Inspirasi

Akhmad Syaekhu Rakhman, Dari Guru SMA Kini Menjadi Dosen Sejarah di Usia Muda


“Terus Belajar, Konsisten, Komitmen dan Libatkan Allah SWT Dalam Setiap Perjalanan Hidup”

(Akhmad Syaekhu Rakhman, M.Pd. – Dosen Pendidikan Sejarah Unindra PGRI Jakarta)

Akhmad Syaekhu Rakhman, M.Pd., berbagi kisahnya menjadi dosen sejarah di usia muda. Tak terpikir akan menjadi dosen, sebab cita-citanya adalah menjadi guru seperti ayahnya. Besar di lingkungan pendidikan, membuat Syaekhu juga tergerak menjadi tenaga pendidik. Namun, justru ia mendapatkan yang lebih, yaitu berhasil menjadi dosen di usia muda.

Perjalanan Karir

Pria kelahiran Jakarta, 5 Desember 1992 ini sudah giat bekerja ketika masih duduk di bangku kuliah semester 7 dengan menjadi pekerja freelance di sebuah perusahaan aksesoris.

Syaekhu menjajaki perjalanan karirnya sejak masih duduk di bangku kuliah semester 7 dengan menjadi pekerja freelance di sebuah perusahaan perhiasaan. Hanya 3 bulan Syaekhu melakoni pekerjaan tersebut dan memutuskan kembali fokus kuliah di semester 8.

Ia pun lulus S1 Pendidikan Sejarah Indraprasta PGRI, dan untuk mewujudkan cita-citanya sebagai guru ia langsung melamar SMK Muhammadiyah 1 Cileungsi. Selama dua bulan ia mengajar sebagai guru sejarah.

Menjadi guru, ia pun merasakan haus ilmu dan ingin terus mengembangkan keilmuannya. Ia kemudian memutuskan untuk melanjutkan studi S2 Magister Pendidikan IPS di Universitas yang sama. Bekerja di Cileungsi dan masih kuliah, membuatnya kehabisan waktu untuk perjalanan. Ia berpikir untuk pindah tempat mengajar.

Beruntung, tak lama Syaekhu mendapat tawaran dari seorang teman untuk mengajar di SMA Budhi Warman 1, Jakarta. Lantas Syaekhu pindah mengajar ke sekolah tersebut. Selama 2 tahun ia menjadi guru di sana hingga berhasil meraih gelar M.Pd.


Akhmad Syaekhu Rakhman ketika masih mengajar di SMA Budhi Warman 1. (Sumber Foto: dok. Syaekhu)

Lulus S2 Langsung Melamar Menjadi Dosen

Berpengalaman menjadi tenaga pengajar, sekaligus berhasil mengantongi ijazah S2 Pendidikan IPS membuat Syaekhu semakin percaya diri untuk naik karir. Ia pun melamar sebagai dosen di almamaternya. Tidak perlu waktu lama, setelah menaruh lamaran dalam waktu singkat Syaekhu mendapat panggilan dari pihak universitas untuk interview dengan kaprodi.

“Prosesnya saya pertama di interview oleh kaprodi Pendidikan sejarah pak Arief Hidayat M.Pd, setelah itu di interview kembali oleh Dekan FIPPS, Dr. Heru Sriyono M.M, M.Pd., dan menunggu sekitar sampai 1 pekan. Kembali dapat panggilan kampus diinterview oleh Bapak Rektor Universitas Indraprasta PGRI Prof. Dr. Sumaryoto.,” ungkapnya.

Setelah melewati beberapa tahapan interview, akhirnya Syaekhu dinyatakan lolos dan resmi menjadi dosen tetap di Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI mulai tahun ajaran baru 2019/2020.

“Sejujurnya ini bukan profesi yang saya cita-citakan tapi kemudian berkat usaha kerja keras saya dan keinginan saya untuk terus belajar dan mau mengembangkan diri Allah memberikan saya jalan menjadi dosen di usia saat ini,” ungkapnya.

“Alasan saya menjadi dosen karena saya ingin terus belajar dan mengembangkan keilmuan saya khususnya di bidang Pendidikan sejarah dan ilmu sejarah serta ingin berkontribusi untuk orang-orang di sekitar saya,” tuturnya.

Kesan Menjadi Dosen Muda

Baginya profesi yang ia geluti saat ini adalah profesi yang menarik. Karena di usia yang tidak terlalu jauh dengan mahasiswanya. Syaekhu pun menganggap mahasiswanya seperti adik tingkat, dan sebagai dosen Syaekhu menyadari memiliki tanggung jawab moral untuk mereka.

Menurutnya, menjadi dosen di usia muda harus banyak belajar cepat beradaptasi agar menjadi dosen yang professional. Selain itu dosen muda juga harus menghormari dosen senior, dan jangan segan menggali informasi dari mereka.

Tantangan Dosen

Tantangan menjadi dosen di usia muda bagi Syaekhu adalah terkadang masih saja dianggap remeh dengan mahasiswa karena usianya tidak terlalu jauh. Sehingga menuntut dosen itu sendiri untuk bisa memposisikan diri sebagai dosen yang memiliki pemikiran matang.

Syaekhu mengaku tidak ada duka selama menjadi dosen. Ia sangat menyukai profesinya tersebut karena bisa mentransfer keilmuan yang ia miliki, bermanfaat untuk mahasiswa dan khususnya dalam bidang kesejarahan dan permuseuman.

Konsern Bidang Pendidikan IPS

Syaekhu mengungkap alasannya mengapa menekuni bidang IPS, sejak masih duduk di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) atau setingkat SMA, ia sudah sangat menyukai mata pelajaran Sejarah. Ia kemudian terinspirasi dari guru sejarahnya karena metode mengajarnya mudah dipahami dan sering memberikan hal positif selama proses belajar mengajar.

Ia melanjutkan, gurunya tersebut menyampaikan sejarah itu bukan hanya tokoh di dalamnya akan tetapi adanya perubahan sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Itulah awal Syaekhu menyukai bidang Sejarah dan sampai saat ini menekuninya dengan menjadi pengajar/ dosen Pendidikan Sejarah.

Penelitian yang Dilakukan

Penelitian yang paling berkesan bagi Syaekhu adalah melakukan penelitian tugas akhir atau thesis di S2 disitu saya memilih judul “Dinamika Perkembangan Politik Nahdatul Ulama (NU) Pasca Khittah 1984-1999”.

Adapun hasil luaran penelitian tersebut, Syaekhu mempersentasikan hasil penelitiannya pada Seminar dosen prodi Pendidikan sejarah dibawah naungan LPPM UNINDRA dan artikelnya di muat dalam jurnal LPPM Unindra.

“Buat saya pribadi penghargaan yang terkesan yaitu diberikan kesempatan oleh prodi Pendidikan sejarah untuk melakukan berbagai kegitan baik bersifat akademik dan non akademik serta dapat kesempatan untuk menjadi editor di jurnal Pendidikan Sejarah,” jelasnya.


Akhmad Syaekhu Rakhman (paling kiri) melakukan penelitian bersama tim di Museum Kehutanan Nasional. (Sumber Foto: dok. Syaekhu)

Target Kedepan

Target kedepannya, selain menjalankan Tridarma Pendidikan Tinggi baik mengajar, meneliti dan pengabdian masyarakat, ia ingin dalam waktu dekat diberikan kesempatan untuk membimbing mahasiswa dan membuat karya buku ajar.

Sebagai seorang dosen visi misi yang ingin ia sampaikan yaitu ingin meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia serta melahirkan hal-hal yang baru, berpikir kreatif dan inovatif dalam bidang Pendidikan.

“Tentunya ada ya keinginan untuk melanjutkan study lanjut tapi untuk waktunya kapan belum tahu. Nantinya ada kepikiran saya ingin melanjutkan study di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan mengambil jurusan Pendidikan Sejarah. Sampai saat ini saya terus mematangkan diri saya sekalian melihat beberapa peluang program beasiswa,” imbuhnya. (duniadosen.com/titis ayu winarni)

Redaksi

Recent Posts

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

Dalam Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 dijelaskan mengenai karakter dosen untuk pengembangan indikator kinerja dosen.…

23 hours ago

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

Bagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut pascasarjana gratis di Qatar, Anda…

24 hours ago

Royal Thai Government Scholarship 2025 untuk Jenjang S2 dan S3

Bagi siapa saja yang ingin studi S2 maupun S3 di luar negeri, silakan mempertimbangkan program…

1 day ago

Program IASP 2025 untuk Dosen Kuliah S3 Gratis di Austria Resmi Dibuka!

Kabar gembira bagi para dosen di Indonesia yang ingin studi lanjut jenjang S3 di luar…

6 days ago

Indikator Kinerja Dosen Sesuai Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 Tentang Standar Minimum Indikator Kinerja Dosen dan Kriteria Publikasi Ilmiah…

6 days ago

Standar Minimum Pelaksanaan Hibah Penelitian dalam Indikator Kinerja Dosen

Kepmendikbudristek Nomor 500 Tahun 2024 menjelaskan dan mengatur perihal standar minimum pelaksanaan hibah penelitian dalam…

6 days ago