Amin Sadiqin, SE., MM., Ak. “Setiap dosen harus suka belajar, lebih teliti, suka mengajar, dapat menerima kritik, lebih memperdalam literasi, pandai berbicara di hadapan banyak orang, dan selalu up to date, sekaligus kritis terhadap segala hal.” jawaban yang diberikan Bapak Amin Sadiqin, SE., MM., Ak ketika ditanya mengenai apa saja yang harus digali seorang dosen dalam menjalankan tugasnya.
Daftar Isi
TogglePentingnya Up To Date bagi Seorang Dosen
Menurut Bapak Amin Sadiqin, dosen adalah profesi yang dituntut untuk melakukan banyak hal. Selain dihadapkan dengan serangkaian tugas, juga ada tuntutan lain yang perlu dipenuhi. Salah satunya perlu selalu up to date dengan segala perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun isu terkini.
Hal ini menurut beliau penting, sebab selama menekuni profesi dosen dari tahun 2015. Pak Amin menjumpai banyak sekali tantangan, dimulai dari seringnya bertemu dengan dosen atau pengajar lain yang lebih berpengalaman dan jauh lebih dewasa dalam segala hal. Tanpa kemampuan baik dalam mengikuti perkembangan zaman, maka para dosen muda akan selalu merasa ketir.
Baca Juga: Dr. Sukatin: Membaca dan Menulis adalah Kegiatan yang Harus Disukai Dosen
Tak hanya itu, Pak Amin juga menilai selama mengajar sering sekali berhadapan dengan mahasiswa yang pola pikirnya lebih kritis dibandingkan dengan anak sekolah. Karakter mahasiswa di era milenial inilah yang kemudian menuntut dosen untuk terus berkembang. Sehingga setiap ada pertanyaan detail dan kritis dari mahasiswa.
Dosen tidak gagap, dan bisa menjelaskan dengan detail. Sekalipun tidak sempurna, dan pemahaman masih dangkal. Setidaknya pertanyaan mahasiswa bisa dijawab dan tentu mahasiswa tersebut akan merasa lebih dihargai oleh dosennya.
Dosen pun perlu mengembangkan diri sesuai dengan bidang keilmuan yang ditekuninya. Sebab yang namanya ilmu pengetahuan dijamin akan terus berkembang. Berbagai penelitian yang dilakukan dosen bersama mahasiswa maupun pihak-pihak lain sudah tentu mendukung perkembangan tersebut.
Sehingga mau tidak mau dosen harus selalu mengupgrade ilmu yang dimiliki. Supaya bisa menyampaikan ilmu yang relevan atau terkini, dan tentunya akan jauh lebih bermanfaat untuk para mahasiswa. Mengajar mahasiswa milenial dengan berpedoman pada ilmu yang bersumber dari buku-buku terbitan beberapa dekade yang lalu, tentu menjadi ilmu yang usang.
Belum lagi, ketika dosen saat ini dihadapkan pada metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi yang membuat penggunaan teknologi semakin intens. Dosen dengan segunung pengalaman mengajar pun, akan berhadapan dengan pengalaman baru mengajar di depan layar komputer maupun gadget.
Tanpa keinginan dan niat yang kuat untuk selalu up to date maka dosen bisa dengan mudah tertinggal. Materi yang disampaikan akan dianggap usang dan tentunya semakin tidak nyaman dengan profesi dosen yang ditekuni.
Amin Sadiqin: Dosen Tak Hanya Mengajar
Pak Amin Sadiqin merupakan dosen muda yang lahir dan besar dari keluarga yang tidak berhubungan dengan dunia pendidikan. Beliau menuturkan bahwa kedua orangtuanya adalah petani, dan ketiga saudaranya memutuskan untuk berwirausaha.
Kali pertama memutuskan menjadi dosen adalah karena muncul keinginan untuk berbagi ilmu dengan banyak orang, yakni mahasiswa. Sekaligus memiliki motivasi kuat untuk meraih impian dengan cara dikejar dan melakukan tindakan nyata. Bukannya diraih dengan hanya bermodalkan angan-angan atau rencana saja.
Baca Juga: Nefri Anra Saputra: Dosen Muda Harus Lebih Bersemangat dalam Menekuni Profesinya
Beliau kemudian menjadi satu-satunya yang terjun di dunia pendidikan. Kemudian diakuinya bahwa memilih menjadi dosen adalah karena profesi ini terlihat profesi yang nyaman. Sebab dosen di matanya dulu saat masih kuliah hanya bekerja dengan cara mengajar, mendapat fee, dan kemudian pulang untuk istirahat.
Setelah terjun langsung di profesi mulia ini, barulah Pak Amin menyadari bahwa tugas dosen tak hanya mengajar. Dosen dihadapkan pada banyak tugas yang poin utamanya termuat di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mencakup kegiatan pendidikan (mengajar tadi), penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dosen kemudian juga dihadapkan dengan prasyarat lain untuk mengupgrade jabatan fungsional. Pada poin inilah, Pak Amin mengaku merasakan kepalanya pening saat mengurus semua persyaratan yang dibutuhkan.
Tak cukup sampai disitu, dosen juga memiliki tugas tambahan seperti kewajiban untuk banyak belajar dan upgrade ilmu setiap saat khususnya di bidang keilmuan yang ditekuni. Meskipun semua tugas ini baru diketahui oleh beliau ketika sudah terjun langsung. Namun diakuinya, harus tetap enjoy.
Sebab beliau berprinsip bahwa keputusan menjadi dosen tidak merugikan orang lain. Sehingga memutuskan untuk menikmati segala prosesnya, dan fokus untuk menuntaskan semua tugas dan tanggung jawab dosen di dalam Tri Dharma.
Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi Menurut Amin Sadiqin
Dosen kemudian menjadikan Tri Dharma sebagai acuan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sebagai bonus, dosen yang fokus menjalankan semua isi Tri Dharma tersebut difasilitasi untuk mendapatkan kenaikan jabatan fungsional.
Jabatan fungsional ini kemudian menjadi motivasi tersendiri bagi dosen untuk terus menorehkan prestasi. Sehingga semangat untuk mengupgrade diri terus berkobar. Hal ini pula yang dirasakan oleh Pak Amin, sebab saat ini masih berjuang untuk mencapai sejumlah target.
Ketika ditanya mengenai target yang ingin dicapai dalam waktu dekat, beliau mantap menjawab jika ingin naik jabatan fungsional. Sebab kenaikan jabatan fungsional menurutnya adalah bagian dari proses menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Baca Juga: Kurniawan S. Ag., M.Pd : Dosen Menulis Itu Salah Satu Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi
Saat ini, Pak Amin menjabat sebagai Asisten Ahli dan sedang berusaha untuk menuju proses pengajuan kenaikan jabatan fungsional. Tak hanya itu saja, Pak Amin juga mengaku ingin segera melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat S3 atau Doktor.
Keinginan ini tak hanya untuk memenuhi prasyarat kenaikan jabatan fungsional sampai ke Guru Besar saja. Melainkan juga menjadi bagian dari upaya Pak Amin untuk mengupgrade diri baik dari segi ilmu pengetahuan, pengalaman, dan lain sebagainya. Sebab dosen memang perlu berjuang sampai gelar Doktor didapatkan.
Sehingga dengan proses panjang dalam menempuh pendidikan dari tingkat S1 sampai S3, semakin matang dalam suatu bidang keilmuan. Pak Amin Sadiqin sendiri mengambil bidang ilmu Akuntansi, sebab memang memiliki latar pendidikan Akuntansi semasa di SMK dan menyukai hal-hal yang membutuhkan ketelitian tinggi.
Lewat pendidikan tinggi, dosen tentu berkesempatan untuk menjadi seorang ahli di suatu bidang. Selama proses belajar ini pula dosen bisa mendapatkan lebih banyak pengalaman dan tetap aktif mengajar. Sehingga bisa tetap menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai dosen secara keseluruhan.
Produktif Menulis Buku ala Amin Sadiqin
Pak Amin yang terus berusaha untuk selalu up to date untuk memudahkan kegiatan mengajar sebagai dosen. Selain sibuk memenuhi segala prasyarat kenaikan jabatan fungsional dan mengejar impian melanjutkan studi S3. Juga sibuk menulis.
Kegiatan menulis diakuinya juga menjadi jembatan bagi dosen untuk bisa terus up to date. Sebab kegiatan menulis ini membutuhkan proses yang meliputi kegiatan membaca, mencari ide baru, dan kemudian menuangkannya dalam tulisan yang segar dan bebas plagiarisme.
Proses menulis buku kemudian menuntut dosen untuk belajar dari berbagai sumber, entah itu buku maupun literasi lain dan pengalaman yang didapatkan selama proses mencari ide dan bahan tulisan.
Baca Juga: Dekan FEB Universitas Pancasakti (UPS) Mencermati Pengaruh Fenomena Influencer Saham pada Investor Millenial
Meskipun dihadapkan dengan banyak tuntutan, namun Pak Amin berusaha untuk menikmati proses menjadi dosen. Bahkan saat ini beliau sudah berhasil menerbitkan 4 buku ajar dan 3 buku non fiksi jenis puisi dan novel. Buku yang ditulis pun nantinya akan membantu pencapaian angka kredit untuk memenuhi syarat mengajukan kenaikan jabatan fungsional.
Sehingga sebagai dosen memang perlu produktif menulis. Pak Amin kemudian berbagi tips agar terus produktif, yakni memperbanyak membaca agar tidak kehabisan ide untuk menentukan tema tulisan.