Dosen tentu wajib mengenal akun-akun yang mendukung informasi riset dari Kemdikbudristek. Kenapa? Sebab dengan akun-akun inilah para dosen bisa update informasi maupun portofolio riset yang dimiliki demi pengembangan karir akademiknya.
Sekaligus untuk tujuan lain, mulai dari sekedar membangun portofolio dosen yang sifatnya daring sampai meraih berbagai kesempatan akademik. Sebut saja seperti program hibah penelitian dari pemerintah maupun program lain yang khusus ditujukan bagi dosen.
Menelisik lebih dalam, jumlah akun untuk informasi riset dari Kemdikbudristek ternyata cukup banyak. Bukan hanya SINTA saja melainkan ada setidaknya 6 (enam) jenis akun yang wajib dikenal dosen. Apa saja? Berikut informasinya.
Daftar Isi
Toggle6 Akun untuk Informasi Riset dari Kemdikbudristek
Dosen di Indonesia diwajibkan untuk melaksanakan Tri Dharma yang berisi 3 tugas pokok. Mencakup pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Terkait penelitian, muncul kewajiban baru bagi seluruh dosen di Indonesia.
Yakni kewajiban untuk mengenal akun-akun yang mendukung informasi riset dari Kemendikbud Ristek. Jadi, dosen yang mengabdi di PT yang dinaungi oleh Kemdikbudristek wajib mengenal sejumlah akun yang dirilis oleh Dikti.
Akun-akun ini lebih tepatnya disebut sebagai aplikasi, baik yang berbentuk website maupun aplikasi mobile. Aplikasi-aplikasi ini dirilis oleh Kemendikbud untuk memaksimalkan layanan dari pihak Dikti kepada seluruh dosen di bawah naungannya.
Sehingga dosen bisa lebih mudah untuk mengikuti program terbaru dari Kemdikbudristek termasuk kebijakan baru dan progres dari keikutsertaan dosen dalam program-program tersebut.
Secara garis besar, ada 6 (enam) aplikasi yang dosen wajib memiliki akun di dalamnya sekaligus rajin mengecek informasi di dalamnya. Sehingga bisa update mengenai program riset dari Kemdikbudristek. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Anjani
Aplikasi pertama adalah Anjani yang memiliki kepanjangan Anjungan Integritas Akademik Indonesia. Integritas akademik sendiri adalah prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam lingkungan akademik, terutama yang terkait dengan kebenaran, keadilan, kejujuran.
Jadi, secara sederhana aplikasi Anjani ini memiliki peran dalam menjaga integritas akademik. Melalui fitur atau layanan di dalamnya, setiap kalangan akademisi baik dosen, mahasiswa, sampai tenaga kependidikan berhak mengirimkan laporan (aduan). Maupun mengecek pelanggaran integritas akademik, misalnya cek plagiarisme.
Aduan ini kebanyakan dari tindakan plagiarisme terhadap karya ilmiah yang disusun dan dipublikasikan oleh dosen maupun mahasiswa. Namun, dengan definisi lengkap dari Anjani maka aplikasi ini juga ditujukan untuk melaporkan tindakan keliru dari tenaga kependidikan.
Kalangan akademik, termasuk dosen bisa melakukan registrasi di Anjani untuk mendapatkan kemudahan dalam melakukan pelaporan. Melalui websitenya juga dijelaskan mengenai semua jenis layanan yang disediakan.
Para akademisi bahkan bisa mengetahui apa saja yang dianggap melanggar integritas akademik, kemudian proses pelaporan, sampai sanksi yang diterima oleh pelaku sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
Baca Juga:
Pentingnya Dosen Mempublikasikan Jurnal SINTA
Pentingnya Membangun Academic Brending Melalui SINTA
Pengalihan Simlitabmas ke BIMA
2. Arjuna
Jika membahas mengenai proses mengenal akun-akun yang mendukung informasi riset dari Kemendikbud. Maka selain Anjani, juga ada Arjuna yang memiliki kepanjangan Akreditasi Jurnal Nasional.
Sesuai dengan namanya, Arjuna adalah aplikasi yang berisi tim khusus bentukan Kemdikbudristek untuk melakukan penilaian mutu terhadap penerbit artikel ilmiah. Dalam hal ini adalah pengelola jurnal yang melakukan publikasi berkala.
Jurnal yang sudah terakreditasi akan menjadi tujuan para dosen dalam menerbitkan artikel ilmiah mereka. Adapun jurnal-jurnal yang diakreditasi oleh Arjuna sendiri adalah jurnal nasional. Sehingga ada istilah jurnal nasional terakreditasi.
3. Bima
Akun penting yang wajib dikenal dosen berikutnya adalah aplikasi BIMA yang kepanjangannya adalah Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Aplikasi ini masih terbilang baru, sebab diluncurkan di Juni 2022 lalu.
Aplikasi ini menjadi pengganti dari aplikasi Simlitabmas, sebuah aplikasi yang membantu dosen mengajukan proposal kegiatan penelitian dan progres maupun pelaporan luaran yang didanai oleh pemerintah melalui Kemendikbud Ristek.
Jadi, melalui BIMA para dosen bisa mengikuti program dana hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sebab rata-rata pengajuan proposal kegiatan dilakukan daring dan bermuara di BIMA.
4. Garuda
Jika ingin mengenal akun-akun yang mendukung informasi riset dari Kemdikbudristek maka selanjutnya adalah aplikasi Garuda. Aplikasi Garuda memiliki kepanjangan Garba Rujukan Digital.
Sesuai dengan namanya, aplikasi Garuda berperan sebagai database untuk artikel ilmiah yang dipublikasikan ke jurnal nasional terakreditasi. Sehingga jurnal yang sudah diakreditasi oleh Arjuna kemudian bisa terindeks ke Garuda.
Aplikasi Garuda bisa digunakan oleh dosen maupun mahasiswa untuk menemukan referensi ilmiah kredibel. Sehingga bisa dijadikan referensi dalam menyusun proposal penelitian, mengerjakan tugas kuliah, dan lain sebagainya.
Melalui halaman utama websitenya, disebutkan sudah lebih dari 2 juta judul artikel terindeks di dalam portal Garuda. Semua sifatnya open acces, sehingga dosen yang sudah berkunjung bisa mendapatkan referensi ilmiah berkualitas selain dalam bentuk buku.
5. Rama
Aplikasi selanjutnya yang perlu dikenal oleh para dosen dan bahkan juga mahasiswa adalah RAMA Repository. Rama Repository sendiri merupakan repositori nasional laporan hasil penelitian di sebuah perguruan tinggi.
Repositori yang masuk ke RAMA bisa dalam bentuk skripsi, tesis, maupun disertasi. Aplikasi ini sendiri baru dirilis oleh Kemendikbud Ristek di tahun 2019 dan masih aktif digunakan sampai sekarang.
Dosen dan mahasiswa yang mendaftar akun di RAMA Repository kemudian bisa mempublikasikan karya tulis ilmiahnya untuk tugas akhir. Semua repositori yang masuk adalah tugas akhir yang tidak dipublikasikan dalam bentuk jurnal, buku, atau yang lainnya.
Repositori yang dikelola secara nasional oleh Kemendikbud Ristek ini bertujuan untuk mencegah tindakan plagiarisme. Sebab seluruh karya yang terdaftar nantinya bisa diakses oleh masyarakat umum dan bisa dicek plagiarismenya.
Meskipun setelah masuk ke RAMA Repository karya tulis para dosen dan mahasiswa bisa diakses umum. Namun semua dilindungi oleh hak akses author atau penulisnya. Sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan copy paste.
6. Sinta
Terakhir adalah aplikasi SINTA yang juga perlu masuk ke dalam pembahasan mengenai akun-akun yang mendukung informasi riset dari Kemendikbud Ristek. SINTA sangat populer, dan memiliki kepanjangan Science and Technology Index.
Sesuai dengan namanya, SINTA merupakan database untuk publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal nasional terakreditasi. Bedanya dengan Garuda adalah pada fitur lebih mendalam mengenai informasi publikasi tersebut.
SINTA juga menampilkan peringkat publikasi mulai dari SINTA 6 sampai SINTA 1 untuk kualitas tertinggi. Melalui SINTA juga diinformasikan mengenai kinerja peneliti, penulis, author, kinerja jurnal, dan kinerja institusi Iptek.
Sehingga tidak hanya mengindeks publikasi melainkan juga menampilkan seluruh informasi prestasi dosen selaku penulis jurnal nasional. Data di dalamnya lebih kompleks dan membantu dosen maupun PT untuk mengecek kinerja dosen dalam melakukan publikasi ilmiah.
Dari seluruh aplikasi yang dijelaskan dalam pembahasan mengenal akun-akun yang mendukung informasi riset dari Kemendikbud di atas, adakah yang masih asing di telinga?
Jika iya, silahkan kunjungi websitenya untuk mengenal dan memanfaatkan fitur di dalamnya. Sebab semua aplikasi rilisan Kemdikbudristek ini memiliki fungsi masing-masing dan penting bagi para dosen di Indonesia.
Artikel Terkait:
Pengalihan Simlitabmas ke BIMA
Mengenal Daftar Fitur SINTA Versi 3.0 yang Baru Saja Dirilis Kemendikbud
Pentingnya Pemutakhiran Data SINTA oleh Perguruan Tinggi dan Dosen Secara Mandiri
Panduan Update atau Pemutakhiran Data Profil SINTA Tahun 2022