Menjadi guru besar tentunya menjadi pencapaian puncak karir bagi dosen. Jabatan ini didapatkan melalui proses yang tidak mudah. Di Indonesia, dosen dengan jabatan guru besar cukup banyak dan mencakup beragam bidang kajian. Diantaranya Psikologi, Kedokteran, Teknik Komputer, Hukum, dan sebagainya. Kali ini, ada dosen yang menjadi guru besar di bidang ilmu yang jarang diketahui orang.
Nah, di tahun 2019 silam, dosen ini mendapatkan jabatan guru besar di bidang ilmu yang jarang diketahui orang. Siapa dosen ini? Bidang apa yang ditekuninya?
Menjadi Guru Besar Bidang Kajian Aljabar Max Plus
Prof. Dr. Subiono, M.Sc., adalah dosen yang menyandang jabatan guru besar tersebut. Ialah dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Ia menjadi guru besar pertama di Indonesia yang menekuni bidang kajian Aljabar Max Plus. Bidang ini masih langka di Indonesia dan tak banyak yang mengetahui apalagi mengkajinya. Aljabar Max Plus merupakan turunan dari bidang ilmu Aljabar.
Pencapaian Subiono ini bisa disebut inspiratif karena ia menjadi pelopor guru besar di bidang Aljabar Max Plus. Ia memaparkan hasil penelitian tersebut pada 11 Desember 2019 lalu. Meski hampir setengah tahun berlalu, pengukuhan Subiono masih bisa dijadikan inspirasi oleh kalangan akademisi terutama dosen nih.
Dalam orasinya, Subiono menjelaskan tentang pemodelan Aljabar Max Plus. Ia banyak dikeluhkan masyarakat. Menurut analisisnya, penjadwalan yang baik akan mendukung terciptanya integritas jarngan sistem transportasi. Aplikasi Aljabar Max Plus bisa membantu mewujudkan gagasan tersebut.
Penerapakan Aplikasi Aljabar Max Plus
Tahukah Anda? Aljabar Max Plus adalah ilmu yang berhubungan dengan Sistem Dinamik Event Diskrit (SKED). Sistem ini dipakai dalam dunia industri untuk menganalisa dan mengontrol sistem kompleks seperti kontrol trafik dan sistem logistik.
Subiono meneliti tentang aplikasi ini sejak ia menjalani masa studi doktoral. Saat itu ia membuat model Aljabar Max Plus yang digunakan untuk kereta api di Belanda. “Hasilnya adalah mengenai jadwal yang regular dan stabil terhadap keterlambatan kereta yang ditentukan oleh lintasan kritis,” ujar Subiono yang menempuh pendidikan sarjana jurusan Matematika ITS.
Ia menambahkan penggunaan aplikasi Aljabar Max Plus ini dapat mengoptimalkan pemanfaatan jalur kereta api. Kebijakan terbaru, pemerintah telah membangun jalur kereta api double track. Menurut subiono, aplikasi ini memungkinkan pembangunan jalur kereta api single track dengan cara menambahkan persimpangan di tengah tengah jalur yang disebut dengan jalur kereta api semi double track (SDT).
Subiono mencontohkan penerapakan SDT pada jalur kereta api Waru Sidoarjo. Dengan menganalisis sifat keperiodikan sistem berdasarkan hasil simulasi model Aljabar Max Plus, diperlukan waktu 32 menit bagi kereta api untuk berjalan pada siklus berikutnya dari keberangkatan sebelumnya yang berjalan searah dari masing-masing stasiun.
Dari perhitungan tersebut, juga dapat diketahui bahwa 17 kereta api berjalan dari Waru menuju Sidoarjo dan 17 kereta api berjalan pada arah sebaliknya. Sehingga, pertemuan kereta api yang berjalan berlawanan arah selalu berada di stasiun.
Ia mengungkapkan sistem penjadwalan yang mampu mengatur lalu lintas moda transportasi ini dapat memberikan keuntungan dalam hal efisiensi waktu mobilitas penggunanya. Di sisi lain, penyedia moda transportasi juga diuntungkan dengan minimalisasi biaya operasional yang dibutuhkan.
Untuk Pengaturan Lalu Lintas Bandara
Subiono menjelaskan jika aplikasi Aljabar Max Plus ini dapat dimanfaatkan untuk pengaturan lalu lintas bandara. Jadi aplikasi ini bukan hanya untuk tranpsortasi jenis kereta api. Berdasarkan simulasi yag dilakukannya, aplikasi Ajlabar Max Plus ini menunjukkan waktu yang dibutuhkan pesawat untuk bergerak di landasan pacu.
“Dari waktu tersebut dapat diketahui berapa kapasitas landasan pacu bandara sebagai batas maksimum pergerakan pesawat dalam tiap jamnya. Ini dapat menjadi penyelesaian dalam situasi di mana pesawat yang kehabisan bahan bakar dapat mendarat lebih dahulu dalam kondisi landasan pacu yang ramai,” terangnya, dikutip its.ac.id.
Tak hanya itu, simulasi permodelan aplikasi ini bisa digunakan untuk penentuan waktu tempuh aliran distribusi bahan bakar minyak. Aplikasi ini akan memudahkan pengiriman logistik bahan bakar minyak. Sehingga waktu pengiriman bisa dilakukan secara efisien. Ia menyebutkan, aplikasi ini telah diterapkan oleh PT. Pertamina daerah Jawa Timur dan Bali.[]