“Lakukan yang terbaik pada setiap moment
biarkan Allah SWT yang memutuskan sebagai dewan juri terbaik dalam kehidupan
Jalani, Nikmati, Syukuri”
(Khaerul Anam – Dosen Fisiologi Olahraga UNU NTB dan Founder Personal Trainer Lombok)
Khaerul Anam S.Pd., M.Fis., AIFO-Fit., keinginan menjadi dosen justru muncul ketika menjadi atlet bela diri dan merasakan metode latihan yang monoton. Anam tergerak meningkatkan perfoma terbaik bidang keolahragaan dengan melanjutkan pendidikan magister. Dengan keilmuan yang dimiliki itulah kemudian memotivasi Anam menjadi dosen fisiologi olahraga untuk men-sharing keilmuan dan pengalamannya.
Anam mengungkapkan, motivasinya menjadi dosen fisiologi olahraga bermula sewaktu dirinya menjadi atlet bela diri di Persatuan Tinju Amatir, Lombok Tengah. Di sana Anam melihat perkembangan dan metode latihan yang itu-itu saja dan tidak ada variasi latihan serta tidak ada motivasi untuk meningkatkan performa terbaik.
Kebetulan, Anam yang memang hobi olahraga dan memiliki basic pendidikan S1 di Fakultas Pendidikan Olahraga dan kesehatan IKIP Mataram (sekarang UNDIKMA) yang lulus tahun 2016 ini memiliki cukup keilmuan di bidang tersebut. Banyak materi tentang metode latihan dan cara untuk meningkatkan performa.
Meski begitu, kenyataan saat praktik di lapangan mengaplikasikan materi yang diperolehnya saat S1 diakui masih kurang. Untuk menambah keilmuannya dan mendalami keilmuan Fisiologi Olahraga tersebut, yaitu dengan mengambil S2 Fisiologi Olahaga di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar, Bali dan lulus pada 2019.
“Saya berencana untuk melanjutan ke tingkat magister, untuk mendukung dalam membuat program latihan yang sebenarnya untuk adik-adik atlet tinju ke depan dan hal ini didukung juga oleh ilmu pengetahuan dari fisiologi olahraga,” jelasnya.
Dengan keilmuan yang mumpuni, Anam pun sebagai trainer merasa lebih percaya diri dalam membuat program latihan. Tak hanya sekadar latihan, tetapi lebih kepada upaya menumbuhkan generasi elit muda masa depan yang tak hanya mumpuni di fisik tapi juga otak dan wawasannya. Dari sana pula, Anam berupaya untuk menciptakan tolok ukur penilaian pada nilai rapor siswa melalui pembinaan calon guru pendidikan Olahraga di UNU NTB.
Pria kelahiran Desa Mertak Tombok 31 Desember 1987 ini tidak pernah menyangka akan berprofesi menjadi dosen. Padahal dulunya Anam bercita-cita ingin menjadi Perwira TNI namun gagal. Perjalanan karirnya berjalan begitu saja tanpa rencana panjang. Ia hanya senantiasa menjalani hobinya berolahraga dan menjadi atlet beladiri.
Mengawali karir di tahun 2009 sebagai atlet tinju di Kabupaten Lombok Tengah pada perjalanannya, Anam menemukan bahwa prestasi itu bukan terlahir namun terlatih. Hal itu ia pelajari dari seorang pelatih yang juga berprofesi sebagai dosen.
Pada tahun 2012, minat menjadi dosen muncul ketika Anam menjadi asisten dosen pada mata kuliah pilihan Tinju. Karena pada saat itu dosen yang mengajar tinju bukanlah seorang atlet tinju, dari situ Anam melihat cara mengajarnya terasa membosankan dan tidak banyak teori dan praktik yang benar-benar dikuasai. Dari situlah Anam mulai berkeinginan menjadi dosen.
“Dan pada tahun 2019 saya mengajukan lamaran di Universitas Nahdatul Ulama dan diterima tanpa sarat apapun karna kondisi kampus pada saat itu masih baru,” ujar Anam.
Resmi menjadi dosen sejak masih kuliah semester 3 Pascasarjana di tahun 2018. Jadi terhitung 2 tahun sudah Anam menjadi dosen fisiologi olahraga di UNU NTB. Anam pun menceritakan prosesnya menjadi dosen, ternyata ia mengajukan lamaran di 3 universitas yang menjadi tujuannya, namun yang terpilih di UNU NTB. Kebetulan yang menerima lamarannya adalah dosennya ketika S1 dan menjadi kaprodi di sana.
Namun, Anam tidak memberitahu bahwa dirinya ingin melamar menjadi dosen. Singkat cerita, dosennya itu langsung meminta Anam bisa mengajar di semester depan pada mata kuliah Fisiologi Olahraga dan Pencak Silat.
“Mungkin karna beliau sudah mengenal dan tahu kemampuan saya. Karena sewaktu S1, saya aktif sebagai ketua BEM, dalam forum pemuda dan mahasiswa tingkat nasional, dan yang paling dikenal di mata dosen adalah sering menentang kebijakan kampus yang tidak mendasar pada kehidupan mahasiswa. Termasuk dosen yang jarang masuk, kenaikan SPP yang tidak wajar, serta proyek skripsi dosen,” akunya.
Ketika pertama kali mengajar, Anam memperoleh pujian dari para mahasiswanya. Menjadi dosen muda dan berpengalaman di bidangnya membuat gaya mengajar Anam menjadi menyenangkan mahasiswa. Meski sempat di awal Anam dianggap mahasiswa. Mahasiswanya mengaku, dalam menyampaikan materi, mudah dimengerti dan tidak kaku.
Bagi Anam, meski menjadi dosen fisiologi olahraga tidak cukup hanya sekadar teori dan praktik. Namun harus ada langkah kongkrit yang harus dikerjakan bersama mahasiswa. Misalnya matakuliah yang bisa nantinya dijadikan lapangan kerja dan memperkenalkan ke mahasiswa apa saja ilmu yang masyarakat butuhkan.
Meski diakui Anam, menjadi dosen di kampus swasta di daerah banyak suka dukanya. Yaitu karakter mahasiswa yang keras, dan masih banyak hidup dalam perekonomian yang sulit. Begitupun dalam hal kesejahteraan, masih terasa jauh. Namun bisa hidup tenang tanpa berpikir harus berhutang bagi Anam sudah membuatnya bersyukur.
Alasannya memilih bidang Fisiologi Olahraga adalah memang ilmu yang ia butuhkan sebagai pelatih atau trainer olahraga. Karena dalam keilmuan Fisiologi Olahraga suatu ilmu yang mendukung dalam proses pembuatan program latihan. Selain itu, tempat kuliah yang dekat Lombok, sehingga akses lebih cepat di samping itu biaya kuliahnya juga terjangkau.
Dengan konsern di bidang Fisiologi Olahraga dan menjadi parktisi di bidangnya itu, Anam kerap diundang untuk berdiskusi dan menjadi pembicara di sejumlah acara atau seminar tentang program latihan dan membuatkan program latihan.
Sebagai dosen, Anam pun memiliki visi misi yaitu dengan menjadi dosen akan menstimulasi mahasiswanya yang merupakan calon-calon guru ini untuk hidup sehat dan siswa yang cerdas, produktif, dan kreatif melalui pengembangan ekstrakurikuler di sekolah serta meningkatkan prestasi siswa melalui guru pendidikan olahraga. Membuat tolok ukur dalam pengembangan tes dan pengukuran kebugaran siswa dan nilai siswa dalam pelajaran olahraga.
Sebelum menjadi dosen, Anam memang berprofesi sebagai atlet dan juga trainer. Kini Anam sukses menjadi personel trainer Lombok. Profesi tersebut berawal dari tugas mata kuliah pembuatan program latihan bagi pasangan yang akan menikah agar tampil prima dan sempurna. Anam ingin membuktikan program yang dibuatnya tersebut berhasil.
Namun, dari tugas kuliah tersebut ternyata banyak yang berminat mengikutinya. Karena banyaknya peminat, kemudian Anam menekankan biaya. Meskipun ada biaya, ternyata peminatnya masih banyak dan akhirnya Anam merekrut 5 rekan kerja dan berjalan hingga saat ini.
Untuk meng-upgarde ilmu yang senantiasa berkembang dan penelitian terbaru, Anam bergabung dengan Perkumpulan Pelatih Fisik Indonessia (PPFI), Lembaga Pelatihan Pelatih Olahraga Nasional, dan mengikuti workshop maupun seminar, serta aktif mengirim paper.
Ilmu fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sistem kinerja organ, sehingga keilmuan ini bisa menjadi pengingat bagi diri kita untuk menerapkan pola hidup sehat dan menjadi contoh pada lingkungan tempat tinggal.
“Saya berharap baik sebagai dosen dan trainer saya dapat meningkatan mutu layanan, baik itu kepada clien maupun mahasiswa calon pendidik untuk menjadi lebih baik. Pesan saya untuk generasi muda, lakukan yang terbaik pada setiap moment yang berjalan karena hal baik akan menjadi langkah baik untuk kedepannya. Karir dalam ilmu fisiologi olahraga sangat terbuka peluang baik untuk menjadi pelatih, dosen, mapun ilmuan,” pungkasnya. (duniadosen.com/titisayuw)
Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…
Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…
Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…
Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…
Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…