fbpx

Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Tips Hadapi Pertanyaan Dosen Killer Saat Ujian Skripsi

ujian skripsi
(sumber foto: youthmanual)

Sering kali ujian skripsi menjadi momok bagi para mahasiswa. Tak sedikit mahasiswa merasakan gugup meski ujian skripsi belum dimulai. Bahkan mungkin bagai ‘mati kutu’ ketika ujian itu tengah dihadapi, karena dibanjiri ragam pertanyaan oleh dosen yang terkenal killer.

Meski persiapan sudah matang menghadapi final dari pertanggung jawaban skripsi atau tesis akan tetap menghantui para mahasiswa. Pengalaman pertama dalam mempertahankan opini dan fakta skripsi memang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa demi mendapatkan gelar yang mereka dambakan.

Bahkan bisa saja dengan kegalauan dan ketakutan itu para mahasiswa dapat memperburuk hasil dan kualitas skripsi kamu yang sebenarnya.

Namun, bagi kalian yang akan menempuh ujian skripsi jangan khawatir dan panik dulu. Berikut duniadosen.com mengutip twit dari akun I Made Andi Arsana @madeandi di twitter yang di re-tweet sebanyak enam ribu kali dan 20 ribu likes ini memberikan teknik dan metode yang baik dalam menghadapi pertanyaan dosen killer saat ujian skripsi.

Made Andi yang juga merupakan staff di Universitas Gadjah Mada (UGM) ini memberikan 10 cara untuk menghadapi pertanyaan dosen yang baik dan benar. Semoga dengan teknik dan metode ini dapat menggambarkan bagaimana menghadapi dosen saat ujian skripsi nanti dengan baik dan percaya diri.

Tips menjawab pertanyaan saat siding atau ujian skripsi bertujuan untuk membantu mahasiswa mengatasi persoalan ketika sidang skripsi, terutama katika menjawab pertanyaan dari penguji skripsi.

  1. Mahasiswa sebaiknya mengucapkan terima kasih kepada penanya.

Meski demikian tidak harus disertai dengan pernyataan basa-basi seperti “pertanyaan Bapak/Ibu bagus sekali”. Ingat, kamu adalah mahasiswa yang sedang sidang skripsi, bukan motivator.

  1. Jawaban bisa dimulai dengan mengulang pertanyaan secara singkat.

Misal “terkait dengan metode yang dipakai dalam skripsi ini, ada dua yang utama bla bla”. Hal ini berguna untuk membuat jawaban nyambung dengan pertanyaan sekaligus kesempatan untuk memastikan jawaban yang tepat.

  1. Hindari memulai jawaban dengan kesan membantah atau menentang, meskipun pertanyaannya dosen kadang memang cenderung atau sekedar menyalahkan.

Contoh awal jawaban yang kurang pas: “tapi kan”, atau “bukan begitu Bu”, atau “sebenarnya tidak demikian”. Ingat, jujur dan kritis dalam menyampaikan kebenaran itu baik tetapi umumnya tidak ada orang yang suka dibantah terang-terangan.

  1. Menjawab dengan kesan positif meskipun saat membantah.

Contoh: “Pada awalnya saya pun menduga demikian setelah menyimak penelitian sebelumnya tapi setelah berkali-kali melakukan percobaan, ternyata ada perbedaan hasil. Setelah melakukan analisis, ternyata perbedaan ini terjadi karena bla bla bla”.

  1. Mengatakan “tidak tahu” dengan ‘cerdas’.

Misal “maaf penelitian ini tidak membahas aspek X sehingga saya tidak bisa menjelaskannya” atau “saya baru sadari bahwa aspek X punya pengaruh penting. Sayang sekali, fokus penelitian ini adalah aspek A dan B saja Pak/Bu.”

  1. Ngeles dengan kreatif.

Misal “mohon maaf saya tidak memahami soal X tapi saya menemukan bahwa ada faktor lain yang juga sangat berpengaruh yaitu soal Y yang bla bla”. Padahal aslinya kamu tidak bisa jawab hehe.

  1. Akan ada pertanyaan komprehensif yang bersifat mendasar tapi tidak terkait langsung dengan skripsi.

Untuk hal ini kamu perlu menyiapkan beberapa hal penting dan mendasar tentang disiplinmu. Sebaiknya tanya kakak tingkat yang pernah diuji dosen yang sama.

  1. Saat kamu tahu jawaban akan sebuah pertanyaan, fokus dan utamakan menyampakan jawaban yang jelas, tegas, terarah, lalu tambahi kembang-kembang pemanis jika perlu, jangan dibalik.
  2. Ada kalanya dosen belum membaca skripsimu sebelum ujian karena kesibukan beliau.

Usahakan menjawab dengan sebelumnya menyampaikan penjelasan mendasar tapi singkat dan mudah dipahami. Kamu bisa berlatihan sama ibu bapakmu agar terbiasa. Ingat, pastikan ibu bapakmu bukan dosenmu.

  1. Sering kali pengujimu itu tidak ahli di bidang skripsimu karena masalah penjadwalan yang rumit dan kesibukan dosen yang tinggi.

Jika dosen itu sadar, biasanya beliau fokus di metode dan penulisan tapi ada juga yang mencoba membahas substansi/konten. Ini yang bikin runyam biasanya. Artinya, kamu perlu keterampilan untuk menjelaskan skripsimu kepada orang awam. Makanya, saat latihan, kamu bisa mengundang gebetanmu dari fakultas sebelah. Kalau dia aja ngerti maka dosenmu pasti ngerti. Ini namanya latihan sekaligus modus yang berfaedah, hehe.

Demikian tips menghadapi pertanyaan dosen saat ujian skripsi. Semoga bermanfaat dan ujian skripsi atau bahkan tesis kamu lancar dan sukses.

Redaksi