada hasil nyata.
Misalnya mahasiswa biokimia yang mempelajari proses pembuatan tape. Maka mahasiswa bebas menentukan apakah mengikuti perkuliahan online atau offline. Namun, di akhir pembahasan materi wajib menunjukan hasil produk tape dan mempresentasikan laporannya.
Sudahkan Anda tahu metode Problem Based Learning? Artikel ini akan membantu Anda memahaminya:
Problem Based Learning : Pengertian, Karakteristik, Manfaat, Contoh
Mengenal Sintak Project Based Learning dalam Pembelajaran
Self directed blended learning adalah pembelajaran campuran yang mengkombinasikan pembelajaran online dan offline secara inkuiri dan bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran formal.
Blended learning inside out adalah pembelajaran campuran dengan melaksanakan pembelajaran di luar kelas secara offline dan untuk menguatkan pemahaman ditambah dengan kelas online. Sehingga lebih banyak praktik di lapangan langsung.
Blended learning outside in adalah pembelajaran campuran dimana kegiatan lebih banyak dilakukan di dalam kelas secara offline dan penguatan materi dilakukan online. Sehingga, lebih banyak dilakukan tatap muka dan di dalam kelas.
Supplemental blended learning adalah pembelajaran campuran yang nyaris sepenuhnya dilakukan secara online, sedangkan pembelajaran tatap muka atau offline diselenggarakan untuk melengkapi kekurangan pembelajaran online.
Mastery based blended learning adalah pembelajaran campuran dimana pembelajaran online dan offline dilakukan seimbang dan bergiliran. Misalnya dalam seminggu ada 5 hari perkuliahan maka 3 hari pertama online dan sisanya offline. Bisa juga sebaliknya, sehingga seimbang.
Penerapan pembelajaran campuran kemudian memberi berbagai keuntungan, baik bagi pendidik, peserta didik, maupun bagi institusi penyelenggara layanan pendidikan. Berbagai keuntungan yang dimaksud adalah:
Pembelajaran campuran memang memberi fleksibilitas dalam beberapa aspek dari penyelenggaraan pembelajaran. Misalnya dari segi jadwal pembelajaran, maka dibebaskan untuk mengikuti kelas online maupun offline.
Begitu pula pengaturan media belajar, dimana pembelajaran dilakukan, kapan istirahat, dan lain sebagainya. Fleksibilitas ini diharapkan tidak melunturkan pencapaian pembelajaran.
Penerapan pembelajaran campuran juga memberi keuntungan dalam bentuk penghematan biaya dan waktu. Misalnya, tidak ada waktu yang dipakai di perjalanan dari rumah menuju ke kampus sehingga bisa langsung belajar.
Sedangkan contoh penghematan biaya adalah dari terhapusnya biaya transportasi tadi, biaya cetak bahan ajar, dan biaya-biaya jenis lainnya. Hal ini yang membuat metode pembelajaran ini terus dikembangkan pemerintah Indonesia.
Blended learning juga mampu meningkatkan keaktifan peserta didik. Tidak hanya meningkatkan keberanian untuk bertanya saat kelas berlangsung. Akan tetapi juga aktif untuk belajar dari berbagai media, aktif untuk mengerjakan tugas, dan lain-lain.
Pembelajaran campuran merupakan pilihan penengah untuk menambal kelemahan pembelajaran offline yang melelahkan dan terlalu konvensional. Sekaligus susah diterapkan ketika di kondisi genting, contohnya saat pandemi.
Sekaligus menutup kekurangan dari pembelajaran online yang membuat interaksi secara nyata dari peserta didik dengan pendidik menjadi minim. Sehingga bisa belajar dengan aman dan masih tetap berinteraksi.
Keuntungan berikutnya adalah mampu meningkatkan kepuasan belajar para peserta didik. Sebab mereka bisa dengan mudah mengikuti ritme dari pengaturan jadwal pembelajaran.
Sekaligus punya waktu lebih untuk istirahat, fokus dalam belajar, dan juga lebih serius dalam mengerjakan tugas agar tidak ketinggalan materi. Sehingga kepuasan belajar lebih maksimal selama dijalankan dengan benar.
Blended learning bisa mendukung pengembangan kreativitas dan kemandirian. Kreativitas pendidik misalnya akan tumbuh dengan sendirinya karena perlu menyajikan materi secara kreatif agar bisa diakses online oleh peserta didik.
Sedangkan bagi peserta didik, metode pembelajaran ini juga mengasah kemandirian. Sebab ketika belajar secara online mereka akan belajar sendirian di mana saja dan akan mandiri dalam mengikuti kelas, mengerjakan tugas, dan lain-lain.
Penerapan blended learning sendiri bisa dilakukan dengan beberapa tahap umum berikut ini:
Pada dasarnya, penerapan blended learning tidak berbeda jauh dengan pembelajaran konvensional. Hanya saja diselenggarakan secara campura, online dan offline secara bergantian. Maka bentuk bahan ajar dan aplikasi kelas online perlu disesuaikan.
Baca Juga : Student Centered Learning, Mari Mengenal Pendekatan Ini
Mengecek dan menyiapkan sumber pendanaan untuk kebutuhan biaya kuliah S3 tentu perlu dilakukan jauh-jauh hari…
Dosen yang mau melanjutkan studi pascasarjana tetapi sudah berkeluarga pasti akan diselimuti kebimbangan antara apakah…
Mengacu pada aturan terbaru, proses sampai persyaratan kenaikan jabatan Asisten Ahli ke Lektor mengalami beberapa…
Dosen di Indonesia tentunya perlu memahami prosedur dan ketentuan dalam perubahan status aktif dosen di…
Kejahatan phishing data tentunya perlu diwaspadai oleh siapa saja, termasuk juga kalangan akademisi. Terutama kalangan…
Sudahkah para dosen mengetahui bagaimana cara menambahkan buku ke Google Scholar? Hal ini tentu penting…