Informasi

ADI Resmikan Research and Learning Center di Kinanti Building

Jakarta – Penghujung 2018 menjadi momentum yang membahagiakan bagi Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) sebagai organisasi profesi dosen yang berusia 20 tahun mengabdi untuk berkontribusi dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dosen dan pendidikan tinggi Indonesia dimasa depan. Sehubungan dengan dukungan ADI pada program-program Kementerian Ristekdikti dan Kemendikbud terutama program Inovasi Pembelajaran, maka ADI mengadakan kegiatan Seminar Nasional Digitalisasi Pembelajaran: Inovasi Perguruan Tinggi di Era 4.0 sekaligus meresmikan Research and Learning Center Asosiasi Dosen Indonesia bertempat di Kinanti Building Epicentrum Kuningan Jakarta, Sabtu (22/12) lalu.

Kegiatan ini difasilitasi oleh PT. Kinanti Utama Karya, yang memfasilitasi ADI dalam program Research and Learning Center. Hadir juga para pembicara, diantaranya Prof. Dr. Ismunandar Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Djoko Wintoro Ketua DPP ADI Bidang Inovasi dan Pembelajaran, Dr. Yudha Prapanca Dosen UMJ / konsultan pembelajaran, M. Ainur Ronny Dosen UBL / CEO Ngampooz, Indra Charismiadji Praktisi Pendidikan / Eduspec, M. Fuad Praktisi Pendidikan / BenQ, Agung Pramono Praktisi Pendidikan / Bataviasoft.

Ashanul Haq selaku Direktur mengharapkan agar kedepannya pengembangan inovasi pembelajaran dan riset menjadi pusat unggulan program ADI yang terus dikembangkan di gedung Kinanti. ”Kami sangat menyambut baik program-porgram ADI kedepanya terutama dibidang pengembangan riset dan pembelajaran, dimana kami sebagai praktisi bisinis menganggap perlunya ada sinergi antara Pemerintah, ADI, dan industri agar inovasi pembelajaran ini memiliki dampak yang besar atas kemajuan pendidikan Indonesia,” ucap Ashanul dikutip laman www.ristekdikti.go.id.

Prof. Dr. Ismunandar selaku Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ristekdikti, mengungkapkan menghasilkan iptek yang unggul, salah satunya diperlukan riset yang berorientasi pada paten industri (demanddriven). Karena itu beliau amat berbangga atas diresmikannya Research and Learning Center Asosiasi Dosen Indonesia ini.

Besar harapan saya, agar hasil-hasil penelitan dan pengembangan di Research and Learning Center dapat memberikan manfaat bagi pengembangan industri dan pendidikan tinggi indonesia di Indonesia. Namun demikian, terkait riset, perlu tetap diperhatikan kualitas riset dan kualitas publikasi yang dihasilkan harus benar-benar inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Dan para penelitinya wajib mendiseminasikan hasil risetnya melalui berbagai kegiatan ilmiah dan publikasi, baik di dalam maupun di luar negeri.

”Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab kita untuk mendiseminasikan hasil penelitian agar diketahui manfaatnya oleh masyarakat luas. Sekaligus turut menyumbang peningkatan daya saing bangsa,” ungkap Dirjen yang baru dilantik bulan ini.

Prof. Dr. Djoko Wintoro, selaku ketua DPP ADI Bidang Inovasi dan Pembelajaran, mengungkapkan peran ADI dalam merespon dan mempersiapkan program-program dibidang pendidikan dan pembelajaran di era 4.0 khususnya untuk Dosen Indonesia. Yaitu dengan meningkatkan kompetensi dosen khusunya dibidang pembelajaran, sehingga dengan adanya Research and Learning Center ini, dosen dapat mengembangkan potensinya melalui pelatihan-pelatihan dan workshop yang nanti menjadi program-program ADI disini.

”Inilah salah satu bentuk nyata kontribusi ADI dalam mempersiapkan dosen untuk pengembangkan inovasi Pendidikan Indonesia,” ucap Djoko yang juga wakil Rektor Universitas Prasetya Muliya ini.

Asosiasi Dosen Indonesia

Dwi Andayani, selaku ketua Pelaksana mengatakan, kegiatan ini hanya bagian kecil dari program besar ADI kedepan. Ia teringat buku karangan Muhammad Awaluddin yang berjudul Digital Entrepreneur SHIFT, dalam buku itu ada kata dari Hermawan Kertajaya Entreprenuership 3.0, sebuah konsep dimana pengusaha tidak lagi fokus pada ambisi pribadi atau kepentingan organisasi saja. Tetapi pengusaha berupaya untuk berkontribusi demi kemajuan masyarakat sekitar, dan inilah yang harus kita lakukan bersama khususnya ADI.

”ADI tidak pernah berbicara arogansi kepentingan organisasi, tapi bagaimana ADI bisa bersinergi dengan pemerintah, masyarakat perguruan tinggi, dan industri agar bisa berkontribusi untuk kemajuan bangsa ini,” Ucap Dwi sekaligus menutup acara diskusi.

Redaksi

Recent Posts

Cara Menyusun Artikel Jurnal dengan Prinsip Piramida Terbalik

Pada saat menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, dijamin karya ini diharapkan bebas dari kesalahan.…

4 days ago

Time Table dan Manfaatnya dalam Melancarkan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, maka biasanya akan menyusun proposal penelitian terlebih dahulu. Salah satu bagian…

4 days ago

Syarat dan Prosedur Pengajuan Pindah Homebase Dosen

Dosen yang sudah berstatus sebagai dosen tetap, maka memiliki homebase. Jika hendak pindah homebase dosen,…

4 days ago

Scope Jurnal & Cek Dulu Agar Naskah Sesuai Jurnal Tujuan

Pada saat memilih jurnal untuk keperluan publikasi ilmiah, Anda perlu memperhatikan scope jurnal tersebut untuk…

4 days ago

6 Cara Mengecek DOI Jurnal, Pahami untuk Isian Publikasi

Memahami cara melihat DOI jurnal pada riwayat publikasi ilmiah yang dilakukan tentu penting. Terutama bagi…

4 days ago

Cara Mengecek Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi, Pahami Sebelum Publikasi

Dosen di Indonesia diketahui memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah, termasuk publikasi di jurnal nasional…

5 days ago