Inspirasi

Agi Syarif Hidayat, Pegawai Bank yang Temukan Passionnya dalam Dunia Dosen

“Yang membedakan satu orang dengan orang lain adalah pada besar atau kecilnya tekad mereka dalam mencapai tujuan” – Agi Syarif Hidayat

Mengawali karir profesional sebagai pegawai bank, Agi Syarif Hidayat, S.E., M.M. akhirnya mantap menceburkan diri dalam dunia dosen hingga saat ini. Dosen Prodi Manajemen di Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati), Cirebon tersebut sadar bahwa menjadi pegawai bank bukanlah passion-nya.

Sebelum menjadi dosen, Agi, sapaan karibnya, adalah seorang bankir di Bank Mega Syariah. Ia memulai pekerjaannya tersebut pada 2009 sebelum akhirnya pindah ke Bank BRI Cirebon setahun kemudian.

“Pada saat saya kuliah saya memang terobsesi menjadi pegawai bank karena dalam pandangan saya menjadi pegawai bank merupakan pekerjaan yang prestisius,” cerita sarjana ekonomi dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tersebut.

Pada 2010, Agi memutuskan untuk mengambil studi master di UPI dalam bidang Manajemen. Saat itu, ia mengaku gamang dengan obsesinya terhadap dunia bank. Ia merasa passion dan kemampuannya bukanlah dalam bidang perbankan, namun pendidikan. Ia lebih senang mengajar daripada berkutat di bank.

Menyadari Passion Dalam Bidang Pendidikan

Sejak saat itu, Agi ingin sekali berkecimpung dalam dunia pendidikan, terutama menjadi pengajar. Meski dibayangi oleh anggapan bahwa profesi bankir lebih sejahtera dibanding pengajar, ia tak bergeming. Ia ingin bekerja di bidang yang ia cintai.

“Saya teringat dengan salah satu kata motivasi yaitu ‘my work is my hobby’. Menjadi dosen adalah pekerjaan yang merupakan passion saya. Hobi saya meneliti dan menulis, sehingga saya sangat happy dan berkembang dalam profesi ini (dosen-red),” ujarnya kepada tim duniadosen.com melalui surat elektronik, Jumat (26/4/2019).

Setelah melewati berbagai tahapan seleksi, Agi bisa menjadi dosen di Unswagati pada 2014. Sebelumnya, ia sempat mengajar di Bina Sarana Informatika (BSI) Bandung. Awal mula ia mengajar di kampus yang terletak di Jalan Pemuda Nomor 32, Kesambi, Cirebon tersebut adalah adanya rekomendasi dari dosennya di Magister Manajemen (MM) UPI, Prof. Ratih Hurriyati.

Setelah terjun dalam dunia dosen, Agi makin yakin bahwa passion-nya adalah pendidikan dan penelitian. Ia merasa senang ketika mengajar, berbagi pengetahuan, dan diskusi dengan mahasiswa.

Bahkan, laki-laki kelahiran 2 April 1987 tersebut mengaku mengalami peningkatan karir yang signifikan ketika menjadi dosen. “Profesi dosen merupakan profesi yang cocok baik dari aspek passion serta kemampuan saya,” akunya.

Kecintaannya terhadap dunia pendidikan dan bidang pengajaran diakui Agi sudah ada sejak dulu. Ia memang berasal dari keluarga pendidik. Ayahnya adalah seorang guru dan kakaknya adalah seorang dosen di Universitas Padjajaran, Bandung.

“Kakak saya menjadi inspirasi saya dalam profesi dosen. Saya sering melihat dan mengamati kakak saya ketika mengajar. Dengan menjadi dosen, kita dapat terus menerus meningkatkan kemampuan, wawasan, serta pengalaman yang dimiliki,” jelas Agi.

Dosen Muda dan Tantangannya dalam Bidang Penelitian

Agi merupakan salah satu dosen muda yang dimiliki oleh Unswagati. Usianya baru 32 tahun. Bahkan, ia adalah dosen paling muda di prodi Manajemen. Meski begitu, ia tak merasa rendah diri ketika menunaikan kewajibannya di kampus. Ia bahkan bangga karena bisa diandalkan dalam hal penggunaan teknologi.

Menurutnya, tantangan sebagai dosen bukan karena usianya yang masih muda. Ia menilai tantangan paling berat sebagai dosen adalah melakukan penelitian dan publikasi ilmiah dengan baik.

“Saat ini syarat publikasi ilmiah tidaklah mudah karena harus diproses dalam open journal system. Umumnya dosen hanya terbiasa dengan pola kerja mengajar sehingga pada saat dituntut untuk penelitian dan publikasi. Dosen cenderung menghindar bahkan ada yang hanya numpang nama,” sesalnya.

Selain itu, lanjut Agi, dana penelitian dan publikasi seringkali terbatas yang pada akhirnya membatasi kerja dosen. Ia menyebut penelitian yang baik membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga ketika dana terbatas menjadikan dosen makin malas mengerjakan penelitian.

Meski begitu, ia menyadari penelitian dan publikasi merupakan hal kunci yang perlu dilaksanakan dosen karena keduanya masuk dalam tridharma perguruan tinggi. Untuk mengakali dua tantangan dalam bidang penelitian dan publikasi, Agi rajin mengikuti pelatihan penulisan karya ilmiah. Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan untuk tetap menyemangati diri dalam bidang penelitian.

“Selain itu, untuk mengatasi hambatan biaya, dosen dapat memasukkan usulan penelitiannya dalam program hibah internal di kampus Unswagati maupun hibah dari Kemenristekdikti,” jelas penerima Hibah Penelitian Dosen Pemula Kemenristekdikti tahun 2017 tersebut.

Berprestasi, Masih Ingin Meningkatkan Kemampuan

Selain menjadi dosen, saat ini Agi juga disibukkan dengan tugas-tugasnya sebagai Chief Editor di Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen (JIBN), salah satu jurnal yang terindeks di DOAJ.

Tak hanya itu, pria asli Cirebon ini juga aktif di Pusat Inkubasi Bisnis dan Manajemen Fakultas Ekonomi (FE) Unswagati. Selain sebagai salah satu pendiri, ia juga merupakan trainer di lembaga tersebut. Di luar kampus, ia juga menjadi konsultan untuk survei indeks kepuasan masyarakat dan program corporate social responsibility (CSR) perusahaan yang ada di Cirebon.

Agi Syarif Hidayat, S.E., M.M. sebagai pembicara Latihan Dasar Kopma Unswagati 2017. (Foto: dok. Agi)

Sudah lima tahun menjadi dosen, ada beberapa prestasi yang ia torehkan yaitu mendapat predikat pembicara terbaik dalam Seminar Nasional MEA dan Call For Paper di UPI (2015), penerima Hibah Penelitian Dosen Pemula Ristekdikti (2017), dan menjadi dosen berprestasi Unswagati tahun 2018 lalu.

Menurutnya, pengalaman menjadi best presenter dalam seminar nasional tersebut adalah salah satu pengalaman paling berkesan ketika ia menjadi dosen. Pasalnya, seminar tersebut adalah kegiatan pertamanya mengikuti presentasi call for paper yang dilombakan. Apalagi, pada saat itu ia merupakan dosen baru di Unswagati.

“Makna penghargaan tersebut bagi saya dalah sebagai reward atas capaian yang saya lakukan selama menjadi dosen. Selain itu ini mejadi motivasi bagi saya untuk terus mengembangkan diri untuk mencapai capaian yang lebih tinggi pada level yang lebih tinggi pula,” terangnya.

Meski begitu, Agi ingin terus mengembangkan kemampuannya. Ada banyak hal yang ingin ia capai dalam karirnya di dunia dosen. Salah satu keinginan terbesar yang ingin ia capai adalah menulis buku Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan menjadi guru besar dalam bidang pengembangan SDM.

Lulusan Magister Manajemen UPI 2012 ini sadar bahwa ia memiliki jadwal yang padat. Maka dari itu, ia selalu berusaha untuk membagi waktu dengan baik antara urusan pekerjaan dengan keluarga. Keduanya, ujar Agi, sama-sama penting.

Agi selalu membuat skala prioritas dalam bekerja. Ia juga membuat jadwal terencana agar urusannya bisa berjalan dengan lancar. Baginya, disiplin dalam membagi waktu merupakan satu hal penting baginya.

“Percuma sukses sebagai dosen tapi keluarga tidak sukses. Dalam bekerja saya selalu membuat mind mapping pekerjaan, sehingga saya menjadi tahu apa yang harus saya kerjakan serta apa yang tidak harus saya kerjakan,” tegasnya.

Inspirasi dari Ibu

Agi menyadari pencapaiannya sampai sejauh ini dalam dunia dosen tak ia dapatkan begitu saja. Ia harus melalui perjuangan panjang. Meraih gelar master dan menjadi dosen, diakui Agi adalah salah satu prestasi tertinggi dalam hidupnya.

Tak Hanya sebagai Dosen, Agi Syarif Hidayat S.E., M.M., juga menjabat sebagai editor kepala di Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen. (Foto: dok. Agi)

Salah satu hal yang membuatnya tetap kuat adalah inspirasi dari Ibunya yang merupakan seorang single parent. Bagi Agi, Ibunya adalah inspirasi sepanjang masa. Ia menyebut Ibunya sebagai sosok yang kuat, disiplin, dan sangat supportive kepada anak-anaknya.

Ayah saya sudah meninggal pada saat saya baru masuk SMP. Semenjak itu Ibu membesarkan saya seorang diri. Meskipun begitu, beliau tidak pernah mengeluh, selalu terlihat tegar, dan mendukung apapun yang saya inginkan. Sehingga mampu membangun kepercayaan diri saya meskipun saya sudah tidak punya ayah,” kenang Agi.

Agi melanjutkan, ibunya selalu menjadi motivasi dalam hal apapun. Ketika lelah bekerja, ia selalu mengingat perjuangan dan petuah Ibunya untuk selalu bekerja keras, disiplin, dan jujur. Inilah yang akhirnya membentuk karakter Agi menjadi pribadi yang tahan banting.

Tertarik Manajemen Sejak SMA

Saat ini, Agi mengajar bidang Ilmu Manajemen di Unswagati. Ia mengaku sudah menaruh hati kepada bidang manajemen sejak belajar di SMA Negeri 2 Kuningan. Kecintaannya pada ilmu manajemen makin bertambah ketika ia masuk prodi Manajemen UPI Bandung tahun 2005.

Saat di UPI, Agi mendirikan Studi Community of Islamic Economics (Scemics) yang merupakan kelompok studi yang fokus mengkaji keilmuan dan praktik ekonomi syariah di kampusnya.

Selain itu, ia juga mengurusi divisi SDM di Koperasi Mahasiswa Bumi Siliwangi UPI mulai dari rekrutmen anggota baru, pengembangan anggota, sampai pelatihan dan pembinaan berkelanjutan. Agi mengaku pengalaman organisasi tersebut yang membuatnya makin tertarik dengan ilmu manajemen.

Kaitannya dengan penulisan buku, Agi pernah menulis buku berjudul Pengantar Manajemen bersama salah satu dosen senior di Unswagati, Dr. H. Bachrudin Sjaroni. Dalam waktu dekat, Agi akan meluncurkan sebuah buku baru terkait Manajemen SDM.

“Buku yang saya tulis ini ditujukan sebagai bahan ajar perkuliahan pada mata kuliah Manajemen SDM (MSDM). Dalam buku ini rencananya saya akan menjelaskan teori disertai dengan praktik pengelolaan sumber daya manusia dalam perusahaan atau organisasi,” kata Agi.

Ke depannya, Agi memiliki target untuk menjadi guru besar dalam bidang MSDM yang terkemuka di level internasional. Tak hanya itu tapi juga turut serta mengembangkan UMKM yang ada di Cirebon maupun di Indonesia pada umumnya.

Selain itu, dalam rangka meningkatkan kompetensi dalam dunia dosen, paling lambat tahun depan, Agi berencana mengambil kuliah doktoral. “Saya berharap bisa diterima di Program Doctor of Science Management ITB atau Program Doktor Manajemen UGM,” pungkasnya seraya berharap. (duniadosen.com/az)

Redaksi

Recent Posts

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

22 hours ago

Kontrak Perkuliahan di Kelas: Urgensi, Fungsi dan Isi

Pada saat memulai kegiatan perkuliahan, mahasiswa biasanya menerima dokumen bertajuk kontrak perkuliahan. Dokumen ini disusun…

23 hours ago

Pencangkokan Dosen untuk Memenuhi Indikator Kinerja

Secara garis besar, kegiatan akademik dosen yang bersifat wajib ada tiga dan mengacu pada tri…

23 hours ago

19 AI untuk Membuat Pertanyaan yang Bisa Diandalkan

Mempertimbangkan penggunaan AI untuk membuat pertanyaan tentu menarik untuk dilakukan. Sebab, pada saat membuat pertanyaan…

1 day ago

Isian Data Publikasi untuk Kenaikan Jabatan Fungsional

Memahami apa saja isian data publikasi untuk kenaikan jabatan fungsional di SISTER tentu penting karena…

1 day ago

Cara Dosen Menjadi Narasumber untuk Penuhi Indikator Kinerja

Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 500 Tahun 2024, salah satu indikator kinerja dosen adalah dosen menjadi…

1 day ago