Sebagai seorang dosen yang bertugas membagikan ilmu yang dikuasainya kepada para mahasiswa, tentu selalu ada keinginan untuk mengembangkan dan terus menambah ilmu yang dimiliki.
Sehingga tak jarang, salah satu resolusi atau impian para dosen adalah studi lanjut. Masalah terbesar yang biasanya menjadi kendala adalah biaya. Tetapi kita juga tahu bahwa saat ini, terdapat sangat banyak beasiswa yang ditawarkan untuk studi lanjut, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, salah satunya Beasiswa Ditjen Dikti.
Salah satu beasiswa yang disediakan oleh pemerintah yang sangat terkenal adalah beasiswa Ditjen Dikti, yang merupakan kepanjangan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Ditjen Dikti menyediakan sangat banyak beasiswa untuk studi lanjut, baik itu ke jenjang S2 maupun S3, secara khusus bagi para tenaga pelajar atau dosen. Kuota yang banyak, biaya yang tidak sedikit dan berbagai pilihan beasiswa membuat beasiswa ini unggul dibandingkan beasiswa-beasiswa lain.
Jika anda para dosen atau calon dosen tertarik dengan beasiswa Dikti, anda dapat mengunjungi website mereka. Namun, karena informasi yang disajikan sangat lengkap, terdapat sangat banyak hal yang harus dibaca. Karena itu, kami ingin membantu anda untuk mengetahui gambaran umum dari beasiswa DIKTI ini.
Hal yang pertama perlu anda ketahui adalah DIKTI menyediakan tiga jenis beasiswa, yaitu,
Bagi anda para dosen dan tenaga kependidikan yang berada di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, DIKTI menyediakan beasiswa S2 dan S3 yang dapat anda tempuh di dalam negeri. Beasiswa Dikti ini diberikan bagi dosen tetap baik dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta yang telah memiliki NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional).
Beberapa ketentuan bagi calon penerima beasiswa antara lain pelamar harus mendapatkan persetujuan dari pemimpin perguruan tinggi atau lembaga tempat anda berasal, jika anda merupakan pelamar yang berasal dari perguruan tinggi swasta, maka wajib memiliki surat penugasan atau surat uzin dari kopertis wilayah.
Anda hanya dapat memilih 1 perguruan tinggi yang dituju,dan jika anda pernah menerima beasiswa dari DIKTI pada jenjang pascasarjana yang sama, maka anda tidak akan mendapatkan beasiswa. Ketentuan lainnya yaitu, anda tidak sedang menerima beasiswa lain yang berasal dari Pemerintah Indonesia.
Batas usia untuk Anda yang ingin mendapatkan beasiswa adalah 45 tahun untuk S2 dan 50 tahun untuk S3. Dalam hal ini, Indeks Prestasi Kumulatif tidak terlalu dipermasalahkan. Anda akan mendapatkan beasiswa maksimum selama 24 bulan untuk S2, 42 bulan untuk spesialis, dan 36 bulan untuk S3.
Beasiswa dapat mulai anda terima di semester gasal perkuliahan. Anda juga memiliki tanggungjawab untuk kembali ke Universitas asal untuk mengabdi.
Menuntut ilmu di luar negeri tentu saja menjadi daya Tarik tersendiri bagi para dosen pencari beasiswa. Tetapi tentu saja, persyaratan yang diberikan lebih sulit dibandingkan melanjutkan studi di dalam negeri.
Sama halnya dengan beasiswa dalam negeri, Beasiswa Ditjen Dikti ini diberikan bagi dosen dan tenaga kependidikan, serta calon dosen yang ingin mengambil S2 atau S3. BPP-LN terbagi dalam dua kategori, yaitu bagi dosen dan tenaga kependidikan, serta bagi calon dosen politeknik atau vokasi.
Syarat-syarat yang harus anda miliki jika ingin mengajukan lamaran untuk Beasiswa Ditjen Dikti ini antara lain anda harus memiliki NIDN, NIP atau jika tidak anda telah telah mengabdi paling sedikit 5 tahun dan memiliki usia 27 sampai 50 tahun.
Jika anda merupakan dosen dari Perguruan Tinggi Negeri, anda wajib memiliki izin dari pemimpin perguruan tinggi, sedangkan jika anda berasal dari Perguruan Tinggi Swasta, anda wajib memiliki izin dari Koordinator Kopertis Wilayah.
Belajar di luar negeri pasti ada kaitannya dengan kemampuan bahasa asing. Jika anda ingin memperoleh Beasiswa Ditjen Dikti, Anda wajib memiliki nilai TOEFL Institusional (ITP) minimal 550, atau nilai IBT minimal 78, atau nilai IELTS minimal 6.0.
Tetapi jika anda hendak melanjutkan studi di Universitas yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantarnya, maka anda harus memiliki sertifikat penguasaan bahasa pengantar, dan memiliki nilai ITP, IBT dan IELTS berturut-turut sebesar 500, 65 dan 5.5.
Jika semua syarat tersebut terpenuhi, Anda akan mengikuti proses selanjutnya, yaitu wawancara yang dilakukan dalam Bahasa Inggris. Tidak tanggung-tanggung, jika Anda lulus dari seleksi ini, beberapa hal yang akan dibiayai oleh Kemenristek dikti antara lain:
2. Calon dosen politeknik dan vokasi
Beberapa syarat yang harus anda penuhi untuk memperoleh Beasiswa Ditjen Dikti ini antara lain anda harus sudah memiliki gelar D4 atau S1 dari perguruan tinggi di lingkungan Kemenristekdikti, serta memiliki ikatan kerja sebagai calon dosen politeknik.
Anda juga harus memiliki izin dari pimpinan politeknik untuk mengikuti seleksi dan meninggalkan aktivitas rutin selama 6 bulan untuk mengikuti pelatihan bahasa asing. Untuk persyaratan IPK, adalah minimal 3.00 dari skala 4.00, dan belum memiliki gelar S2. Dan anda harus berusia maksimum 26 tahun.
Kembali lagi ke syarat yang cukup penting, yaitu penguasaan bahasa asing. Syarat minimal untuk nilai ITP, IBT dn IELTS berturut-turut adalah 500, 65, dan 5.5. Anda juga harus menguasai bahasa pengantar jika bahasa pengantar yang digunakan bukanlah bahasa Inggris.
Jika anda lulus persyaratan-persyaratan tersebut, anda akan mengikuti tes potensi akademik dan wawancara. Untuk biaya-biaya yang ditanggung oleh DIKTI, kurang lebih sama seperti BPP-LN dosen dan tenaga kependidikan.
Jika Anda adalah penerima beasiswa S3 BPP-DN dan ingin membuat publikasi berskala internasional, beasiswa ini merupakan jawaban dari mimpi Anda. Anda bisa mengerjakan disertasi di Perguruan Tinggi atau Institusi Riset Luar Negeri seperti penulisan paper atau artikel yang nantinya akan dipublikasi di jurnal internasional.
Jika Anda dari bidang kesenian, Anda berkesempatan melakukan penyempurnaan dan penguatan karya seni atau kriya sehingga mendapatkan pengakuan internasional, dan penelitian lanjutan seperti analisis laboratorium yang tidak memungkinkan untuk dilakukan di Indonesia.
Syarat-syarat yang harus anda miliki antara lain anda merupakan dosen tetap PTS dan PTN yang telah memiliki NIDN dan terdaftar sebagai mahasiswa aktif S3 yang mendapatkan BPP-DN, dan telah lulus ujian proposal penelitian S3 serta telah memiliki data awal yang dapat dijadikan manuskrip di jurnal internasional.
Selain itu, Anda harus memiliki masa studi tidak lebih dari 8 semester dan harus mendaftar secara online pada website http://beasiswa.dikti.go.id/pkpi.
Selain itu, anda harus memiliki semua dokumen yang diperlukan, meliputi Form-A, usulan program kerja, surat rekomendasi, surat keterangan lulus ujian proposal, surat penerimaan, skor ITP, IBT, CBT , IELTS dan TOEIC berturut-turut minimal sebesar 500, 61, 175, 5.0, dan 577, serta CEFR minimal B2 dan Cambridge Exam minimal FCE (B), manuskrip serta deskripsi karya seni atau kriya.
Setelah seleksi administratif terpenuhi, anda akan mengikuti seleksi wawancara dalam bahasa Inggris. Anda juga wajib menunjukkan kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dalam bahasa Inggris dan belum pernah mendapat beasiswa program PPKPI atau Sandwich-like S3 ke luar negeri.
Penjelasan di atas tentu saja hanya merupakan gambaran umum dari beberapa Beasiswa Ditjen Dikti. Sebagai seorang dosen atau calon dosen, tentu saja hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi Anda.
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…