Pendaftaran Beasiswa Pre-Doctoral Course Program 2025

Para dosen di bawah koordinasi Kemdiktisaintek yang dalam waktu dekat berencana studi lanjut jenjang Doktor (S3), Anda bisa mempertimbangkan untuk ikut serta dalam pendaftaran Beasiswa Pre-Doctoral Course Program tahun 2025. 

Melalui program ini, para dosen yang masih berjuang studi Doktoral akan dibantu mempersiapkan diri dengan baik. Terutama jika destinasi studi jenjang Doktoral tersebut adalah di luar negeri. 

Dimana sering terkendala dalam memilih promotor, menyusun proposal penelitian, dan lolos seleksi mahasiswa baru sehingga kesulitan mendapatkan LoA. Ikut serta dalam program ini akan dipandu bagaimana memenuhi kriteria panjang tersebut. Berikut informasinya. 

Beasiswa Pre-Doctoral Course Program

Beasiswa Pre-Doctoral Course Program (PDCP) adalah beasiswa pendidikan nongelar bagi dosen untuk mengikuti program persiapan jenjang doktor selama maksimal dua bulan di perguruan tinggi luar negeri yang bereputasi. 

Secara sederhana, PDCP adalah program pelatihan pra-doktoral yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Program ini kemudian dikelola oleh Direktorat Sumber Daya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 

Disebut pelatihan pra-doktoral, karena para peserta di program ini akan dipandu untuk mengenal jenjang studi Doktoral di luar negeri. Para peserta nantinya akan mengunjungi perguruan tinggi di luar negeri dan mengenal sistem pendaftaran mahasiswa Doktoral, cara menyusun proposal penelitian, menyusun motivation letter, dan mendapat LoA. 

Sehingga para penerima Beasiswa Pre-Doctoral Course Program (PDCP) nantinya bisa memahami betul apa saja yang perlu disiapkan sebelum mendaftar mahasiswa baru jenjang Doktoral. Harapannya, peluang lolos seleksi lebih besar dan sukses studi Doktoral di perguruan tinggi bergengsi yang ada di luar negeri. 

Sasaran di dalam program ini adalah para dosen di bawah koordinasi Kemdiktisaintek dan program ini gratis dengan komponen pendanaan yang luas sebagaimana program beasiswa dari pemerintah lainnya. 

Skema Pelaksanaan PDCP 2025

Dalam pelaksanaan Beasiswa Pre-Doctoral Course Program (PDCP) tahun 2025, berikut skemanya: 

a. Durasi Program

PDCP 2025 dilaksanakan dengan durasi maksimal 2 bulan. Pelaksanaannya sendiri adalah di perguruan tinggi bereputasi di luar negeri sehingga para peserta akan mengikuti pelatihan pra-doktoral secara intensif di luar negeri. 

b. Tujuan Pelaksanaan Program

Penyelenggaraan PDCP tahun 2025 memiliki beberapa tujuan yang diharapkan mampu meningkatkan persiapan dan memberi nilai tambah pada peserta ketika mendaftar program Doktoral di luar negeri. Berikut tujuan-tujuan tersebut: 

  1. PDCP bertujuan untuk membekali peserta dengan first-hand experience untuk studi program doktor di perguruan tinggi luar negeri yang bereputasi.
  2. PDCP membantu peserta program untuk mendapatkan calon pembimbing akademik (dosen promotor) yang sesuai.
  3. PDCP membantu peserta program untuk bisa memenuhi persyaratan mendapatkan Unconditional Letter of Acceptance (LoA) untuk program doktoral pada perguruan tinggi tujuan yang ada di luar negeri.

c. Materi Pelatihan Pra-Doktoral

Skema ketiga di dalam PDCP tahun 2025 adalah terkait materi yang akan diterima para peserta program. Total ada 4 materi yang akan disampaikan. Dimulai dari kegiatan matchmaking dengan promotor, academic writing, English for Academic Purposes, dan Pre-doctoral development activities. Berikut detail penjelasannya: 

a. Kegiatan Matchmaking

Materi pertama di dalam pelaksanaan PDCP 2025 adalah kegiatan matchmaking. Secara sederhana, kegiatan ini adalah kegiatan membantu peserta untuk mencari, memilih, dan berkomunikasi dengan dosen promoter. 

Seperti yang diketahui, pada saat studi jenjang Doktoral maka membutuhkan dosen pembimbing yang disebut dosen promotor atau promotor. Memiliki dosen promotor yang tepat dan bersedia menjadi pembimbing juga menjadi syarat penerimaan mahasiswa Doktoral. 

Harapannya lewat PDCP, para peserta yang merupakan dosen dengan rencana studi Doktoral bisa lebih mudah mendapatkan dosen promotor. Sehingga bisa memenuhi salah satu syarat diterima sebagai mahasiswa baru. Khususnya di perguruan tinggi luar negeri. 

b. Academic Writing

Materi kedua di dalam Beasiswa Pre-Doctoral Course Program (PDCP) tahun 2025 adalah academic writing. Secara sederhana, materi satu ini berisi kegiatan membahas penggunaan bahasa akademik yang baik dalam menyusun proposal penelitian. 

Mahasiswa Doktoral, ketika mendaftar di perguruan tinggi tujuan atau bahkan sejak mencari dosen promotor wajib sudah menyusun proposal penelitian sehingga bisa dibahas dengan calon dosen promotor. 

Membantu menyusun proposal tersebut dalam bahasa Inggris yang baik dan sesuai standar bahasa akademik. Maka PDCP mendukung pemberian materi academic writing, sehingga kualitas proposal tersebut bisa optimal. 

c. English for Academic Purposes

Materi ketiga di dalam pelaksanaan PDCP 2025 adalah English for Academic Purposes. Secara sederhana, materi ini akan membekali peserta untuk menguasai bahasa Inggris yang sesuai dengan standar umum di pendidikan tinggi. 

Dengan kemampuan ini, peserta akan lebih mudah memahami bahan bacaan yang menjadi pegangan selama kuliah karena disusun dengan bahasa akademik. Seperti kemudahan memahami buku teks, modul, artikel pada jurnal. 

Selain itu, materi satu ini juga akan mengasah kemampuan peserta memahami bahasa akademik yang disampaikan secara lisan. Sehingga setelah studi Doktoral, peserta lebih mudah memahami penjelasan dosen ketika memaparkan materi sekaligus lancar dalam melakukan presentasi. 

d. Pre-Doctoral Development Activities

Materi yang keempat atau yang terakhir di PDCP 2025 adalah Pre-Doctoral Development Activities, yakni segala aktivitas yang membantu peserta mengenal jenjang studi Doktoral sekaligus mempersiapkan diri menjalani aktivitas sebagai mahasiswa Doktoral. Berikut rincian isi kegiatannya: 

  • Orientasi tentang perguruan tinggi luar negeri tujuan;
  • Pengenalan program doktor di negara tujuan, serta doctoral frameworks and programs di perguruan tinggi luar negeri tujuan;
  • Pengenalan proses aplikasi program doktor di perguruan tinggi luar negeri tujuan;
  • Penulisan personal statement/ motivation letter;
  • Peningkatan communication and acculturation skills;
  • Peningkatan research skills, termasuk presentation skills, critical thinking, penggunaan sumber-sumber akademik di perpustakaan, pengenalan tentang research ethics and integrity, dan cross-cultural learning; dan juga
  • Penyajian poster akademik tentang draf proposal riset untuk studi doktor.

Komponen Pendanaan

Meskipun Beasiswa Pre-Doctoral Course Program termasuk program beasiswa non-gelar. Akan tetapi cakupan pendanaan di dalam program ini cukup luas dan beragam. Sehingga bisa dikatakan sebagai program beasiswa yang bersifat penuh. 

Lalu, apa saja pendanaan yang tercakup dalam program ini? Berikut daftar komponen pendanaan yang tercakup PDCP 2025: 

1. Biaya Pendidikan

Komponen pendanaan yang pertama di PDCP 2025 adalah biaya pendidikan. Semua kegiatan dan materi yang didapatkan selama pelatihan murni gratis. Sudah difasilitasi pendanaannya oleh Kemdiktisaintek sehingga para peserta tinggal fokus mengikuti seluruh kegiatan sesuai ketentuan. 

2. Biaya Hidup

Komponen pendanaan yang kedua adalah biaya hidup. Artinya, selama pelatihan pra-doktoral yang berlangsung 2 bulan para peserta menerima tunjangan bulanan. Besarannya disesuaikan dengan kebijakan Direktorat Sumber Daya Ditjen Dikti. 

3. Asuransi Kesehatan

Komponen pendanaan yang ketiga adalah asuransi kesehatan. Jadi, selama menjadi peserta PDCP 2025 maka otomatis akan mendapatkan fasilitas asuransi kesehatan gratis sehingga saat peserta sakit atau dalam kondisi tertentu yang membutuhkan penanganan medis, bisa segera dilayani tanpa perlu keluar biaya mandiri.  

4. Biaya Aplikasi Visa

Komponen pendanaan yang keempat adalah biaya saat mengajukan Visa. Sesuai penjelasan sebelumnya, pelaksanaan PDCP 2025 dilakukan di perguruan tinggi yang ada di luar negeri. Dimana mayoritas ada di negara yang mewajibkan peserta memiliki Visa. 

Namun tidak perlu cemas, karena biaya untuk mengurus pengajuan Visa ditanggung pihak Ditjen Dikti selaku penyelenggara. Besarannya disesuaikan dengan tagihan yang diterbitkan Direktorat Jenderal Imigrasi di Indonesia. 

5. Biaya Keadaan Darurat

Komponen pendanaan selanjutnya adalah biaya keadaan darurat atau force majeure. Biaya ini bisa diklaim para peserta ketika mengalami kejadian luar biasa dan menghalangi peserta mengikuti kegiatan di dalam program. 

Misalnya, peserta mengalami kecelakaan serius, kemudian ada bencana alam, ada wabah di negara yang menjadi lokasi kegiatan pelatihan, dan sebagainya. Besaran pendanaan di komponen ini sesuai dengan tagihan. Misalnya saat mengalami kecelakaan, maka dana darurat diberikan sesuai invoice rumah sakit. 

6. Biaya Tiket Perjalanan

Komponen pendanaan yang terakhir adalah biaya tiket perjalanan. Adapun untuk tiket disini adalah tiket pesawat dari Indonesia menuju ke negara tujuan kegiatan pelatihan. Dana tiket diberikan dua kali untuk PP, yakni di awal program dan di masa akhir program. 

Besarannya sesuai tagihan, yakni disesuaikan dengan nominal di tiket pesawat yang dipesan. Kemudian juga disesuaikan dengan standar Ditjen Dikti, dimana umumnya mengacu pada Standar Biaya Masukan (SBM) Tahun Anggaran 2025 dari Kementerian Keuangan. 

Persyaratan

Bagi para dosen di bawah koordinasi Kemdiktisantek yang tertarik mengikuti Beasiswa Pre-Doctoral Course Program (PDCP) tahun 2025. Tentunya wajib memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebelum mengajukan pendaftaran. 

Lalu, apa saja persyaratan yang harus dipenuhi para dosen di program ini? Berikut detail persyaratannya: 

  1. Pendaftar berstatus Warga Negara Indonesia, yang dibuktikan dengan melampirkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau paspor yang masih berlaku;
  2. Pendaftar maksimal berusia 40 tahun per 31 Desember pada tahun pendaftaran;
  3. Pendaftar berstatus dosen tetap pada perguruan tinggi di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi;
  4. Pendaftar memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) yang terdaftar pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti);
  5. Telah lulus atau sudah menyelesaikan program magister, dibuktikan dengan ijazah magister (khusus bagi lulusan magister luar negeri, harus menyertakan SK Penyetaraan Ijazah yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi);
  6. Belum memiliki gelar doktor dan tidak sedang menempuh studi jenjang doktor (atau dalam status ongoing);
  7. Memiliki sertifikat kemampuan bahasa Inggris yang masih berlaku (yakni maksimal dua tahun sejak tanggal terbit) dengan skor minimal TOEFL ITP 560 atau TOEFL iBT 80 atau PTE Academic 58 atau IELTS 6,5; ® ® TM
  8. Memiliki Surat Izin Mengikuti Pre-Doctoral Course Program dari pimpinan instansi asal sesuai format yang ditetapkan penyelenggara;
  9. Memiliki Personal Statement (yang ditulis dalam bahasa Inggris) sesuai format;
  10. Memiliki proposal penelitian (yang ditulis dalam bahasa Inggris) untuk studi jenjang doktor sesuai format pada;
  11. Melampirkan Surat Pernyataan Pendaftar Beasiswa Pre-Doctoral Course Program sesuai format yang ditetapkan penyelenggara;
  12. Melampirkan surat keterangan sehat yang diterbitkan rumah sakit pemerintah;
  13. Pendaftar tidak diperkenankan menerima beasiswa lain untuk program serupa (double funding); dan juga
  14. Pendaftar memiliki Curriculum Vitae.

Cara Daftar

Bagi dosen yang merasa tertarik dan memang memenuhi persyaratan Beasiswa Pre-Doctoral Course Program yang sudah dijelaskan sebelumnya, Anda bisa mempersiapkan diri untuk mengajukan aplikasi pendaftaran. 

Pendaftaran dilakukan secara daring melalui portal https://kualifikasidikti.kemdiktisaintek.go.id/. Jika belum memiliki akun, silakan registrasi akun terlebih dahulu dan meminta bantuan Admin PT masing-masing. 

Selanjutnya, bisa masuk ke menu pendaftaran PDCP 2025. Kemudian melampirkan beberapa dokumen yang menjadi syarat administrasi, diantaranya: 

  1. Biodata diri (berbentuk formulir daring yang tinggal diisi saat melakukan pendaftaran)
  2. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
  3. Surat izin dari atasan langsung
  4. Ijazah S2 atau Surat Keterangan Lulus (asli atau legalisir)
  5. Transkrip Nilai S2 (asli atau legalisir)
  6. Dokumen sertifikat bahasa Inggris yang masih berlaku (2 tahun terakhir)
  7. Proposal penelitian untuk studi doktor dalam bahasa Inggris
  8. Surat keterangan dari dokter
  9. Surat pernyataan sesuai format yang ditetapkan penyelenggara (bermeterai)
  10. Personal Statement sesuai format
  11. Curriculum Vitae.

Pendaftaran PDCP 2025 sudah resmi dibuka sejak 20 Juli 2025 dan deadline penutupan pendaftarannya pada 15 Agustus 2025 mendatang. Manfaatkan waktu yang tersedia untuk melengkapi seluruh berkas administrasi. 

Linimasa Program

Berikut rincian jadwal seluruh tahapan di dalam Beasiswa Pre-Doctoral Course Program (PDCP) tahun 2025: 

  1. Pendaftaran : Juli – Agustus 2025
  2. Seleksi : Agustus 2025
  3. Pengumuman hasil seleksi : September 2025
  4. Pembekalan : September 2025
  5. Pelaksanaan Program : Oktober – November 2025.

Jadwal di dalam linimasa program di atas masih bersifat tentatif sehingga sewaktu-waktu bisa berubah dan detailnya bisa menunggu pengumuman lebih lanjut dari Direktorat Sumber Daya Ditjen Dikti. 

Pengumuman tanggal pasti maupun perubahan jadwal dari linimasa tersebut umumnya disampaikan lewat surat edaran. Jadi, silakan rajin berkomunikasi dengan pimpinan di perguruan tinggi untuk update ada tidaknya surat edaran yang terkait. 

Selain itu, informasi terkini dan lebih rinci terkait Beasiswa Pre-Doctoral Course Program juga bisa diakses melalui website resmi Kemdiktisaintek di https://kemdiktisaintek.go.id/ dan juga di portal pendaftaran di https://kualifikasidikti.kemdiktisaintek.go.id/ pada menu PDCP 2025. 

Sebagai tambahan, pastikan memahami dulu PDCP dengan baik untuk memastikan kesesuaian dengan tujuan studi dan memenuhi persyaratan dan aspek lainnya. Apabila memiliki pertanyaan terkait program PDCP tahu 2025, bisa juga menghubungi kontak narahubung yang sudah disediakan Direktorat Sumber Daya melalui email berikut bln.dikti@kemdiktisaintek.go.id.

Pujiati

Saya menyukai kegiatan membaca, menulis, mendengarkan musik, dan menonton film. Saat ini, selain disibukkan dengan agenda seorang ibu rumah tangga, saya aktif menjadi Content Writer untuk situs di Deepublish Group. Sesekali saya juga membuat artikel untuk media Hops ID.

Recent Posts

Memahami Regulasi AI untuk Penelitian Ilmiah yang Dilaksanakan Dosen dan Mahasiswa

Mencari informasi terkait regulasi AI untuk penelitian ilmiah tentu penting. Sebab dalam kegiatan penelitian tentu…

4 hours ago

9 Arti Penting Update dan Mengikuti Tren Publikasi Akademik

Sudahkah mulai mengecek atau mencari tahu tren publikasi akademik atau publikasi ilmiah? Termasuk juga prediksi…

19 hours ago

Kesalahan dalam Menulis Proposal Hibah Kemdiktisaintek yang Harus Dihindari

Salah satu strategi meraih hibah penelitian Kemdiktisaintek adalah menghindari kesalahan dalam menulis proposal usulan. Tahap…

1 day ago

Cara Menulis Kerangka Proposal yang Berpeluang Lolos Hibah dalam 5 Langkah

Mencari informasi dan mempelajari tata cara menulis kerangka proposal yang berpeluang lolos hibah, tentu menjadi…

2 days ago

Mengenal Pengertian, Struktur, dan Contoh Proposal Hibah Penelitian

Meraih hibah penelitian bisa dimulai dengan mencari dan mempelajari contoh proposal hibah penelitian. Yakni proposal…

2 days ago

Pembukaan Hibah Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2026

Sejalan dengan pengumuman hasil klasterisasi perguruan tinggi pada Oktober 2025 lalu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains,…

2 days ago