Academic Branding kini menjadi sesuatu yang sangat penting, dan kemudian diterapkan oleh setiap perguruan tinggi dan dosen. Bagi kalangan dosen branding akademik adalah mengarah kepada branding diri. Namun, berbeda dengan branding yang dilakukan oleh seorang CEO atau pelaku usaha kecil-kecilan.
Dosen memiliki cara, kiat, dan bisa dikatakan sebagai aturan tersendiri dalam melakukan branding diri. Namun yang pasti, branding yang dilakukan kalangan dosen adalah hal penting karena memang ada banyak hal positif bisa didapatkan. Apalagi jika branding ini dilakukan dengan benar, salah satunya melalui SINTA.
SINTA diketahui menjadi suatu portal khusus besutan Ristekdikti untuk membantu para dosen terus mengupgrade diri. Berbagai kinerja yang telah dilakukan dosen bisa dengan mudah dilacak di SINTA. Tidak keliru rasanya jika dosen perlu memaksimalkan pemanfaatan portal resmi tersebut untuk academic branding.
Daftar Isi
ToggleSekilas Tentang Personal Branding
Sebelum membahas lebih jauh, maka ada baiknya mulai mengenal dulu istilah personal branding. Sebab seorang dosen pada dasarnya akan membranding nama pribadi yang kemudian efek positifnya dirasakan sampai mahasiswa dan institusi. Personal branding bagi kalangan pebisnis tentu bukan hal asing.
Personal branding menjadi agenda wajib dan rutin bagi setiap perusahaan, tak hanya di Indonesia namun juga di dunia. Branding diperlukan untuk bisa memiliki ciri khas terhadap produk maupun jasa yang disediakan agar tidak sama dengan milik kompetitor. Hal ini akan membantu masyarakat selaku konsumen untuk mengingat produk dan jasa tersebut.
Branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan atau seseorang dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand. Hal ini dilakukan karena brand atau mereka memiliki kekuatan yang besar untuk menarik minat konsumen melakukan pembelian, percaya akan kualitas terbaik yang diberikan, dan harga yang sepadan.
Awalnya, personal branding hanya bisa diterapkan pada suatu produk atau jasa. Kemudian berkembang, mulai diterapkan di kalangan selebritis maupun politisi untuk bisa dikenal luas dengan mudah oleh masyarakat. Branding kemudian bisa diterapkan oleh siapa saja, termasuk juga dalam lingkungan akademik. Baik itu perguruan tinggi maupun pada dosen di dalamnya.
Sebagai dosen, kegiatan academic branding memiliki andil cukup besar. Yakni bagi masa depan dosen itu sendiri, masa depan institusi tempatnya mengajar, dan juga masa depan mahasiswa yang belajar di institusi tersebut. Branding diperlukan untuk membantu membangun kredibilitas diri menjadi tenaga pendidik profesional.
Branding personal seorang dosen juga terkait dengan tindakan atau kinerja yang dilakukan satu pihak kepada pihak lain berbentuk produk fisik, jasa atau pelayanan, pengalaman, events, orang, tempat, organisasi, informasi, dan ide-ide kreatif, atau biasa disebut dengan karakteristik Service Quality.
Karakteristik Service Quality ditentukan oleh lima faktor, pertama yakni Tangibility (tampilan fisik), Empathy (empati), Responsiveness (tanggapan), Reliability (keandalan), Assurance (jaminan). Setiap dosen yang berhasil memilikinya maka bisa dengan mudah melakukan branding di dunia akademik.
Melalui penjelasan tersebut tentu bisa dipahami, bahwa branding yang dilakukan kalangan dosen tidak hanya sekedar aktif di media sosial. Melainkan lebih kepada proses untuk mempublikasikan berbagai prestasi yang sudah berhasil ditorehkan. Yakni melalui jumlah publikasi artikel ilmiah, penelitian yang sudah dilakukan, buku yang sudah diterbitkan, dan lain-lain.
Baca Juga: Kiat Produktif Publikasi Jurnal untuk Menaikan Angka Kredit Dosen
Academic Branding di Kalangan Dosen dengan SINTA
Dosen yang juga dikenal sebagai ilmuwan di tanah air sudah tentu harus paham bagaimana academic branding perlu dilakukan. Academic branding ini kemudian disesuaikan dengan perkembangan zaman, salah satunya dengan mengandalkan teknologi informasi. Yakni internet yang kini sudah menjadi segala hal bagi masyarakat di Indonesia dan dunia.
Internet menjadi media terbaik untuk melakukan branding bagi kalangan dosen. Ada banyak media online bisa digunakan untuk memperkenalkan semua prestasi maupun diri sendiri kepada masyarakat luas. Mulai dari media sosial populer seperti Facebook dan Instagram, lalu website pribadi atau blog, sampai ke SINTA.
SINTA atau Science and Technology Index merupakan salah satu portal yang berisi tentang pengukuran kinerja Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang di antaranya meliputi: kinerja penelitian, publikasi ilmiah, author, kinerja jurnal, dan kinerja institusi IPTEK. Maka melalui SINTA bisa diketahui kinerja apa saja yang sudah dilakukan ilmuwan di Indonesia.
Kinerja ini tentunya sangat banyak dan dilakukan oleh setiap ilmuwan atau dosen di seluruh wilayah di Indonesia. Mencakup publikasi buku (buku ajar, monograf, buku hasil penelitian, dan lain sebagainya), Intellectual Property Right, networking (seperti kerjasama dalam kegiatan penelitian dengan perguruan tinggi lain di dalam maupun luar negeri), dan lain-lain.
Selain itu juga kinerja dalam bentuk publikasi artikel ilmiah, seperti jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi. Portal SINTA juga memiliki Skoring untuk menentukan seorang ilmuwan/dosen tanah air berdasarkan kinerja Tri Dharma yang lebih difokuskan pada kinerja riset dengan outputnya berupa jumlah publikasi dan outcomenya dalam bentuk jumlah sitasi yang sebelumnya telah terdokumentasikan pada Google Scholar dan Scopus.
Sebagai sumber informasi bagi portal SINTA, sehingga akan ada pemeringkatan seorang ilmuwan baik pada level unit kerja, level institusi maupun secara nasional. SINTA kemudian menjadi portal dengan banyak nilai penting bagi kalangan dosen. Khususnya dosen yang telah memiliki NIDN, supaya bisa ikut mengajukan proposal untuk mendapatkan dana hibah penelitian dari Kemenristekdikti.
Kepemilikan akun di SINTA akan membantu dosen untuk melaporkan seluruh kinerjanya. Semua prestasinya kemudian akan bisa dilacak atau ditemukan di portal resmi tersebut. Sekaligus memberi jalan bagi para dosen untuk mendapatkan berbagai kesempatan akademik, misalnya program dana hibah penelitian yang disinggung tadi.
Baca Juga: Pemutakhiran Data Profil Author dan Jurnal Ilmiah di Aplikasi SINTA
Cara Branding di Kalangan Dosen
Selain memiliki akun di SINTA dan produktif dalam berkarya, agar kinerja diri bisa dikenal luas oleh dunia akademik di Indonesia. Dosen juga perlu melakukan academic branding dengan cara-cara lain yang juga efektif sekaligus mendukung efek branding di SINTA. Misalnya adalah:
1. Membangun Karakter Dosen Teladan
Cara branding secara personal yang pertama adalah membangun karakter dosen teladan. Sebab dosen itu guru yang artinya Digugu lan Ditiru (Digugu dan Ditiru) yang kemudian menuntut setiap dosen untuk hati-hati dalam bertindak, berkata, dan melakukan apapun.
Sebab sekali melakukan kesalahan maka akan diberi stempel sebagai dosen yang kurang cakap, atau kurang baik. Hal ini tentu akan berdampak buruk terhadap branding yang tengah dilakukan. Bagaimana jika efeknya sampai ke institusi tempat mengajar? Misalnya diberi label masyarakat sebagai kampus dengan dosen yang tidak kompeten?
Oleh sebab itu, hal pertama dalam academic branding bagi dosen adalah membangun karakter teladan. Bukan dalam arti harus menjadi orang yang munafik, melainkan lebih kepada menjalankan peran dosen dengan baik dan benar. Sebab bagaimana mungkin seseorang menjadi pengajar jika karakternya dikenal buruk?
Menyadari hal ini, maka para dosen sudah harus mulai membangun karakter positif. Misalnya selalu berusaha menjadi pribadi yang ramah dan supel, dimana tidak enggan untuk menyapa duluan saat berpapasan atau bertemu dengan orang yang dikenal. Baik itu tetangga rumah, mahasiswa di kampus, rekan sesama dosen, dan lain sebagainya.
Karakter positif ini kemudian akan menjadi identitas, yang kemudian memberi dukungan secara besar saat melakukan branding. Misalnya saja dengan semua karakter baik yang sudah dibangun dijamin akan lebih mudah dekat dengan mahasiswa. Langkah apapun yang diambil dijamin akan mudah mendapat dukungan.
Misalnya saja mencoba aktif di media sosial, maka dijamin para mahasiswa dengan senang hati akan mengikuti akun tersebut. Bisa terus berinteraksi di media sosial dan kemudian memunculkan semangat untuk terus berkarya di media sosial tersebut dengan memposting konten berkualitas dan menarik.
Baca Juga: Elegi Dunia Publikasi Para Akademisi
2. Membangun Keberadaan Diri
Cara atau tips kedua dalam academic branding di kalangan dosen adalah membangun keberadaan diri. Keberadaan diri ini bisa dibangun dengan dua pilihan, yakni secara online maupun offline. Bisa juga menjalankan keduanya secara bersamaan jika memungkinkan.
Keberadaan diri perlu dibangun dengan terlibat dalam berbagai acara, event, atau kegiatan bermanfaat. Baik itu di lingkungan kampus maupun di lingkungan sekitar tempat tinggal. Hal ini adalah tindakan membangun keberadaan diri secara offline atau secara langsung.
Secara perlahan akan membantu membuat orang-orang di sekitar mengenal Anda selaku dosen di universitas A dan karakter yang begini dan begitu. Semakin banyak yang kenal maka semakin baik, karena artinya keberadaan diri sudah mulai disadari dan kemudian diakui banyak orang.
Lakukan berbagai kegiatan bermanfaat, agar diri sendiri tidak hanya tampil di publik saja. Melainkan juga menorehkan prestasi yang memberi manfaat bagi banyak orang. Jadi, pastikan tetap selektif dalam memilih kegiatan, sekiranya baik untuk branding diri maka bisa diikuti dan demikian juga jika sebaliknya.
Selanjutnya adalah membangun keberadaan diri secara online, di mana akan selalu berhubungan dengan media online masa kini. Mulailah dengan media sosial karena memang mudah digunakan dan sangat populer. Mulai dikenal luas sebagai dosen yang aktif di media sosial adalah hal baik, tentunya dengan memposting konten yang baik juga.
Selanjutnya, bisa mempertimbangkan blog pribadi atau berlangganan website berbayar. Bisa diisi dengan berbagai kegiatan selama menjadi dosen, entah itu mengajar, menjadi pembicara seminar, menjadi ketua tim kelompok penelitian, dan lain sebagainya.
Sehingga website tersebut bisa menjadi jembatan bagi dosen untuk memperkenalkan berbagai aktivitas yang dijalani profesi dosen pada umumnya. Secara perlahan nama Anda akan dikenal luas, dikenal sebagai dosen masa kini yang juga melek teknologi. Namun, jika terlalu sibuk bisa memilih apakah membangun keberadaan diri secara offline saja atau online saja.
3. Terus Belajar
Seorang dosen pada dasarnya tidak hanya berhadapan dengan tugas mengajar saja, dalam Tri Dharma ada penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Semua tugas ini kemudian saling berhubungan satu sama lain dan kemudian menuntut untuk dosen untuk terus mengikuti perkembangan zaman.
Dosen tidak akan bisa mengajar tanpa belajar hal baru atau ilmu baru. Mengandalkan ilmu dari buku yang terbit 10 tahun silam tentu bisa jadi isinya sudah tidak relevan. Maka dosen pun harus disiplin memperkaya ilmu diri sendiri agar selalu bisa menyajikan materi pembelajaran terkini dan relevan.
Hal serupa juga berlaku untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Di mana dosen perlu belajar hal baru, teknologi baru, dan lain sebagainya untuk bisa menemukan suatu masalah penelitian dan mencari solusi terbaiknya. Sehingga permasalahan di masyarakat bisa terselesaikan dengan baik.
Program pengabdian kepada masyarakat pun serupa, dibutuhkan ide kreatif dari seorang dosen dan timnya untuk bisa menciptakan program bermanfaat. Memberi sosialisasi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Solusi yang dihadirkan kemudian diharapkan bisa dengan mudah diterapkan.
Supaya semua tugas tersebut berjalan dengan baik maka dosen harus mau terus belajar. Belajar hal baru, menemukan masalah baru, dan mendapatkan solusi baru atas suatu permasalahan. Tanpa belajar maka semuanya akan sulit dicapai, jadi sebagai seorang dosen memang idealnya tidak pernah malas belajar.
4. Produktif Berkarya
Academic branding berikutnya bagi dosen adalah dengan terus produktif berkarya. Sebab dengan berkarya maka dosen akan aktif menorehkan prestasi, baik itu yang bisa dilaporkan ke dalam SINTA maupun tidak. Namun, utamakan karya yang memang diakui oleh berbagai pihak.
Saat bisa menerbitkan tulisan, maka bisa mengejar publikasi jurnal internasional bereputasi. Meskipun tetap perlu juga menerbitkan buku minimal satu judul dalam setahun. Sehingga bisa memenuhi tugas dan tanggung jawab utama maupun tambahan dari profesi dosen.
Semakin produktif maka semakin banyak prestasi bisa ditorehkan, semakin banyak karya bisa terindeks di dalam portal SINTA. Sehingga bisa ikut mengharumkan nama diri, institusi, dan juga IPTEK di Indonesia. Jadi, jangan sampai mudah menyerah dan malas karena dosen memang harus aktif berkarya sampai memasuki usia pensiun.
Meskipun super sibuk, harus diakui dosen memiliki kesempatan emas untuk menikmati masa tua yang bahagia. Sebab sudah sangat produktif di usia muda yang tentu membuatnya sudah bisa berkarya secara maksimal. Ikut mencerdaskan generasi muda dan mengembangkan IPTEK lewat kegiatan penelitian yang sudah dilakukan sepanjang karir menjadi dosen.
Baca Juga: Memahami Pentingnya Mempublikasikan Hasil Penelitian Dosen
Manfaat Branding Akademik bagi Dosen
Melakukan academic branding di kalangan dosen sudah tentu bukan menjadi tindakan tanpa manfaat. Sukses melakukan branding pada dasarnya memberikan manfaat yang berlimpah. Seperti:
1. Dikenal sebagai Dosen Berprestasi
Manfaat branding yang pertama di kalangan dosen adalah bisa dikenal luas sebagai dosen berprestasi. Dosen di Indonesia ada ratusan ribu, beberapa di antaranya hanya dikenal sebagai dosen dan beberapa lagi dikenal menorehkan banyak prestasi.
Jika bisa memilih maka pastikan saat berkarir sebagai dosen sudah menjadi dosen berprestasi, karena hidup hanya sekali dan jangan sampai menjadi dosen biasa-biasa saja.
2. Membantu Mengembangkan Institusi
Dosen yang kaya prestasi, di mana di portal SINTA aktif melakukan publikasi berbagai jenis karya. Maka dijamin memiliki karir yang cemerlang karena bisa lebih mudah mengajukan kenaikan jabatan akademik.
Sehingga bisa ikut berkontribusi dalam memajukan pendidikan di institusi tempatnya mengajar. Sebab bisa membantu meningkatkan nilai akreditasi dengan menjadi SDM berkualitas di institusi tersebut.
3. Mencetak Generasi Muda yang Cerdas
Dosen yang kaya akan prestasi biasanya mampu memberikan tidak hanya ilmu bermanfaat kepada mahasiswa. Melainkan juga pengalaman yang sangat bermanfaat bagi para mahasiswa tersebut. Sehingga bisa ikut berkontribusi dalam memajukan generasi penerus bangsa menjadi generasi cerdas dan kaya prestasi.
Jadi, tidak akan rugi sudah memaksimalkan diri dalam melakukan academic branding. Manfaat yang diberikan tidak hanya bisa dinikmati diri sendiri, melainkan juga oleh semua pihak. Baik itu mahasiswa maupun institusi perguruan tinggi tempat dosen tersebut mengabdi menjadi tenaga pendidik.
Penulis: duniadosen.com/Pujiati