Kesulitan menempuh pendidikan tinggi (dikti) kini bukan lagi persoalan yang perlu dikeluhkan. Banyak beasiswa yang telah ditawarkan bagi mahasiswa, dari level S1 hingga S3.
Beasiswa yang diberikan juga tidak melulu beasiswa kuliah secara reguler. Ada juga beasiswa yang diberikan untuk keperluan akademik lain, misalnya kunjungan studi (study visit) oleh lembaga tertentu.
Di Indonesia, beasiswa yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari beasiswa dalam negeri hingga ke luar negeri. Lembaga pemberi beasiswa pun bermacam-macam, mulai dari Kemenristek Dikti hingga mitra kementerian lainnya.
Dari berbagai beasiswa yang ada, terdapat beberapa beasiswa favorit yang seringkali dijadikan incaran. Tidak hanya mahasiswa, dosen pun turut mengincar beasiswa-beasiswa tersebut. Apa saja program beasiswanya? Berikut adalah beberapa beasiswa favorit yang menjadi trend di kalangan mahasiswa dan dosen.
Beasiswa dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi ini diberikan kepada dosen, calon dosen, atau tenaga kerja yang ingin melanjutkan studi pascasarjana di dalam maupun luar negeri.
Pesertanya tidak dibatasi dari perguruan tinggi negeri atau swasta. Beasiswa ini sangat pas untuk para dosen yang masih bergelar sarjana, demi meningkatkan level pendidikannya.
Menjadi bagian dari program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), beasiswa ini memberikan kesempatan bagi para fresh graduate atau lulusan S1 untuk melanjutkan pendidikannya ke level S2, baik di dalam maupun di luar negeri.
Beasiswa ini juga diberikan bagi untuk jenjang S3. Pembiayaan dari LPDP yang diberikan mencakup semua keperluan selama masa studi.
Bagi para dosen yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa ini, terdapat sebuah keuntungan sendiri. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah memberikan kuota khusus untuk para dosen, mengingat tingginya angka pendaftar beasiswa tersebut.
Dalam hal ini beasiswa LPDP lebih banyak memberikan peluang kepada para dosen yang akan melanjutkan kuliahnya atau melakukan riset. Untuk memperoleh beasiswa ini, para dosen harus mendapatkan rekomendasi terlebih dahulu dari Kemenristek Dikti.
Jalur pendaftarannya juga dilakukan oleh Kemenristek Dikti yang kemudian akan diproses oleh LPDP.
Tujuan ditawarkannya beasiswa LPDP untuk para dosen tak lain adalah meningkatkan mutu pendidikan tinggi di tanah air melalui para tenaga pendidik. Selain itu, dengan kuota khusus, diharapkan dunia dosen dan riset di Indonesia semakin berkembang.
Selain ketiga beasiswa di atas, ada pula beasiswa PMDSU yang diberikan kepada para sarjana yang ingin menjadi dosen. Beasiswa yang diberikan oleh Kemenristek Dikti ini meliputi pembiayaan studi, tunjangan hidup, juga biaya riset hingga menyelesaikan program doktoral.
Proses studinya juga bersifat fast track, yang menuntut peserta beasiswa menempuh pendidikan hanya dalam waktu empat tahun.
Ada lagi beasiswa yang ditawarkan di Indonesia, khususnya bagi para mahasiswa S3 yang berkeinginan membuat sebuah publikasi internasional. Beasiswa ini diberikan tanpa program gelar.
Fasilitas pembiayaan yang diberikan meliputi tiket pesawat pulang-pergi ke negara tujuan riset, biaya buku, tunjangan hidup serta asuransi kesehatan. Beasiswa PKPI tentunya cocok bagi para dosen yang sedang menempuh pendidikan doktoral sekaligus menyelesaikan publikasi karya ilmiah internasionalnya.
Setiap tahunnya, beasiswa Fullbright Award for Indonesian Lecturers (atau singkatnya Beasiswa Fullbright) diberikan kepada para dosen yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang Magister atau Doktoral.
Beasiswa yang diberikan oleh Kemenristek Dikti ini diberikan kepada para dosen untuk menempuh pendidikan di Amerika. Para dosen yang ingin melanjutkan pendidikan di bidang humaniora, seni, sains, ilmu sosial, dan teknologi bisa mendaftarkan diri untuk menjadi peserta beasiswa ini.
Para dosen yang akan mengambil jenjang Magister harus berusia kurang dari 40 tahun, memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN), punya kemampuan leadership, dan berkomitmen di bidang studi pilihannya.
Sementara itu, untuk pelamar jenjang Doktor, syaratnya hampir sama, hanya saja usianya harus kurang dari 50 tahun. Persyaratan lain yang wajib dipenuhi adalah sertifikat TOEFL atau IELTS, ijazah, transkrip akademik, referensi dari kampus, juga fotokopi kartu identitas.
Anda yang berprofesi sebagai dosen dan berminat untuk mengikuti program beasiswa ini bisa mengirimkan berkas secara langsung ke kantor Aminef. Berkas Anda akan diterima sebelum 15 April 2016.
Dari berbagai beasiswa yang ditawarkan, tentunya sebagian besar beasiswa di atas dapat dipilih oleh para dosen dan calon dosen untuk meningkatkan jenjang pendidikannya.
Tidak hanya mendapatkan beasiswa untuk biaya kuliah, biaya hidup dan tunjangan lain pun tersedia. Sebuah beasiswa bahkan membiayai riset untuk menunjang kinerja dosen dalam membuat publikasi ilmiahnya di tingkat internasional.
Tentunya tiap-tiap orang yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa di atas harus memenuhi syarat dan ketentuan berlaku dari beasiswa yang didaftarnya.
Referensi:
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…