Pendidikan Tinggi dan Peran di Bidang Selama Pandemi – Perubahan yang terjadi sejak pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia adalah salah satu bentuk adaptasi. Sehingga mampu menghadapi pandemi dengan baik, yakni tetap aman dari infeksi virus namun sekaligus tetap produktif.
Berbagai inovasi dilakukan dan ditemukan sejak pandemi pertama kali merebak di tanah air. Adanya berbagai inovasi ini memang merupakan peran serta dari banyak pihak, salah satunya adalah dari pendidikan tinggi.
Baca juga : 6 Rekomendasi Prodi Untuk Lebih Mengenal Indonesia
Peran Pendidikan Tinggi di Tengah Pandemi
Pendidikan tinggi perlu diakui turut ambil bagian dalam menyediakan inovasi yang dibutuhkan dalam menghadapi pandemi. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud, yaitu Prof. Nizam.
Terdapat lebih dari 1.000 inovasi yang dihadirkan atau diberikan kalangan mahasiswa sejak pandemi menerpa Indonesia. Inovasi karya mahasiswa ini dituangkan dalam bentuk penggunaan teknologi canggih. Diantaranya adalah:
- Augmented Reality (AR).
- Artificial Intelligence (AI).
- Praktikum Secara Virtual atau online.
Berbagai inovasi yang mempergunakan teknologi terkini tersebut oleh Nizam disampaikan pula bukan hanya diproduksi sebagai prototype saja. Akan tetapi ada rencana untuk memproduksinya secara massal agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas di Indonesia.
Peran Pendidikan Tinggi Berbagai Bidang Selama Pandemi
Peran dari para pendidikan tinggi juga dirasakan dan diberikan di berbagai bidang selama pandemi berlangsung. Peran dan berbagai bantuan ini masih tetap dilakukan sampai detik ini. Diantaranya adalah:
1. Bidang Ekonomi
Bidang pertama yang mendapatkan bantuan dari Kemendikbud ini adalah bidang ekonomi. Oleh Kemendikbud dialokasikan dana bantuan sebesar Rp 1 triliun untuk membantu para mahasiswa tetap melanjutkan kuliah.
Bantuan ini diberikan kepada 400 ribu mahasiswa yang orangtuanya mengalami dampak pandemi di sektor perekonomian. Sehingga untuk para orangtua yang mengalami PHK sebagai dampak dari pandemi, bisa tetap mendorong anaknya masuk kuliah.
Sebab disediakan bantuan Rp 2.4 juta per mahasiswa dengan orangtua yang terdampak oleh pandemi tadi. Selain itu disampaikan pula bahwa Kemendikbud melakukan kerjasama dengan Kementerian Keuangan.
Yakni untuk menyediakan program internet gratis bagi 8 juta mahasiswa dan juga dosen. Sekaligus diperuntukan bagi 60 juga siswa dan guru di berbagai SD, SMP, dan SMA maupun SMK.
2. Bidang Kesehatan
Sedangkan di bidang kesehatan, Kemendikbud juga menyediakan anggaran bantuan yang diperuntukan bagi Rumah Sakit Pendidikan dan Fakultas Kedokteran. Semua Rumah Sakit Pendidikan sudah dimobilisasi untuk menjadi pusat tes Covid-19.
Sehingga dalam waktu yang terbilang singkat pihak rumah sakit bisa melakukan tes Covid-19 sampai 8.000 orang. Selain itu pihak Kemendikbud juga mobilisasi setidaknya 15.000 mahasiswa untuk menjadi Relawan Covid-19 2020.
Tim relawan yang terdiri dari mahasiswa ini akan membantu dalam hal mitigasi, terutama untuk kebutuhan KIE atau Komunikasi, Informasi, dan juga Edukasi.
3. Proses Pembelajaran
Nizam juga menyampaikan pihak Kemendikbud juga memfasilitasi kegiatan belajar mengajar online di ribuan kampus di Indonesia. Disebutkan ada 4.700 kampus di tanah air yang disediakan Learning Management System (LMS).
Selain itu oleh Sistem Pembelajaran Daring (Spada) sudah disediakan modul sekitar 3.000 modul. Dimana ribuan modul ini bisa diakses secara online untuk memfasilitasi berbagai kampus yang belum menyiapkan modul pembelajaran daring.
Penyediaan modul-modul ini akan memastikan proses belajar dan mengajar di lingkungan kampus dapat terus berjalan. Sehingga di tengah pandemi kebutuhan untuk mencerdaskan bangsa dengan kalangan mahasiswa yang aktif belajar bisa terus dilakukan.
Ketersediaan modul ini juga memastikan setiap dosen bisa menyampaikan materi dengan baik. Banyaknya modul yang tersedia akan melancarkan kegiatan pembelajaran secara daring.
Penulis : duniadosen.com/Pujiati
Editor : Wahyudha Wibisono
Sumber : https://edukasi.kompas.com