Belajar pada dasarnya tidak mengenal umur, begitu seseorang pernah mengatakan. Umur bukan menjadi batasan seseorang untuk terus mengembangkan diri dan mencapai sesuatu dalam hidupnya. Pemikiran ini pun dipegang oleh Muhammad Masyhuri, kontributor Indonesia Mengglobal. Ia mengulas tentang mendapatkan gelar Ph.D dan strategi jitu yang bisa dipakai.
Masyhuri adalah alumni Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia mendapatkan gelar Magister dari University of Queensland Australia. Ia menjadi peneliti untuk Food and Agricultural Organization United Nations (FAO – UN) di Indonesia pada tahun 2010 – 2013.
Dalam pembukaan tulisannya yang tayang di Indonesia Mengglobal, Masyhuri mengutip kalimat yang berbunyi, “Some says that life begins at 40 – but I belive personally, in my case – life begins at 50.” Ia mengisahkan bagaimana memulai studi untuk mendapatkan gelar Ph.D di usia yang terbilang tidak muda lagi.
Ketika banyak beasiswa menerapkan kriteria umur untuk para pelamar yakni di atas 40 tahun, langkah Masyhuri tak gentar sama sekali. Ia tetap teguh untuk melanjutkan studi dengan beasiswa. Saat itu, usia Masyhuri telah memasuki setengah abad.
Kita bisa menebak dengan beragam analisis dan sudut pandang. Anda mungkin berpikir impian Masyhuri gagal, bisa juga impiannya terwujud. Hasilnya, Masyhuri dengan segala upaya dan kebulatan tekadnya berhasil mewujudkan impian. Ya, Masyhuri mendapatkan beasiswa studi Ph.D. Kok bisa?
Untuk menjawab pertanyaan dan rasa penasaran, kali ini saya akan merangkum strategi yang digunakan oleh Masyhuri. Strategi ini bisa diterapkan oleh siapa pun yang ingin menempuh pendidikan doktoral di luar negeri.
“Apa yang mendorong saya melanjutkan pendidikan? Apa alasannya?”
Pertanyaan ini bisa Anda tanyakan pada diri sendiri berkali kali sampai Anda menemukan jawaban paling tepat. Alasan yang kuat menunjukkan bahwa Anda adalah sosok yang mengetahui apa yang diinginkan dan apa yang dituju. Tidak sekadar asal.
Masyhuri mencontohkan dengan sebuah kutipan dari film Kung Fu Panda. Kutipan tersebut menekankan bahwa Anda adalah manusia yang istimewa, begitu pun dengan manusia lainnya. Mereka pun manusia yang istimewa. Maka pentingnya untuk menyadari bahwa selain kepentingan pribadi yang berharga, kepentingan publik pun tak kalah berharganya. Untuk itu menjadi pribadi yang berguna untuk orang lain termasuk kaitannya dengan bangsa dan negara.
Berdasarkan pengalamannya saat mendaftar beasiswa. Alasan terbesarnya adalah realitas tentang jumlah dosen bergelar Ph.D yang masih sedikit di Indonesia. Hal ini mendorongnya untuk mendapatkan gelar Ph.D sebagai bentuk meningkatkan kompetensi institusi pendidikan tinggi. Jawaban inilah yang dipakai olehnya saat seleksi beasiswa.
Perjuangan Masyhuri dalam mencari beasiswa Ph.D berliku-liku. Ia bersusah payah melamar ke 20 universitas dan 5 beasiswa. Terhitung 18 universitas menolak lamarannya dengan berbagai alasan. Ia bahkan harus mengikuti tes IELTS sebanyak tiga kali dalam lima tahun. Hal ini terjadi karena masa sertifikasi IELTS terbatas hanya dalam dua tahun. Maka ia harus tes ulang.
Beragam kendala dan tantangan tak menyurutkan tekad Masyhuri. Ia tetap gigih dan penuh semangat mencari beasiswa. Meskipun ia telah gagal berkali kali. Proses panjang perjuangannya memang membuahkan hasil. Ia selalu percaya bahwa di dunia ini yang terpenting bukanlah kegagalan tapi bagaimana bangkit kembali.
Apabila Anda ingin menempuh studi dengan menggunakan beasiswa, perlu untuk mencermati persyaratannya termasuk kriteria usia. Apalagi jika Anda memasuki usia yang tak lagi muda. Anda perlu memilah mana beasiswa tanpa kriteria usia seperti Endeavour Award Australia, Fulbright Scholarship USA, Hong Kong Fellowship Ph.D Program, Netherland Fellowship Program, atau Stipendium Hungarium (SH) yang didapatkan oleh Masyuhri.
Ketika mengambil studi di luar negeri untuk mendapatkan gelar Ph.D maka kemampuan Bahasa Inggris sangat dibutuhkan. Pastikan nilai sertifikat kemampuan Bahasa Inggris tinggi, ya. Sertifikasi ini pasti dibutuhkan dalam proses pendaftaran beasiswa.
Masyhuri menyarankan Anda untuk mengasah kemampuan writing dan speaking karena kemampuan ini dibutuhkan untuk perkuliahan nantinya. Apabila Anda memang belum yakin dengan kemampuan Anda maka strategi lain yang bisa dipakai adalah melamar universitas dengan non english speaking country. Biasanya univeritas di Belanda, Jerman, Perancis, dan Italia menerapkan sistem ini.
Perhatikan juga hal ini. Bila Anda akan mendaftar studi di Amerika Serikat maka Anda perlu menyiapkan General Record Examination (GRE) dan General Management Aptitude Test (GMAT).
Sumber:
www.hotcourses.co.id
indonesiamengglobal.com
Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…
Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…
Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…
Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…
Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…