Yogyakarta – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pengelolaan Website LLDikti Wilayah V bagi Admin Website Perguruan Tinggi (22/5/2019). Acara yang diselenggarakan di ruang sidang utama kantor LLDikti Wilayah V menghadirkan Dyan Galih Nugroho Wicaksi, seorang penggiat Teknologi Informasi yang fokus pada web dan mobile, serta keamanan cyber dan mobile.
Acara diawali dengan laporan dari Aswan Komantara, SH., selaku Ketua Panita dan dilanjutkan sambutan serta paparan Kepala LLDikti Wilayah V, Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Akt yang menyampaikan fokus dari kegiatan ini bertujuan untuk Perguruan Tinggi dapat menampilkan informasi sejelas mungkin pada laman yang dimiliki, supaya masyarakat dapat mengakses secara langsung informasi-informasi yang dibutuhkan.
“Selama ini banyak pihak luar misalnya Ombudsman, mahasiswa hingga masyarakat umum yang masih mencari-cari informasi terkait Perguruan Tinggi diantaranya akreditasi, program studi, dan lain-lain melalui LLDikti Wilayah V,” tuturnya.
Dyan Galih Nugroho Wicaksi menyampaikan, pemanfaatan Teknologi Informasi untuk menghidupkan Kampus. Beberapa point yang disampaikan narasumber terkait pengelolaan sebuah website bukan pada masalah tampilan website yang bagus atau tidak, namun bagaimana sebuah website mendeskripsikan identitas perguruan tinggi (ciri khas perguruan tinggi) tersebut dengan menampilkan informasi sejelas-jelasnya. Website yang bagus adalah yang kontennya selalu update, bukan pada tampilannya. Sebagus apapun website namun tidak update kontennya, maka tidak akan dikunjungi (useless).
Lebih lanjut Dyan Galih menyampaikan media penyebaran informasi saat ini tidak hanya melalui website. Sehingga perguruan tinggi diharapkan juga memiliki sosial media yaitu, Linkedin, Instagram, Facebook, dan Twitter sebagai media penyebaran informasi.
Keuntungan memiliki media sosial bagi perguruan tinggi adalah dapat melihat feedback dari orang yang mengakses media sosial tersebut. Dengan memanfaatkan tools and feature pada media sosial juga merupakan efisiensi waktu, karena satu informasi dapat langsung dishare ke beberapa media sosial sekaligus.
Pengelola website juga harus mengakses google analityc untuk melihat feature bounce rate. Semakin tinggi bounce rate maka website kita dapat dikatakan tidak menarik. Pengunjung hanya membuka halaman awal website tanpa membuka atau membaca konten lainnya, dan sebaliknya.
Website sebaiknya juga didesain mobile friendly karena tren saat ini orang lebih banyak mengakses informasi online via mobile phone. Membuat website tidak semata mata hanya untuk menampilkan informasi yang dimiliki, namun juga tetap harus memperhatikan siapa audience dari website. Berita dalam website sebaiknya dibuat kategori supaya audience dapat langsung menemukan konten yang ingin diakses.
Beberapa hal lain yang dapat di petik bagi admin web perguruan tinggi adalah konten website tidak harus selalu dibuat oleh pengelola website, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan adanya kontributor sehingga website selalu update. Contoh kontributor untuk website perguruan tinggi adalah mahasiswa, dosen, dan alumni. Serta memanfaatkan google trend untuk membandingkan tren suatu topik karena dapat dijadikan filter untuk pengelola website berita apa yang dapat ditampilkan di web. Pemanfaatan google trend yang tepat juga memiliki keuntungan website kita akan berada pada top rank search engine.
Acara diakhiri dengan pemberian akun bagi pengelola web perguruan tinggi sebagai kontributor dalam mengisi konten berita tentang perguruan tingginya untuk diunggah di laman web LLDikti Wilayah V.
Redaksi