fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Berikut Alasan Dosen Harus Meneliti dan Menulis di Jurnal

Dosen Harus Meneliti dan Menulis
Dosen tengah berdiskusi dengan beberapa mahasiswanya di ruang pepustakaan. (Ilustrasi. Sumber foto: duniadosen.com)

Pemerintah terus mendorong dosen dan profesor di Tanah Air untuk meneliti dan menghasilkan publikasi internasional. Selain untuk mendorong perguruan tinggi kelas dunia, hal ini juga berfungsi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta daya saing bangsa.

Dosen dituntut mampu menulis artikel pada jurnal yang bereputasi internasional dan terakreditasi dengan baik dan benar. Alasan tersebut tentu tidak sulit dimengerti, karena seorang dosen menjadi key person yang membawa perubahan melalui tupoks yang dimiliki, dan berbasis pada merubah manusia atau mahasiswa menjadi pemain dalam mengelola negara dan bangsa ini.

Karena dosen adalah seorang pendidik yang profesional dengan tugas utama mengubah, mengembangkan, dan memperluas ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dimiliki melalui dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, setiap dosen di Indonesia juga mendapatan kesempatan sertifikasi dosen yang dibiayai oleh negara melalui Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).

Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti (SDID) Kementerian Riset, Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) Ali Ghufron Mukti mengatakan, dosen harus mau meneliti dan menulis jurnal internasional. Jangan hanya memikirkan jumlah pembacanya.

”Dosen menulis jurnal internasional untuk apa? Mahasiswa saja tidak baca, apalagi orang lain. Sedangkan kalau menulis di koran banyak yang baca, tetapi tidak diakui oleh Kemristekdikti,” tutur Ghufron dikutip dari okezone.com.

Mantan Dekan Fakultas Kedokteran UGM itu kemudian menjelaskan, sudah menjadi tugas dosen untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan tulisan di koran masih general. Berbeda dengan di jurnal, karena pembacanya juga dari kalangan yang sama.

”Karena kalau di jurnal tulisan harus logis dan bisa diverifikasi. Ada kebenaran ilmiah, bukan tulisan abal-abal apalagi hanya mimpi,” paparnya.

Keberadaan profesor kelas dunia ke kampus-kampus sendiri diharapkan mampu meningkatkan kinerja dosen, khususnya pada produktivitas riset akademis.

”Saya yakin, dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pengembangan ilmu pengetahuan, bangsa ini bisa mandiri dan sejahtera, sehingga konsep Trisakti dapat diterapkan yaitu berdaulat secara politik, berdikasi secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan,” imbuhnya.

Dosen Harus Meneliti dan Menulis
(Sumber Foto: okezone.com)

Dalam opini yang tayang di uin-malang.ac.id Prof. Dr. H. Imam Suprayogo dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengemukakan, menulis artikel adalah keharusan bagi siapa saja yang mengaku menjadi dosen. Tugas dosen dan juga guru besar adalah meneliti dan hasilnya dituangkan dalam bentuk tulisan, baik berupa buku, atau di jurnal.

Ia melanjutkan, tidak bisa dibayangkan apa yang diajarkan jika para dosen dan guru besar tidak pernah menulis. Kegiatan meneliti dan juga menulis sebenarnya sama dengan kegiatan berpikir. Orang yang sehari-hari tidak meneliti dan tidak menulis, bagi seorang dosen atau guru besar, sama artinya dengan tidak berpikir maksimal. Oleh karena itu, meneliti dan menulis bagi seorang dosen adalah keharusan.

“Keberhasilan menulis buku dan sejenisnya, bagi seorang dosen atau guru besar, seharusnya dimaknai sebagai prestasi yang harus diwujudkan. Sebagaimana petani, buku bagi dosen atau guru besar adalah hasil panennya. Seorang dosen atau guru besar yang tidak berhasil menulis buku atau jenis lainnya sama artinya dengan petani yang tidak panen atau sebagaimana nelayan yang tidak berhasil menangkap ikan,” imbuhnya.