Beasiswa Dikti menawarkan berbagai fasilitas yang mampu mensupport harapan Anda untuk menjadi seorang dosen. Anak muda saat ini tentu banyak yang ingin melanjutkan menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Tetapi, hanya sedikit yang mau berpikir untuk jadi dosen setelah menamatkan pendidikan tingginya. Kebanyakan mahasiswa memutuskan atau berangan-angan ingin memiliki dan menjabat profesi-profesi tertentu setelah lulus, bahkan memulai karir sebagai entrepreneur. Tampaknya, dosen bukanlah profesi favorit yang diimpikan bagi sebagian besar mahasiswa.
Padahal, untuk menjadi dosen sekarang susah-susah-gampang. Zaman sekarang ini, sudah banyak beasiswa yang disediakan untuk kamu yang berniat melanjutkan karir di dunia pendidikan sebagai dosen. Ya, beasiswa bukan cuma buat mahasiswa, untuk dosen juga ada. Anggaran dana yang disediakan Kemristekdikti untuk program beasiswa dosen pun cukup besar setiap tahunnya. Tentunya, program beasiswa ini bertujuan untuk membentuk SDM di Indonesia yang lebih berkualitas. Mengapa? Peran dosen yang berkualitas akan sangat penting dalam pendidikan untuk menciptakan kualitas peserta didik yang sama bagusnya.
Selain itu, menjadi dosen adalah pekerjaan yang mulia. Kamu bisa mengamalkan ilmu yang kamu miliki kepada generasi penerus bangsa. Berikut ini adalah beberapa beasiswa Dikti untuk kamu yang ingin melanjutkan karir sebagai dosen. Yuk, disimak!
BPP-DN ini merupakan kepanjangan dari Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri. Beasiswa ini dianggarkan DIKTI untuk calon dosen, dosen, dan tenaga kependidikan. BPP-DN tersedia untuk kamu yang berniat menjadi dosen atau tenaga kependidikan, baik itu di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Program beasiswa ini adalah beasiswa penuh yang bisa kamu gunakan untuk lanjut studi ke jenjang pascasarjana, termasuk jenjang S2 dan S3 di berbagai perguruan tinggi dalam negeri.
Kamu yang tertarik mengikuti beasiswa ini bisa membuka laman resmi DIKTI untuk melakukan pendaftaran online. Setiap tahunnya, pendaftaran dilaksanakan dalam beberapa gelombang dan biasanya dimulai pada awal bulan April. Tetapi, tanggal tepatnya bisa kamu cek langsung dalam pedoman yang disediakan DIKTI, begitu juga daftar universitas tujuan yang kamu inginkan. Anggaran yang disediakan mencakup anggaran pendidikan, biaya hidup, biaya tempat tinggal, penelitian, buku, hingga perjalanan.
Berminat untuk melanjutkan studi pascasarjana di luar negeri? Tidak perlu susah-susah mencari beasiswa kalau BPP-LN bisa mewujudkan mimpimu untuk menlanjutkan studi di luar negeri.
Jika BPP-DN merupakan beasiswa yang disediakan untuk meneruskan studi pascasarjana dalam negeri, maka BPP-LN menyediakan anggaran bagi kamu yang berniat melanjutkan kuliah pascasarjana di luar negeri. Program beasiswa ini dikhususkan bagi kamu yang ingin menjadi dosen, yang telah berprofesi sebagai dosen, ataupun tenaga kependidikan yang ingin meraih gelar S2 maupun S3 di perguruan tinggi di luar negeri.
Sama seperti BPP-DN, pendaftaran program BPP-LN pun dilakukan melalui laman resmi DIKTI secara online. Waktu pendaftarannya biasanya lebih awal daripada BPP-DN, sekitar bulan Februari. Kamu bisa mencari pedoman pendaftaran melalui mesin pencari maupun laman resmi DIKTI. Penerima beasiswa tentu akan mendapatkan beasiswa penuh, yang mencakup biaya kuliah, biaya hidup, tiket pesawat, asuransi kesehatan, dan biaya buku. Saat kedatangan di negara tujuan juga kamu akan diberi biaya penyesuaian, biaya pendaftaran ke universitas, biaya program khusus, dan biaya penulisan tugas akhir/tesis/disertasi. Menarik, bukan?
PMDSU merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan doktor-doktor baru, mengingat lulusan bergelar doktor persentasenya masih rendah. Jika program beasiswa DIKTI seperti BPP-DN dan BPP-LN ditujukan untuk orang-orang yang telah berprofesi sebagai dosen atau calon dosen, maka beasiswa ini dikhususkan untuk lulusan sarjana (fresh graduate / S1) terbaik di tanah air yang berniat untuk berkarir sebagai dosen.
Program beasiswa ini diberikan selama 4 tahun melingkupi S2 dan S3. Yang mengarik adalah, studi S3 bisa kamu lakukan tanpa harus menempuh pendidikan magister terlebih dahulu. Tentu saja, kamu juga harus punya promotor yang bisa kamu usulkan saat melakukan pendaftaran.
PMDSU memberikan anggaran yang mencakup biaya riset kelompok peneliti, fasilitas riset di dalam maupun luar negeri, seminar, SPP/UKT, biaya hidup, tunjangan mahasiswa, dan biaya administrasi. Dibandingkan beasiswa DIKTI lainnya, program beasiswa ini bisa dibilang masih baru. Kamu yang baru lulus dan ingin menjadi dosen, tak ada salahnya mencoba beasiswa ini. Rincian pendaftaran bisa kamu cek di http://beasiswa.dikti.go.id/pmdsu.
PKPI merupakan singkatan dari Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional. Kamu yang senang penelitian dan menulis tentu bisa memanfaatkan beasiswa ini untuk mempublikasikan jurnal ilmiahmu. Program beasiswa DIKTI satu ini dikhususkan bagi mahasiswa S3 yang berniat melakukan publikasi jurnal bereputasi internasional, termasuk menulis makalah atau artikel bersama mitra luar negeri, menyempurnakan maupun penguatan karya seni, atau juga melaksanakan penelitian lanjutan yang terkadang tidak bisa dilakukan di Indonesia. Biaya yang dicakup beasiswa ini adalah biaya hidup, penelitian, asuransi kesehatan, buku-buku, hingga tiket pesawat PP. Perlu diingat bahwa ini adalah beasiswa non gelar dan berlangsung selama minimal 4 bulan.
Beasiswa satu ini tampaknya sudah banyak dikenal di kalangan mahasiswa. Awalnya, program beasiswa ini hanya untuk mahasiswa S1, karena itulah beasiswa ini bisa dikatakan masih baru. Pelamar yang diperbolehkan untuk mengikuti beasiswa ini pun hanya mereka yang memperoleh beasiswa bidikmisi S1. Tetapi, akhirnya DIKTI menetapkan kebijakan baru di mana mereka (yang tidak mampu) yang sebelumnya tidak mengikuti program beasiswa bidikmisi saat S1 pun bisa mendaftar program beasiswa ini. Untuk mendaftar program beasiswa ini, kamu bisa mengunjungi laman resmi www.lpdp.kemenkeu.go.id. Pendafaran biasanya dibuka sekitar awal tahun.
Beasiswa Bidikmisi S2 merupakan program beasiswa penuh yang mencakup biaya kuliah (pendaftaran, SPP/UKT, buku-buku, tesis, seminar), tunjangan, transportasi, asuransi kesehatan, dan lain sebagainya.
Setelah membaca segudang informasi seputar beasiswa DIKTI yang bakalan menunjang kelanjutan karirmu di dunia pendidikan, apakah kamu masih enggan untuk jadi dosen? Berprofesi sebagai dosen nggak buruk-buruk amat ‘kok. Bahkan denger-denger ‘nih, gaji dosen yang mengajar di luar negeri bisa mencapai 30 juta per bulan. Selain itu, jika menjadi mahasiswa belum bisa mewujudkan mimpimu untuk pergi ke luar negeri, maka menjadi dosen adalah sebuah alternatif yang bagus.
Beasiswa-beasiswa tersebut merupakan program beasiswa yang dikelola oleh KEMENRISTEK DIKTI. Kamu bisa mengunjungi situs resmi http://beasiswa.dikti.go.id/ untuk mendapatkan informasi waktu dan prosedur pendaftaran program beasiswa tersebut. Banyaknya program beasiswa yang disediakan oleh DIKTI menunjukkan bahwa pemerintah memang bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini.
Tentu saja masih banyak beasiswa lain yang bertebaran di internet. Selain beasiswa yang telah disebutkan di atas, banyak juga institusi pendidikan tinggi yang secara langsung menyediakan beasiswa untuk mahasiswa yang ingin melanjutkan jenjang studi yang lebih tinggi. Dengan begitu, kesempatanmu untuk menjadi dosen semakin luas bukan?
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…