Pernahkah bertanya-tanya, mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis? Pertanyaan ini tentu lumrah dimiliki oleh calon dosen. Sebab secara sekilas, dosen terkesan hanya memiliki tugas untuk mengajar mahasiswa.
Namun, dibalik tugas mengajar tersebut. Seorang dosen juga memiliki kewajiban akademik lain. Dimana kewajiban-kewajiban akademik ini sangat dekat dengan kegiatan menulis. Jadi, seorang dosen juga butuh keterampilan menulis yang mumpuni. Berikut informasinya.
Apa Itu Pelatihan Menulis?
Dikutip melalui salah satu artikel ilmiah yang terbit di jurnal Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.
Melalui definisi tersebut, maka bisa dipahami bahwa materi di dalam kegiatan pelatihan bersifat praktis. Sehingga peserta pelatihan diharapkan menguasai suatu keterampilan. Kemudian mampu mempraktikkan keterampilan tersebut.
Jadi, pelatihan menulis adalah proses pendidikan jangka pendek yang sistematis dan terorganisir untuk mengembangkan keterampilan atau keahlian dalam menulis. Pelatihan menulis yang diikuti dosen tentunya pelatihan untuk menulis karya ilmiah.
Lalu, mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis tersebut? Sesuai penjelasan di awal, keterampilan ini penting untuk dikuasai oleh dosen. Sebab saat menjalankan tri dharma (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) sangat erat dengan kegiatan menulis. Jadi, dosen tentu perlu mengikuti pelatihan menulis.
Manfaat Mengikuti Pelatihan Menulis
Sebelum memahami mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis. Maka perlu memahami juga manfaat mengikuti kegiatan pelatihan menulis itu sendiri. Keterampilan menulis karya ilmiah pada dasarnya bisa dipelajari secara otodidak atau secara mandiri.
Namun, mengikuti pelatihan menulis bisa diutamakan bagi dosen dosen dan pemilik profesi lain yang wajib terampil menulis. Berikut beberapa manfaat dan keunggulan mengikuti pelatihan menulis dibanding belajar menulis secara otodidak:
1. Belajar Menulis dari Mentor Ahli
Menulis merupakan keterampilan penting dan berharga bagi dosen. Sebab menunjang profesi dosen yang ditekuni. Jika belajar mandiri, maka ada kemungkinan ilmu menulis lebih terbatas. Sekaligus tidak terjamin benar atau kredibel.
Namun, jika mengikuti pelatihan menulis resmi dan diselenggarakan pihak terpercaya. Maka dijamin akan diisi oleh mentor ahli dan berpengalaman dalam menulis. Sehingga terjadi transfer ilmu dan keterampilan menulis dari ahlinya.
Belajar keterampilan menulis dari ahlinya menjamin ilmu tersebut valid. Kemudian bisa diterapkan dengan mudah. Apalagi dalam pelatihan, biasanya ada sesi praktek menulis dengan dampingan dan bimbingan mentor secara langsung.
2. Belajar Menulis Secara Terstruktur dan Terorganisir
Belajar ilmu dan keterampilan apapun tidak bisa dilakukan serampangan. Sebab, memahami suatu ilmu pengetahuan dan menguasai keterampilan sifatnya bertahap. Tidak bisa satu kali belajar, maka langsung paham dan menjadi ahli.
Salah satu manfaat ikut pelatihan menulis adalah membantu belajar menulis secara terstruktur. Diawali dari belajar ilmu menulis paling dasar, kemudian masuk materi menengah, sampai ke materi lebih sulit dan kompleks.
Selain itu, pelatihan membuat proses belajar menulis lebih terorganisir. Sehingga jelas siapa mentornya, dimana lokasinya, jadwal pelatihannya, materinya apa saja, dan sebagainya. Sehingga dengan sistem seperti ini membuat pembelajaran lebih kondusif dan hasilnya optimal.
3. Spesifik dengan Kebutuhan Profesi Dosen
Manfaat berikutnya dari belajar menulis lewat pelatihan adalah spesifik. Yakni spesifik dari segi materi dan spesifik sesuai kebutuhan suatu profesi. Misalnya untuk dosen, pelatihan menulis akan spesifik pada karya ilmiah.
Kemudian, spesifik juga dengan kebutuhan publikasi ilmiah dosen. Sehingga dalam pelatihan tersebut disampaikan standar dan kriteria publikasi ilmiah yang diakui Ditjen Dikti. Harapannya, hasil tulisan yang dipublikasikan dosen diakui dan bisa masuk laporan BKD serta menunjang pegembangan karir akademik.
4. Mendapat Tips dan Trik Menulis Karya Ilmiah
Jika para dosen belajar menulis secara mandiri, maka akan terbatas pada apa yang dibagikan pemateri. Selain itu, sifat materi yang disampaikan dan dipelajari juga lebih umum.
Lain halnya jika mengikuti pelatihan. Bersama mentor ahli dan paham dunia publikasi ilmiah. Maka dalam pelatihan ini akan dibagikan tips dan trik khusus. Dimana tidak akan ditemukan ketika belajar menulis secara otodidak.
5. Sarana Memperluas Jaringan Akademik
Manfaat berikutnya dengan ikut pelatihan menulis adalah memperluas jaringan akademik. Lewat pelatihan resmi, para dosen akan bertemu dengan dosen lainnya. Kemudian membangun komunikasi dan hubungan baik.
Sehingga tidak hanya semakin terampil menulis karya ilmiah. Selama menjadi peserta juga berhasil memperluas jaringan. Bagi dosen, jaringan akademik yang luas sangat penting. Salah satunya menunjang kolaborasi akademik di masa mendatang.
Mengapa Dosen Perlu Mengikuti Pelatihan Menulis?
Manfaat yang beragam dari pelatihan menulis, tentu memotivasi dosen untuk ikut serta. Selain itu, masih banyak alasan lain mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis karya ilmiah. Berikut beberapa diantaranya:
1. Mengembangkan Keterampilan Menyusun Karya Ilmiah
Sesuai penjelasan sebelumnya, tugas akademik dosen berkaitan erat dengan kegiatan menulis. Khususnya tugas pokok yang termuat di dalam tri dharma perguruan tinggi. Yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam pendidikan, doen ada kewajibamengembangkan bahan ajar. Misalnya menyusun modul pembelajaran sampai menerbitkan buku ajar. Dalam penelitian dan pengabdian, erat kaitannya dengan publikasi ilmiah. Yakni menerbitkan karya ilmiah ke dalam prosiding, jurnal ilmiah, dan buku ilmiah.
Bayangkan jika seorang dosen tidak terampil menulis. Maka bagaimana menjalankan tri dharma? Oleh sebab itu, alasan utama ikut pelatihan menulis adalah agar terampil menulis karya ilmiah. Sehingga dosen bisa bertanggung jawab atas profesinya dengan menjalankan seluruh tugas akademik.
2. Meningkatkan Kinerja Akademik Dosen
Salah satu alasan mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis adalah meningkatkan kinerja akademik dosen. Pertama, sesuai penjelasan sebelumnya keterampilan menulis menjadi salah satu modal agar dosen bisa menjalankan tri dharma.
Jadi, dengan ikut pelatihan menulis maka dosen bisa lebih mudah menyusun karya ilmiah. Kemudian menjalankan tri dharma sebaik mungkin dan sesuai ketentuan. Yakni selain mengajar, meneliti, dan mengabdi juga menghasilkan luaran publikasi ilmiah.
Kedua, mengembangkan diri dan kompetensi sebagai pendidik di perguruan tinggi termasuk salah satu tugas akademik dosen. Hal ini sesuai dengan isi dari PO BKD 2021. Mengikuti pelatihan dengan durasi minimal 10-30 jam dan mendapat sertifikat bisa masuk ke dalam pelaporan BKD. Beban kerjanya 0,15 SKS.
Namun, jika durasi pelatihan bisa sampai lebih dari 960 jam, maka setara 12 SKS. Sehingga ikut pelatihan menulis dan mendapat sertifikat bisa dilaporkan ke BKD. Dosen pun terbantu untuk memenuhi BKD yang bebannya antara 12 SKS sampai maksimal 16 SKS per satu semester.
3. Membangun Riwayat Publikasi Ilmiah
Berikutnya yang menjadi alasan mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis adalah untuk membangun riwayat publikasi ilmiah. Selain menjadi bukti melaksanakan tugas akademik dan memenuhi BKD.
Memiliki publikasi ilmiah juga bentuk kontribusi dosen dalam mengembangkan iptek. Kemudian, menjadi bentuk dan bukti mencapai luaran penelitian sampai kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Publikasi-publikasi ilmiah ini sekaligus membuka akses bagi dosen ke berbagai program hibah, jaringan akademik seluas mungkin, dan kolaborasi tanpa batas. Publikasi ilmiah bisa dimiliki dosen jika terampil menulis dan paham mengurus publikasinya.
Jadi, mengikuti pelatihan menulis menjadi kebutuhan sekaligus kewajiban bagi seorang dosen. Sehingga lebih percaya diri menulis karya ilmiah dan mempublikasikannya. Riwayat publikasi ilmiah terbentuk dan membuka lebih banyak kesempatan akademik bagi dosen.
Baca juga artikel berikut yang berkaitan dengan penulisan:
- Mau Menulis Buku Monograf? Yuk Pahami Dulu Pengertiannya
- Alur Menulis Buku Ajar Hingga Siap Diterbitkan
- Dosen Wajib Tahu! Ini 6 Cara Meningkatkan Kemampuan Menulis Buku
- 3 Program Pelatihan Dosen dari Dunia Dosen untuk Peningkatan Karir
Ikuti juga Kelas Ekslusif: Roadmap Riset Efektif bersama profesor untuk permudah Anda di setiap pengajuan jabatan fungsional!
4. Meningkatkan Kualitas Publikasi Ilmiah
Mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis? Salah satu jawabannya adalah untuk meningkatkan publikasi ilmiah. Sebab, publikasi ilmiah sendiri memiliki tingkatan yang menunjukan kualitas dan kredibilitas.
Misalnya, publikasi di jurnal. Jika publikasi di jurnal nasional saja, tentu tidak cukup bagi dosen. Melainkan harus sampai publikasi di jurnal internasional bereputasi. Sehingga membuktikan penelitian dan karya ilmiah yang disusun punya mutu tinggi.
Supaya bisa menembus editorial jurnal internasional bereputasi. Maka tentu dimulai dengan menyusun artikel ilmiah berkualitas. Kualitas ini bisa diraih dengan keterampilan menulis karya ilmiah yang baik. Dimana salah satunya bisa diasah lewat pelatihan menulis.
Jadi, dosen yang awalnya hanya bisa memiliki publikasi di jurnal nasional. Secara perlahan bisa masuk ke jurnal-jurnal internasional kredibel yang terindeks di database bereputasi. Kemudian membantu memenuhi syarat khusus untuk kenaikan jenjang jabatan fungsional.
5. Membantu Mengembangkan Jaringan Akademik
Berikutnya yang menjadi alasan mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis adalah untuk mengembangkan jaringan. Pertama, pelatihan menulis membantu dosen terhubung dengan mentor dan peserta pelatihan. Sehingga menambah teman atau jaringan.
Selain itu, peserta di pelatihan menulis biasanya juga sesama dosen. Sehingga di masa mendatang bisa berkolaborasi. Baik kolaborasi dalam kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, maupun kolaborasi dalam publikasi ilmiah. Misalnya bersama-sama menulis dan menerbitkan buku referensi, artikel di jurnal, dll.
Kemudian, dengan ikut pelatihan menulis maka dosen termotivasi untuk percaya diri menulis. Sekaligus mempublikasikan tulisan tersebut. Semakin banyak karya ilmiah terpublikasi, maka semakin banyak yang membaca dan mengenal dosen. Maka lewat publikasi ilmiah ini, jaringan dosen juga berkembang.
6. Terampil dalam Mengatasi Hambatan Menulis
Terampil dalam menulis, ternyata tidak cukup untuk meningkatkan produktivitas dosen dalam menyusun karya ilmiah dan publikasi ilmiah. Pasalnya di dalam menulis tersebut, ada banyak hambatan dan perlu diatasi dengan baik dan benar.
Jika dosen hanya terampil menulis, kemudian berhadapan dengan hambatan menulis tersebut. Lalu kesulitan dan tidak paham mengatasinya bagaimana. Maka produktivitas menulis tetap rendah dan publikasi ilmiah tersendat.
Jadi, salah satu alasan ikut pelatihan menulis adalah untuk memahami hambatan menulis dan cara mengatasinya. Misalnya kesulitan memulai menulis dari mana, writer’s block, sulit mendapat ide tulisan, dan sebagainya. Sehingga semakin paham cara mengatasinya dan tetap produktif menulis.
7. Menunjang Pengembangan Karir Akademik
Poin selanjutnya yang membuat pelatihan menulis tepat untuk diikuti dosen adalah membantu pengembangan karir akademik. Hal ini sejalan dengan penjelasan sebelumnya. Dimana ikut pelatihan bisa masuk ke dalam pelaporan BKD.
Semua kegiatan akademik dosen yang bisa masuk pelaporan BKD dan diakui asesor. Maka otomatis bisa masuk dalam perhitungan angka kredit dosen atau KUM. Sehingga ikut pelatihan bisa membantu menambah angka kredit.
Poin angka kredit yang mencapai jumlah tertentu, membantu dosen memenuhi salah satu syarat mengajukan kenaikan jabatan fungsional.
Sesuai PO PAK 2025, ikut pelatihan pengembangan diri dengan durasi minimal 10 jam. Maka mendapat poin angka kredit sebesar 0,5 poin. Jika durasi pelatihan lebih dari 960 jam, maka memberi 15 poin angka kredit.
8. Menghindari Pelanggaran Etika Publikasi Ilmiah
Salah satu tantangan dalam menulis karya ilmiah dan mempublikasikannya adalah terjadi pelanggaran etika. Bentuk pelanggaran etika sangat beragam. Misalnya seperti tindakan plagiarisme, falsifikasi data, fabrikasi, dan lain sebagainya.
Pelanggaran etika dalam bentuk apapun bisa disengaja. Namun dalam beberapa kasus, hal ini terjadi karena ketidaksengajaan. Misalnya karena dosen tidak paham tindakannya termasuk plagiarisme atau pelanggaran etika lainnya.
Jadi, salah satu alasan mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis adalah memahami pelanggaran etika. Sebab biasanya menjadi materi atau salah satu materi yang dibahas di dalam pelatihan menulis karya ilmiah.
Semakin paham pelanggaran etika dan bentuk-bentuknya. Maka semakin mudah bagi dosen untuk menghindarinya. Hal ini penting, agar integritas dosen terjaga. Sebab jika terbukti melakukan pelanggaran etika maka karir akademik dosen bisa menjadi taruhannya.
Baca juga artikel berikut yang berkaitan dengan penulisan:
- Keuntungan Menulis Buku untuk Sertifikasi Dosen
- Tahapan Analisis Jurnal untuk Mendapatkan Ide Menulis Buku
- Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku
- Pelatihan Menulis Buku Bersama Penerbit Deepublish, Ini Keuntungannya
Dapatkan Ebook Panduan Cepat Menulis Buku dan juga Konsultasi Menulis Buku Gratis dari Deepublish!
9. Memudahkan Mencapai Luaran Penelitian
Keterampilan menulis yang semakin meningkat lewat pelatihan menulis. Serta memahami betul hambatan menulis dan cara mengatasinya. Kemudian, memahami pelanggaran etika dan bagaimana mengantisipasinya.
Maka akan membantu dosen menulis karya ilmiah dengan baik dan benar. Kualitasnya lebih baik dan berpeluang masuk ke editorial jurnal internasional bereputasi dan lembaga penerbitan ilmiah kredibel.
Jika hal ini terjadi, maka dosen bisa dengan mudah memenuhi atau mencapai target luaran penelitian. Sebab luaran penelitian dari penelitian dasar, terapan, sampai pengembangan tidak lepas dari publikasi ilmiah.
Dosen yang berhasil mencapai target luaran wajib dalam penelitian. Tentunya memiliki reputasi baik dan kemudian memudahkan meraih hibah penelitian, pengabdian, dan hibah publikasi ilmiah berikutnya.
10. Menunjang Kualitas Pembelajaran atau Perkuliahan
Berikutnya yang menjadi alasan mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis adalah untuk menunjang pelaksanaan tugas pendidikan. Sebab keterampilan menulis tidak bisa lepas dari kegiatan perkuliahan yang dijalankan oleh dosen.
Cek juga kelas online dari Duniadosen disini! Kumpulan E-Course.
Keterampilan menulis dalam tugas pendidikan bukan hanya untuk mengembangkan bahan ajar. Namun juga untuk tugas pendidikan lainnya. Misalnya menyusun RPS. Jika keterampilan menulis masih kurang optimal, penyusunan RPS bisa lama dan terasa sangat sulit.
Tak hanya itu, keterampilan dalam menulis membantu dosen menyusun latihan soal dan soal ujian dengan baik. Sehingga soal lebih jelas, terarah, dan mudah dipahami mahasiswa. Kemudian bisa memudahkan mereka memberi jawaban terbaik.
Jadi, keterampilan menulis menjadi sangat krusial bagi dosen. Sebab profesi dosen sendiri memang dekat dengan kegiatan menulis. Oleh sebab itu, mengikuti pelatihan menulis secara rutin sangat penting.
Namun, usahakan teliti dalam memilih pelatihan menulis. Tujuannya agar pelatihan yang diikuti bisa masuk BKD dan ikut mendukung pengembagan karir akademik. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pastikan kegiatan pelatihan diselenggarakan pihak terpercaya, sehingga pelatihan tersebut diakui Ditjen Dikti.
- Pastikan pelatihan menulis yang diikuti memberi sertifikat, sebab sertifikat inilah yang menjadi bukti melakukan kegiatan pengembangan diri dalam laporan BKD.
- Pastikan pelatihan memenuhi ketentuan durasi, jangan hanya ikut. Sebab untuk masuk laporan BKD ada ketentuan durasi minimal.
Beberapa jawaban dari pertanyaan mengapa dosen perlu mengikuti pelatihan menulis tersebut. Tentu menjadi hal penting untuk diketahui oleh para dosen. Sehingga memberi motivasi untuk aktif mengikuti pelatihan menulis. Sekaligus pelatihan lain yang mengasah keterampilan dan kompetensi dosen sebagai pendidik di perguruan tinggi.
- Mardiah, A., Dewi, R., & Emti, D. (2021). Pelatihan Pembuatan Sabun Cair Sebagai Peluang Wirausaha Rumah Tangga di Kota Pekanbaru. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(5), 1211-1218. [BUKA]
- Ruang Akademisi. (n.d). 9 Manfaat Mengikuti Workshop dan Pelatihan Menulis untuk Dosen. [BUKA]
- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Operasional Beban Kerja Dosen. [BUKA]
- Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. (2025). Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Nomor 63/M/KEP/2025 Tentang Petunjuk Teknis Layanan Pembinaan dan Pengembangan Profesi dan Karir Dosen. [BUKA]



