Penggunaan teknologi seperti teknologi AI untuk dosen mulai jamak dilakukan. Sebab penggunaannya bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi pada tugas-tugas akademik. Dosen yang melek pada teknologi dijamin melakukan hal yang sama.
Namun, penggunaan teknologi AI oleh para dosen tentu berhadapan dengan sejumlah tantangan. Salah satunya adalah etika, karena memang teknologi AI yang digunakan berlebihan dan tanpa kontrol. Maka akan memicu pelanggaran etika.
Maka, PR besar bagi para dosen di Indonesia dan dunia adalah memaksimalkan manfaat AI. Sekaligus meminimalkan atau menekan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Berikut penjelasan detailnya.
Teknologi AI diketahui tak hanya bisa dimanfaatkan oleh para mahasiswa. Akan tetapi juga dimanfaatkan oleh para dosen. Teknologi AI untuk dosen bisa digunakan dalam penyusunan slide presentasi, penyusunan bahan ajar, sampai melakukan koreksi pada tugas mahasiswa.
Teknologi AI juga bisa digunakan para dosen untuk meningkatkan efisiensi maupun efektivitas dalam menyusun karya tulis ilmiah. Supaya tidak bingung dan tidak ragu kapan harus menggunakan teknologi AI. Berikut adalah beberapa contoh bentuk pemanfaatannya oleh dosen:
Teknologi Ai bisa digunakan para dosen untuk menyusun slide presentasi. Sampai saat ini, masih banyak dosen yang mengajar dengan menyajikan data melalui slide presentasi.
Slide presentasi bisa dibuat lebih menarik dan meningkatkan pemahaman mahasiswa dengan bantuan AI. Ada banyak platform berbasis AI yang bisa dimanfaatkan para dosen untuk menyusun slide presentasi.
Beberapa sifatnya gratis, beberapa platform lainnya harus berbayar. Masing-masing juga memiliki pilihan template sampai fitur editing desain dan elemen slide presentasi yang berbeda-beda. Jadi, dosen bisa memilih salah satu yang dirasa paling sesuai kebutuhan dan mudah untuk digunakan.
Teknologi AI untuk dosen juga bisa digunakan untuk menyusun bahan ajar. Bahan ajar disini bisa dalam bentuk flipbook maupun buku elektronik model lainnya. Kemudian bisa juga dalam bentuk video animasi, editing potongan film, dan sebagainya.
Teknologi Ai membantu dosen mengembangkan lebih banyak bahan ajar yang sudah kekinian. Sehingga lebih mudah menarik perhatian dan konsentrasi mahasiswa ketika perkuliahan dimulai.
Bahan ajar yang beragam dan sesuai dengan karakter materi maupun mahasiswa. Sudah tentu akan memaksimalkan kualitas mutu proses pembelajaran. Kemudian ikut meningkatkan kualitas hasil pembelajaran tersebut.
Bentuk pemanfaatan teknologi AI berikutnya oleh para dosen adalah untuk membuat soal ujian. Baik ujian tengah semester maupun ujian di akhir semester. Bisa juga untuk tugas kuliah sampai kuis daring untuk refreshing sambil tetap belajar.
Dulunya, membuat soal ujian butuh waktu. Sebab selain perlu menyusun pertanyaan atau soal, juga harus dibuat lembar jawaban. Namun, dengan teknologi AI semua hal tersebut bisa dilakukan dengan bermain kursor di perangkat elektronik.
Teknologi Ai di sebuah platform bisa membantu dosen menyusun soal ujian dalam berbagai bentuk. Mulai dari pilihan ganda, true or false, soal uraian, dan sebagainya dalam hitungan detik. Proses membagikan soal juga bisa lebih cepat dengan email, share di WhatsApp, dan sebagainya.
Bentuk penggunaan teknologi AI untuk dosen berikutnya adalah membantu mengoreksi tugas. Dulunya, dosen perlu mengoreksi tugas yang dikerjakan mahasiswa secara manual. Hal ini tentu membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Apalagi jika dosen mengampu puluhan sampai ratusan mahasiswa.
Meringankan beban tersebut, dosen bisa menggunakan platform berbasis AI untuk melakukan koreksi secara otomatis. Bahkan beberapa platform membantu dosen menyusun sara, kritikan, dan penjelasan lain sebagai feedback yang perlu dibaca mahasiswa.
Teknologi AI juga bisa digunakan dosen untuk membantu proses penetapan nilai. Hal ini sejalan dengan penjelasan di poin sebelumnya. Dimana platform berbasis AI tertentu membantu dosen mengoreksi tugas sampai soal ujian.
Beberapa platform sekaligus memberi bantuan untuk menyusun kalimat feedback, beberapa lagi membantu mendapatkan nilai akhir secara otomatis. Sehingga tugas dan soal ujian yang sudah dikerjakan mahasiswa bisa dengan mudah dinilai.
Hal ini membantu dosen bisa menginput data nilai secepatnya. Sehingga bisa segera diproses untuk menentukan IPK akhir dari masing-masing mahasiswa. Selain itu,mahasiswa pun bisa segera mengetahui berapa nilai yang didapatkan di masing-masing mata kuliah sampai nilai IPK akhir.
Teknologi AI juga bisa diandalkan para dosen ketika harus menggelar kelas daring atau online. Adanya teknologi Ai di sejumlah platform bisa membantu dosen membuka kelas daring.
Beberapa platform juga menyediakan fasilitas untuk memberikan tugas secara real time atau saat kelas berlangsung. Kemudian juga ada fasilitas untuk berkomunikasi dengan mahasiswa secara jarak jauh. Baik komunikasi dengan lisan, video, maupun lewat fitur teks (pesan).
Contohnya adalah platform Google Classroom. Dimana menyediakan fasilitas untuk membantu dosen membuka kelas daring, membagikan tugas, dan lain sebagainya. Sehingga kelas daring bisa berjalan dengan baik tanpa ada kendala tersendat. Kecuali ada masalah pada perangkat dan jaringan yang digunakan.
Teknologi AI untuk dosen juga bisa digunakan untuk membantu kegiatan penelitian. Sehingga tidak sebatas pada pemanfaatan untuk kegiatan pendidikan dan pengajaran.
Dosen di Indonesia diketahui wajib melaksanakan tugas pokok sesuai isi dari tri dharma. Dalam tugas pokok tersebut, salah satunya adalah penelitian. Kegiatan penelitian perlu dimulai dengan menentukan topik.
Penentuan topik ini bisa dilakukan dosen dengan menggunakan platform berbasis AI. Misalnya di website Elicit atau mungkin Research Rabbit. Melalui website berbasis AI ini, para dosen bisa mencari ide-ide penelitian yang menarik, urgensi tinggi, dan dampaknya besar.
Penggunaan teknologi AI lainnya oleh para dosen adalah membantu menyusun karya ilmiah. Seperti yang diketahui, dalam tri dharma semua tugas pokok berkaitan erat dengan publikasi ilmiah.
Misalnya dalam tugas pendidikan dan pengajaran, dosen wajib mengembangkan bahan ajar. Salah satunya menyusun dan menerbitkan buku ajar. Contoh lainnya, dalam tugas penelitian, dosen wajib mempublikasikan hasilnya dalam karya tulis ilmiah. Baik artikel di jurnal maupun menerbitkannya dalam bentuk buku.
Penyusunan karya tulis ilmiah identik dengan kutipan. Penyusunan kutipan dan mencantumkan sumber bisa menggunakan platform berbasis AI. Contoh lainnya, adalah ketika menyusun daftar pustaka. Para dosen juga bisa mengandalkan teknologi AI. Selama tidak berlebihan, langkah ini bisa dilakukan.
Setelah mengenal apa saja bentuk pemanfaatan teknologi AI untuk dosen atau aktivitas akademik dosen. Maka akan muncul pertanyaan mengenai, apa saja platform yang sebaiknya digunakan oleh para dosen? Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa diantaranya:
Dikutip melalui portal online Pikiran Rakyat, dijelaskan bahwa salah satu aplikasi berbasis AI yang bisa dimanfaatkan dosen adalah Canva. Secara umum, Canva adalah aplikasi desain yang fitur di dalamnya terus berkembang.
Salah satu fitur tersebut adalah membantu menyusun slide presentasi yang menarik dan atraktif. Tidak hanya bisa menampilkan slide presentasi dengan template menarik dan tidak pasaran. Bahkan bisa didesain sendiri dari nol.
Namun, dosen yang menggunakannya juga bisa menambahkan sejumlah elemen. Sehingga slide presentasi lebih menarik dan mendorong interaksi aktif dari mahasiswa. Canva bisa digunakan dosen untuk membuat slide presentasi dengan cepat dan hasilnya memuaskan.
Bagi para dosen yang membutuhkan platform berbasis AI yang membantu mengecek dan menilai tugas mahasiswa. Maka bisa menggunakan aplikasi atau platform bertajuk Gradescope.
Gradescope membantu para pendidik, baik guru maupun dosen melakukan koreksi tugas. Sekaligus mendapatkan nilai yang sesuai dalam tempo lebih cepat. Prinsip kerjanya, lembar tugas diunggah ke website Gradescope.
Kemudian sistem atau teknologi AI di dalamnya akan melakukan pemeriksaan. Sehingga diketahui soal mana saja yang jawabannya salah dan benar. Kemudian berapa nilai akhir yang didapatkan mahasiswa.
Platform berbasis AI untuk dosen berikutnya adalah Conker. Conker merupakan website dengan teknologi AI yang membantu pengguna menyusun soal lengkap dengan jawaban. Soal disini bisa dalam bentuk pilihan ganda maupun uraian.
Conker juga diketahui menyediakan fitur untuk membantu dosen membuat soal dalam bentuk esai. Sehingga ada lebih banyak jenis soal bisa dibuat di platform ini. Proses pembuatannya pun lebih cepat dibanding saat dikerjakan secara konvensional.
Umumnya Chat GPT digunakan oleh mahasiswa untuk membantu proses belajar maupun untuk tujuan lain. Namun, platform berbasis AI ini juga bisa dimanfaatkan atau digunakan oleh kalangan dosen.
Chat GPT bisa membantu dosen mencari topik pembelajaran dan turunannya. Sehingga bisa membantu menyusun rencana pembelajaran. Sekaligus bisa digunakan dosen untuk belajar sebelum mengajar suatu materi. Sehingga bisa memberi penjelasan lebih mendalam.
Pilihan platform dengan teknologi AI berikutnya adalah Dall-E 2. Platform ini bisa digunakan oleh dosen untuk membuat gambar ilustrasi. Ilustrasi ini kemudian bisa digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
Sehingga bisa memberi gambaran lebih jelas kepada mahasiswa, memberikan contoh konkrit berbasis foto atau gambar ilustrasi, dan sebagainya. Hal ini akan meningkatkan mutu proses dan mutu hasil pembelajaran.
Berikutnya adalah Turnitin. Bagi dosen, platform Turnitin tentu tidak asing. Sebab sudah mulai digunakan sejak menjadi mahasiswa dan berlanjut hingga menjadi dosen. Turnitin biasanya digunakan untuk mengecek skor similarity indeks.
Namun, dengan adanya kemungkinan mahasiswa menyusun karya tulis dengan bantuan AI. Dimana memicu pelanggaran etika, karena isi naskah murni bukan buah pikiran sendiri melainkan teknologi AI tersebut. Maka Turnitin menyediakan fasilitas pengecekan penggunaan AI pada naskah.
Lewat fasilitas ini, para dosen bisa terbantu untuk memastikan naskah ilmiah karya para mahasiswa tidak melanggar etika. Sebab jika murni dibuat dengan AI (sampai 100%). Maka ada resiko mahasiswa tidak paham isi naskah buatannya sendiri.
Hal ini tentu menjadi beban moral bagi dosen, karena perlu memastikan hasil pembelajaran yang diberikan memang meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa. Jika ada penggunaan AI berlebihan, maka pengetahuan dan keterampilan mahasiswa tidak akan berkembang.
Teknologi AI untuk dosen berikutnya adalah GotFeedback, yang merupakan salah satu fitur dari platform GotLearning. Melalui GotFeedback, para dosen bisa memanfaatkan teknologi AI untuk memberikan feedback kepada mahasiswa.
Misalnya, saat ada tugas pembuatan esai atau tugas jenis lainnya. Maka ada kalanya dosen memberikan saran maupun kritikan. Sekaligus catatan revisi jika memang diperlukan. Maka membantu menemukan kesalahan, menyusun saran maupun kritikan tersebut. Fitur GotFeedback bisa dimanfaatkan.
Seperti penjelasan di awal, penggunaan teknologi AI untuk dosen bisa untuk mendukung penyelenggaraan kelas daring atau online. Meskipun pandemi sudah berlalu, dan kebanyakan kampus sudah menerapkan pembelajaran tatap muka.
Namun, ada beberapa kampus yang masih membutuhkan proses pembelajaran daring. Bahkan beberapa PT di Indonesia juga masih menerapkan blended learning. Jadi, Google Classroom bisa dimanfaatkan.
Teknologi AI di dalamnya membantu dosen membuka kelas daring. Kemudian ada kegiatan membagikan tugas, berkomunikasi jarak jauh dengan mahasiswa, dan juga mengelola materi pembelajaran.
Dikutip melalui tulisan Randy Saluman yang dimuat di kompasiana.com, dijelaskan bahwa Duolingo juga termasuk platform AI yang bisa digunakan dosen. Platform ini bisa digunakan untuk analisis kemampuan bahasa asing (misalnya bahasa Inggris) para mahasiswa.
Analisis dengan teknologi Ai di Duolingo membantu dosen mengetahui kemampuan mahasiswa. Sekaligus mengetahui materi bahasa asing seperti apa yang masih dianggap sukar. Sehingga bisa menyusun rencana pembelajaran yang membantu mengatasi kesulitan mahasiswa tersebut.
Selain beberapa platform yang membantu penerapan teknologi AI untuk dosen tersebut. Tentunya masih banyak platform lainnya. Sebab ada beberapa platform yang memiliki fungsi nyaris sama.
Misalnya untuk aplikasi pembuat soal atau kuis. Selain menggunakan Quizizz, dosen juga bisa memakai aplikasi dengan fungsi sama. Contohnya seperti Kahoot, Quizlet, Google Form, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Berhubung teknologi AI diterapkan di berbagai bidang. Maka di masa mendatang akan ada lebih banyak platform AI bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran. Sehingga, para dosen bisa terus mengeksplorasi pilihan platform AI tersebut.
Teknologi AI untuk dosen memang memberi efisiensi baik dari sisi waktu, tenaga, maupun aspek lainnya. Sehingga para dosen bisa menyelesaikan lebih banyak kewajiban akademik dalam tempo lebih singkat dari sebelumnya.
Namun, penggunaan teknologi Ai untuk para dosen memang masih menjadi kontroversi. Beberapa dosen cenderung pro dengan kegiatan ini, sementara yang lainnya cenderung kontra. Hal ini terjadi, karena teknologi AI membuat dosen rentan ketergantungan.
Jika sudah sangat tergantung, maka akan gagap saat menjalankan tugas biasanya. Sebab selama ini sudah dibuat nyaman dengan kepraktisan dan kecepatan serta keakuratan dari kinerja teknologi AI.
Misalnya, pada saat terbiasa mengoreksi tugas mahasiswa dengan AI. Kemudian menjadi ketergantungan. Maka pada saat koreksi dilakukan manual, dosen kehilangan kemampuan tersebut. Hasil koreksi menjadi tidak maksimal dan tidak mampu memberi nilai yang benar.
Oleh sebab itu, penggunaan teknologi AI untuk dosen harus seimbang. Dalam artian, ada kontrol untuk mencegah ketergantungan. Penggunaan teknologi AI bisa dipertimbangkan pada saat dosen kesulitan untuk mengerjakan tugas akademik secara manual. Selebihnya, bisa dikerjakan manual atau secara konvensional.
Belum ada aturan yang jelas mengenai batasan penggunaan teknologi AI. Namun, sebagaimana teknologi pada umumnya yang memiliki dua sisi sekaligus. Yakni sisi positif dan negatif. Maka teknologi AI perlu digunakan dengan bijak dan dalam kadar yang masih wajar.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik AI untuk dosen pada artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…
Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…
Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…
Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…
Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…
Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…