Jakarta – Keberadaan tenaga kependidikan seringkali minim apresiasi. Sehingga mereka tidak dapat menunjukkan potensinya secara maksimal. Namun, kini Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memberikan kesempatan beasiswa bagi para tenaga kependidikan untuk melanjutkan studi S-2 dan S-3 ke luar negeri untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya.
Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Ali Gufron Mukti mengatakan, beasiswa tersebut diberikan agar para tenaga kependidikan dapat meningkatkan kompetensinya. ”Dengan begitu, diharapkan layanan dan pengelolaan perguruan tinggi semakin baik,” ungkap Gufron saat Malam Anugerah Diktendik Berprestasi 2018 di Jakarta, Senin (29/10).
Kemenristekdikti kembali memberikan penghargaan kepada insan-insan pendidik dan tenaga pendidikan (Diktendik) Berprestasi 2018. Acara ini merupakan yang ke 15 kali diselenggarakan, sebagai wujud apresiasi yang diberikan para dosen dan tenaga pendidikan yang berdedikasi melaksanakan Tri Dharma Pendidikan Tinggi.
Gufron menjelaskan, ada tujuh penghargaan yang diberikan. Dua penghargaan diberikan kepada dosen, yakni dosen bidang sains dan teknologi (saintek). Sedangkan lima penghargaan lainnya dianugerahkan kepada tenaga kependidikan, meliput pranata laboratorium pendidikan, pustakawan, arsiparis, pengelola keuangan, dan administrasi akademik berprestasi.
”Jumlah peserrta yang mendaftar pada tahun ini mencapai 265 orang. Dari jumlah tersebut diseleksi menjadi 66 orang finalis, dan mereka semua hadir di sini untuk kembali menunjukkan prestasi-prestasi yang diunggulkan dari masing-masing perguruan tinggi asal. Selama dua hari menjalani penilaian, para dewan juri kemudian memilih juara pertama, kedua, dan ketiga,” ujar Dirjen Gufron dikutip ristekdikti.go.id
Acara tahunan ini juga dihadiri oleh Menteri Risetdikti, Mohamad Nasir yang mengatakan, keberadaan dosen dan tenaga kependidikan sangat mempengaruhi mutu sebuah perguruan tinggi. Maka itu Kemenristekdikti mendorong peningkatan kualitas pendidikan untuk dosen dan tenaga kependidikan.
”Menjadi dosen dan tenaga kependidikan butuh perjuangan keras, untuk itu kami perlu mengapresiasi mereka yang berprestasi. Bagi para dosen kita dorong untuk menulis publikasi internasional. Sedangkan bagi para tenaga kependidikan, perlu untuk mengikuti perkembangan teknologi di pendidikan era revolusi industri 4.0 saat ini,” beber Nasir.
Ia menambahkan, Kemenristekdikti memiliki sejumlah terobosan untuk meningkatkan jumlah Doktor, bahkan menggandeng generasi millenials untuk menjadi seorang dosen. Salah satunya, melalui program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) yang kini melahirkan dosen-dosen muda, serta 261 publikasi internasional dari peserta batch I dan batch II.
”Capaiannya sungguh luar biasa, ada yang bisa menghasilkan delapan publikasi internasional. Kami juga melihat para dosen berprestasi saat ini, banyak yang berasal dari generasi muda,” imbuh Gufron.
Malam Anugerah Diktendik Berprestasi 2018 dihadiri oleh sejumlah pejabat di kalangan Kemenristekdikti. Diantaranya, Inspektur Jenderal Kemeristkdikti Jamal Wiwoho, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III Jakarta Illah Sailah, dan sejumlah sektor PTN dan PTS.
Berikut daftar pemenang Diktendik Berprestasi 2018:
Dosen Berprestasi Bidang Sains dan Teknologi
1. Septelia Inawati Wanandi (Universitas Indonesia)
2. Suryadi Ismadji (Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya)
3. C. Hanny Wijaya (Institut Pertanian Bogor)
Dosen Berprestasi Bidang Sosial dan Humaniora
1. Djoko Sigit Sayogo (Universitas Muhammadiyah Malang)
2. Yuliani Dwi Lestari (Institut Teknologi Bandung)
3. Irfan Syauqi Beik (Institut Pertanian Bogor)
Pranata Laboratorium Pendidikan Berprestasi
1. Rosydiati (Institut Teknologi Bandung)
2. Laeli Komalasari (Institut Pertanian Bogor)
3. Rochmad Fauzi (Universitas Negeri Malang)
Pengelola Keuangan Berprestasi
1. Heni Taryani (Institut Pertanian Bogor)
2. Nelly Gustina (Universitas Bangka Belitung)
3. Hagung Rihanjoyo (Universitas Sebelas Maret)
Pustakawan Berprestasi
1. Luluk Tri Wulandari (Universitas Indonesia)
2. Mutty Hariyati (Universitas Negeri Surabaya)
3. Juli Handayani (Universitas Sumatera Utara)
Administrasi Akademik Berprestasi
1. Angga Yuhistira (Institut Pertanian Bogor)
2. Lenny Setyowati B. (Universitas Katolik Soegijapranata)
3. Fathin Hilmiyah (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
Arsiparis Berprestasi
1. Herman Setyawan (Universitas Gadjah Mada)
2. Heru Subekti (Universitas Negeri Yogyakarta)
3. Krisnasari Dianpratami (Universitas Indonesia)
(Redaksi)
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…